Belakangan ini aku mulai rajin menyulam lagi, memanfaatkan benang-benang sisa yang banyaaaak berserakan di rumah. Benang itu terkumpul dari hasil dari beli per skein ataupun sisa project kristikku. Jadi istilah sisa itu bisa berupa benang yang emang tinggal dikiiit, tapi ada juga benang yang masih utuh satu skein belum terpakai. Tapi memang lumayan bikin mikir sih tu benang-benang, dulu dibelinya kan pake duwiiit… gimana juga nanti pertanggung jawabannya sama Gusti Allah… gak lebay kalo urusan yang itu sih, karena memang sesuatu yang berlebihan itu dilarang, apalagi kalau jatuhnya jadi sia-sia gak kepake gak berguna, kan kasiyaaaaan…. Udah sempet dibagi-bagi juga sih, kalau ada yang minta untuk belajar sulam. Tapi tetep aja ada se-kresek gede uwel-uwelan di rumah.
Makin semangat menyulam ketika aku akhirnyaaaah bisa merapikan benang-benangku dengan menggunakan bobbin, lalu mengumpulkannya dalam kotak plastik sesuai gradasi warna. Tampak cantiiiik… jelas beda dengan penampakan saat disimpan pating kruwel di tas kresek, hehehe….
yang menyenangkan dari gerakan kembali ke sulam ini *preeet* adalah aku jadi belajar dikit-dikit tentang cara membuat assesories, bros lebih tepatnya sih. Iya, karena sulaman kali ini aku aplikasikan ke bros. Seru juga lho, cepet selesai dan cepet bisa di upload di medsos, hahahaha… balik maning ya, semangat untuk pameeeeer, hahahaha… Tapi gak juga siiiih, alhamdulillah dengan membuat bros ini aku berharap bisa memberi manfaat juga buat orang lain, insya Allah aaamiiiin.
Sekalian numpang cerita caraku bikin bros yak, siapa tau manpangat juga buat orang lain, hehehe….
Pertama tentu saja aku membuat batas di media sulamnya terlebih dulu. Biar jelas harus membuat sulaman sebesar apa dan sampai batas mana. Selanjutnya membuat gambaran kasar kira-kira sulaman yang diinginkan tu seperti apa. Kalau bentuknya karangan bunga, paling tidak ada ancer-ancer dimana letak bunganya, dimana letak daunnya. Tapi sebenernya gak selalu seperti itu sih, kadang aku skip gambaran kasarnya, langsung aja membuat sulaman di media. Terutama untuk sulaman berukuran kecil. Gambaran kasar ini hanya untuk memudahkan saja.
Alhamdulillah satu karangan bunga terbentuk. Gonjreng juga ya warnanya… seger, hehehe… Aku memang lebih suka membuat sulaman timbul, karena relatif aman dibuat tanpa harus menggunakan hoop atau pembidangan. Kebiasaan buruk ya ? hehehe….
Selanjutnya memotong media yang sudah tersulam sesuai bentuk dome atau kubah akrilik yang akan dipasang di cangkang bros-nya. Rada tricky juga sih, kalau kelebihan atau terlalu luas hasilnya jelek, kalau terlalu ngepas juga bakalan susah dipasang. Jadi ya kudu Vetty Vera Sedang-sedang Saja-lah…. *dangdut jadul dah tuh*
Setelah sulaman terpasang rapi di dome akriliknya, baru deh ditempel ke cangkang bros dengan menggunakan lem yang kuat.
Sebagai bayangan, untuk pemasangan sulaman ke dome akriliknya aku sertakan foto yang kuambil dari Instgram berikut ini ya…. yang diatas lupa gak difoto pas prosesnya, hehehe… Kira-kira seperti itulah prosesnya, walaupun pada contoh di bawah tidak menggunakan dome akrilik, tapi lempengan kertas ( atau plastik ya ? ) dengan tambahan dacron.
dibawah ini ada satu contoh lagi bros yang kubuat.
Alhamdulillah, semoga ada manfaatnya, aamiiiin.
.