Tahu dan Paham

Pernah denger kata nyontek ? apa yang muncul di alam pikiran kita ? konotasi negatif bukan ? Perbuatan tidak pantas, tercela dan malu-maluin gitu deh. Dan kemarin, aku nemu sebuah berita dengan judul yang menggunakan kata nyontek. Dimuat di sebuah laman berita dunia maya yang menurut aku cukup punya nama lah, cukup kredibel gitu. Berita itu ada kaitannya dengan heboh dugaan rekening gendut penyelenggara negara. Aku bukan mau ngomongin tu kasus, sudah cukup banyak yang ngomong ngalor-ngidul soal itu, kita lihat saja nanti gimana kelanjutannya.

Tapi aku merasa lucu aja dengan penulisan judul laporan harta istri D nyontek suaminya. Masih ditambah pula kalimat ternyata laporan hartanya sama persis dengan yang disampaikan D ( suaminya ) di dalam uraian beritanya. Jadi kayaknya tu wartawan ngenyek plus heraaan gitu…. Bikin laporan harta kekayaan aja kok nyontek, gitu kali pikir si wartawan. Hadeeuuuh…. lha tapi kok njut aku yang jadi heran sama wartawannya, piye to kuwi… si mas wartawan paham nggak sih apa dan bagaimana laporan harta kekayaan penyelenggara negara itu ?

Lha yang namanya laporan harta kekayaan ya harus sama dong antara suami dan istri. Karena di dalam laporan harta kekayaan, selain melaporkan hartanya sendiri, seorang suami atau istri juga harus melaporkan harta pasangannya. Dengan pertimbangan jangan sampai nama pasangan digunakan untuk menyembunyikan harta seorang penyelenggara negara.

Laporan Suami = harta Suami + harta Istri,
Laporan Istri = harta Istri + harta Suami.
Lha yo podo wae to ? A + B = B + A, segitu sederhananya gitu lho… Terlepas dari isi laporan harta kekayaan itu benar dan jujur atau salah dan ngibul, secara logika sederhana kan ya memang harus sama to ya ? Elha kok malah dijadikan judul berita dengan tendensi menyalahkan gitu. Kalau gak sama, lha malah itu yang harus dicurigai, piye to mas, mas…

Jadi, ya gitu deeeh…. emang gak bisa disamain sih antara tahu dan paham itu. Walaupun mungkin posisinya sama, sama-sama punya informasi. Dan hari gini, saat banjir informasi menggulung kita lewat berbagai sumber, rasa-rasanya makin banyak aja orang yang tahu, walaupun mungkin belum tentu paham. Seorang temen sempat mengeluhkan tentang makin banyaknya sotoy-er di dunia ini gara-gara mudahnya memperoleh informasi lewat internet, qiqiqiqi…. Tapi kalo ngomong soal sotoy-er, gak usah jauh-jauhlah, aku sendiri kadang juga masih suka kejeblos sok tahu, hanya ga-gara gak mau dianggap ketinggalan berita, wkwkwkwk….. #siapdikutuk

Jadi inget kisah jeng dokter Arum yang pernah dibikin bete berat oleh salah seorang pasiennya. Ceritanya jeng dokter ini diceramahi habis-habisan oleh pasiennya yang mengaku mendapatkan informasi medis dari hasil nge-gugling di inet. Sangking bete-nya sampai jeng dokter ini ngedumel dalam hati “yang bertahun-tahun sekolah di kedokteran tu sopo to yooooooooooh...” hehehe…

Aku gak bilang kalo nyari informasi dan pengetahuan lewat internet itu salah lho ya, gak lah…. ilmu bisa diperoleh dimana saja dan kapan saja, gak kalah sama minuman bersoda. Tapi ya tetep kudu hati-hati dan cermat, internet adalah sumber terbuka, siapa saja bisa nulis apa saja disitu. Jadi jangan hanya mengandalkan ‘tahu’ saja, ‘paham’ akan menempatkan kita di posisi yang lebih baik…. yuk mareeee….










Foto Jadul-ku

Kemarin, dari grup ngobrol ngalor-ngidul temen2 SMA di bb, nongol satu foto jadulku. Asli pengen ngakak, gimana enggak, etdah tampangkuuuu…. ngganteng bener, qiqiqiqi. Bener-bener ga ada manis-manisnya, tampang sangar dengan kulit legam terbakar matahari dan hidung peseknya, qeqeqe…. Etapi so what dengan kulit hitam dan hidung pesek ? Lha itulah aku apa adanya kok…

Yaaaah, ada masa-masanya sih, dimana packaging seperti itu sempat membuat aku merasa merana tiada tara. Masa-masa pubertas gitu lho, sekitar masa-masa SMP lah… Sebagai anak gadis bau kencur yang mulai sok-sok naksir lawan jenis, jelas pengen dong terlihat cantik sesuai standar yang berlaku, putih imut-kiyut tampang manis enggak kecut. Maunya siiiih, maunyaaaa…… tapi apa daya akhirnya fakta yang berbicara,hehehehe….

Tahu gak gimana rasanya kalau cowok yg dtaksir setengah mati ternyata menjadikanmu bahan tertawaan diantara dia dan teman-temannya ? yang notabene teman-temanmu juga ? Rasanya sakit bener-bener sakit jendraaaaal, hehehehe…. Tapi lucu aja sih kalo diinget-inget ( Lha iya, sekarang sih berasa lucu, dulu berasanya langit runtuh menimpa kepala kaleeee, qiqiqiq…. *garuk-garuk jidat* ) Tapi ya gitu deh, namanya juga masa-masa mencari identitas, masa-masa cari pengakuan…

Lalu apakah sekarang ini aku sudah tidak hitam dan tidak pesek lagi ? lha ya masih lah, wong casing aslinya begitu dari sononya kok, nikmatin aja… Tapi yang jelas saat beranjak SMA aku mulai belajar untuk menghargai diri sendiri. Gebetan nggak melirik sebelah mata ? ha yo wis ben, cuek aja, don wori bi hepi… dunia gak berputar di urusan ada atau gak ada pacar. Walaupun kadang suka iri juga sih, kalo ada sepasang makhluk ganteng dan cantik runtang-runtung berdua…. *prikitieeewww*. Atau ada gadis cantik jelita yang enggak pernah sepi dari penggemar…. *uhuk-uhuk*.

Tapi hidup gak seburuk itu kok. Ada begitu banyak teman dan sahabat di sekelilingku. Orang-orang yang membantu aku -langsung atau tidak langsung- untuk tidak melulu fokus pada apa yang kuanggap kurang dalam diriku. Wajar sih, sekali-sekali ngiri pada hidung mancung, tapi dengan hidung yang adapun aku masih bisa bernapas to ya ? qiqiqiq…. Dan akan terlalu banyak yang bakal terlewatkan kalau aku hanya mikirin how do i look doang. Yang penting, aku mau orang-orang di sekelilingku merasa nyaman dan happy dengan keberadaanku, aku gak mau jadi manekin cantik yang cuma bisa dipajang dan dipandang doang. Gak seru…. *mrenges*

Kembali ke foto jaman SMA, emang beneran jauh dari manis sih… etapi kok ya ada yang naksir juga ya ? wkwkwkwk…. *sambit bakiak deh ah*.

ngganteng ya ? wkwkwkwkwk…