Aku baca sms itu sekitar jam 2 malam, bengong lamaaaaaaaa….. lalu nelpon si pengirim sms dengan kalimat yang gak beraturan, pokok’e intinya nanyain : beneran yang lo bilang ? dan akhirnya aku tidak bisa lagi untuk tidak percaya…. hari itu Devi, sohibku di kampus yang cantik dan beneran baik hati, pulang ke Rahmatullah….
Devi buat aku sudah lebih dari sekedar temen di kampus. Inget banget dulu sebelum mulai liburan semester 1, saling ancam untuk bener-bener pakai jilbab begitu masuk kuliah lagi. Awas lo kalo bo’ong ! hehehe… pasalnya di angkatan-ku yang paling lelet muncul jilbaber-nya ya dari jurusanku, secara kita teken kontrak kudu pake seragam ntar waktu kerjanya. Apalagi waktu itu jilbab belum se-populer jaman sekarang.
Ketika akhirnya semester 2 dimulai, kami berdua jadi sibuk saling ngetawain ‘mode’ baju kami masing-masing yang kadang emang terlihat ‘ajaib’. Lha wong emang belom ada stok baju muslimje, lha yo wis pakai yang ada aja dulu, asal panjang, asal nutup, gak matching masa bodo….. hahaha.
Sempet jadi breaking news juga lho…. secara Devi tu cewek paling cantik di kampus, anak ( gaul ) Jakarta pula…. kalo si Pingkan pakai jilbab sih paling komennya : ckckckck…abis kain berapa meter tuh kalo bikin gamis….hehehehe….
Kalo dipikir-pikir odd couple juga nih aku ma Devi, secara daku tu tinggi gede sangar, sementara dia kecil mungil cantik. Kalo jalan bareng mungkin kliatan jadi kayak raksasa ma peri kecil yang cantik…. hehehe…Tapi yo wis ben to…. pokok’e dia sahabat terbaikku di kampus.
Seiring berjalannya waktu (jreeeeeng… puitis mode on ), kami semakin sadar, bahwa jilbab kami tu membawa konsekwensi yang lumayan berat ke depannya. Karena kami sudah teken ikatan dinas ( secara sekolah gratis gitu lho ), otomatis kudu ngikutin kebijakan instansi yang mewajibkan seragam dinas, dan ( saat itu ) jilbab masih dilarang.
Aku nggak bisa bilang apa-apa, ketika akhirnya Devi memilih mundur, keluar dari kampus…. Devi anak ketiga dari empat bersaudara, ayahnya sudah wafat beberapa tahun sebelumnya, jadi bisa dibilang posisi Devi adalah anak yatim. Kakak-kakak-nya pun kuliah sambil nyambi kerja. Jadi akhirnya Devi memutuskan untuk keluar dari kampus daripada terus bertahan dengan segala kemungkinan buruk yang bakal terjadi akibat keputusannya berjilbab.
Aku juga nggak bisa bilang apa-apa, ketika akhirnya ternyata Devi harus ‘mengalah’ dengan melepaskan jilbabnya. Sulit mendapat pekerjaan dengan hanya berbekal ijasah sma, pada masa dimana jilbab masih dianggap sebagai simbol ekstrimisme…. Bener aku nggak bisa bilang apa-apa, karena aku sendiri masih ‘terbelit’ masalahku sendiri….
Aku juga nggak bisa bilang apa-apa, ketika pada suatu saat aku melihat Devi muncul di cover majalah pria dengan kostum senam, dengan latar belakang suasana di gym…. ( terbukti kan, Devi memang cantik….) Kaget ? iya ! marah ? rasanya itu bukan hak-ku….
Masalahku sendiri memang sudah mulai terurai, tapi kami rasanya sudah terlanjur saling menjauh, karena waktu, karena kesibukan… karena…. Ya sudahlah… it was her own life…. aku tidak berhak menghakimi, dan lagi aku juga yakin, Devi tidak akan pernah kehilangan kebaikan hatinya, Devi tetaplah Devi teman terbaikku di Jurangmangu, apapun pilihan baju yang dipakainya saat itu.
Devi akhirnya menikah dan keluarga baru itu menetap di Jakarta. Kabar selanjutnya tentang Devi adalah ketika dia divonis kanker tulang. Aku sempet menghubungi dan ngobrol-ngobrol lewat telpon. Ketika kutanya kapan nambah adik untuk anak pertamanya, Devi bilang, sulit, dengan kondisinya yang harus terus menjalani kemoterapi, bolak-balik ke Australia, negara asal suaminya.
Sebenernya aku ingin bisa lebih dekat lagi, ngobrol2 lebih sering lagi, kalau mungkin mirip2 sewaktu kami masih sama-sama menghadapi ‘tantangan’ di Jurangmangu. Tapi bagaimanapun juga kondisi kami masing-masing sudah berbeda, bukan masalah benar atau salah, tapi kami sudah memilih jalur dan mencoba bertanggung jawab dengan pilihan hidup kami masing-masing. Jadi seperti yang sudah-sudah, seperti yang seharusnya, aku hanya bisa berdoa yang terbaik buat Devi.
Dan pada akhirnya ketika aku harus berdiri di sebelah jasad Devi, waktu seperti berputar ulang dengan sangat cepat dan menciut dalam sepotong kata : kenangan. Menyadarkan aku ( sekali lagi ) bagaimana waktu bisa begitu cepat berlalu dan membohongi manusia, seakan waktu di dunia tidak akan pernah ada habisnya… met jalan Dev, Insya Allah kita akan bertemu lagi di barisan umat Muhammad, amin…..
arumbarmadisatrio menulis on May 28, ’09
perasaan baru kemaren aku tanya ke mbak pingkan kalo bener nggak dulu sekamar ma cewek tercantik di kampus…lha kok sekarang postingannya meninggal………………
|
salimdarmadi menulis on May 29, ’09
Terharu… Berpulangnya kapan Bun? Semoga Gusti Allah menerima segala amal baiknya dan mengampuni dosa-dosanya…
|
orianecakes menulis on May 29, ’09
..hiks… jadi ikut terharu… 😦
Jalan hidup tidak bisa ditebak ya mbak.. |
pingkanrizkiarto} berkata
apapun pilihan baju yang dipakainya saat itu setuju, susah kalau hanya menilai dari kulit luarnya saja.
|
pingkanrizkiarto} berkata
hari itu Devi, sohibku di kampus yang cantik dan beneran baik hati, pulang ke Rahmatullah…. innalillahi wa inna ilaihi rojiun .. semoga amal Devi diterima Allah SWT dan dosanya diampuni. Semoga pula keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, amin.
|
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
dewayanie} berkata
sahabat oh sahabat.. hiks ya… sahabat…. hiks…
|
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
arumbarmadisatrio} berkata
..lha kok sekarang postingannya meninggal……………… nggak adanya sudah lama kok jeng… tujuh tahun yang lalu. Tapi masih terus keinget-inget sampai sekarang….
|
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
terima kasih…
salam kenal juga….:) |
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
salimdarmadi} berkata
Berpulangnya kapan Bun? Semoga Gusti Allah menerima segala amal baiknya dan mengampuni dosa-dosanya… dah lama kok Lim, tujuh tahun yang lalu… jadi bisa dibilang berpulang di usian muda, 32 tahun. Peringatan buat kita-kita ini ya Lim, umur itu rahasia Allah…
Amin, terima kasih ya…. |
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
duniaeka} berkata
memang jalan hidup adalah suatu misteri …. setuju jeng…..
|
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
orianecakes} berkata
Jalan hidup tidak bisa ditebak ya mbak.. iya Ning….
|
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
yudex88} berkata
Turut berduka cita juga ya… terima kasih…..
|
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
ayudhia86} berkata
Amiin. makasih ya Wi….
enggak kok Wi, kemarin mbolos karena ada keperluan lain…:) |
pingkanrizkiarto menulis on May 29, ’09
hanyvong} berkata
innalillahi wa inna ilaihi rojiun .. semoga amal Devi diterima Allah SWT dan dosanya diampuni. Semoga pula keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, amin. Amiiiin….
terima kasih Han |
chrissylah menulis on May 29, ’09
turut berduka cita ,mba…
|
pingkanrizkiarto menulis on Jun 1, ’09
makasih Bel….
|
pingkanrizkiarto menulis on Jun 1, ’09
terima kasih chris…
|
pingkanrizkiarto menulis on Jun 1, ’09
makasih Ci….
|