Membungakan Kembali Amarilis

Pertama kali lihat di post temen di IG, tampilan terlihat lebih atraktif jika dibandingkan dengan amarilis yang pernah kulihat sebelumnya. Mupeng dong, secara sudah terbukti sebagai plant hoarder je, hehehe… Dari informasi yang aku dapat amarilis-amarilis cantik itu hasil impor, bukan produk lokal, yang berimbas pada harganya yang lumayan mahaaaal…. Kepengen sih tetep, tapi jadi kepikiran bisa gak amarilis impor bertahan hidup dan berbunga di Bekasi yang panaaasss… Harga mahal lebih nyeseklah kalau gagal, qiqiqi…

Tapi dari hasil ngobrol dengan temen yang sudah mencoba menanam dan juga dengan seller-nya langsung, jadi lumayan yakin kalau umbi amarilis impor itu bakalan bisa berbunga di Bekasi. Pertanyaan selanjutnya adalah, setelah sekali berbunga, bakalan bisa berbunga ulang gak tuh ? Atau bakalan habis perkara end of story gak berbunga lagi ? Kan rugi bangeeeet… mosok beli mahal-mahal bakalan habis manis berlanjut nangis… Sekali berbunga doang ? Oh tidaaaak….

Dari penjelasan seller-nya, amarilis bisa berbunga ulang dengan beberapa perlakuan khusus. Penjelasannya sih cukup mudah dipahami, tapi sebagai simbok-simbok jaman now, gak sah dong kalau gak googling sana-sini dulu. Alhamdulillah nemu beberapa tulisan yang menambah wawasan dan memberi pencerahan. Sip, jadi yakin doong, untuk ikut menanam amarilis impor yang cakep-cakep itu.

Pertama kali tanam hasilnya sungguh sangat membahagiakan, hahaha….

Setelah selesai berbunga, dalam arti seluruh kuncup sudah melewati tahap mekar lalu layu, dimulailah proyek percobaan pembungaan ulangnya.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memotong tangkai bunga yang sudah layu, sampai pangkal dan menyisakan daunnya untuk tetap tumbuh. Lalu biarkan tanaman menggendutkan diri dulu di media tanam, dalam jangka waktu kurang lebih 5 sampai 6 bulan. Siram secukupnya, dan jika dirasa perlu bisa ditambahkan pupuk. Aku sendiri hanya menyiram tanaman pagi dan sore saja, tidak menambahkan pupuk.

Kalau yang dari aku baca, umbi yang ditanam akan siap di-dorman alias diistirahatkan sebelum ditanam ulang apabila daun-daunnya mulai terlihat layu dan lemas. Teorinya sih begitu, ning lha kok setelah 6 bulan berlalu, tanaman amarilis-ku tidak menampakkan tanda-tanda lemas lunglai minta dibongkar. Tetap menumbuhkan daun yang segar bugar ijo royo-royo, piye kuwi jal…. Yang terlihat malah neng amarilis ini sibuk memperbanyak diri dengan muculnya pokok-pokok daun kecil di sekelilingya, nongol anakannya.

Dilema dah tuh… pengen bongkar umbinya, tapi takut menyakiti bayi-bayi amarilis disekitar tanaman induknya, ihiksss….

Tapi yang namanya niat, harus tetap dilaksanakan dong ya. Setelah mundar-mundur gojak-gajek beberapa kali, akhirnya eksekusi dilaksanakan juga.

Dan inilah hasilnya, satu indukan amarilis dengan 2 anakan lepas dan 1 anakan yang nemplok di tanaman induk. Agak ragu juga sih, beneran yang 2 anakan lepas itu beneran asalnya dari induk yang di pot itu atau bukan. Ewww… kasihan banget ya, judulnya jadi Anakan Yang Diragukan, atau ( kemungkinan ) Anakan Yang Tertukar… sinetron banget dah tuh.

Langkah selanjutnya adalah tanam ulang dulu anakan amarilis yang tercabut sebelum waktunya itu, tssaaaaah… dengan harapan dan doa agar mereka kelak bisa tumbuh dewasa berguna bagi nusa dan bangsa, eh berguna bagi tukang kebunnya, alias berbunga cantik jelita. Setelah upacara tanam ulang anakan selesai, langsung lanjut proses dorman umbi induknya.

20171105_160924106514423.jpg

Bersihkan umbi induk, potong daun sampai kira-kira 2-3 cm dari pangkal umbi. Potong juga akar-akarnya hingga menyisakan 2-3 cm. Keringkan lalu bungkus dengan kertas atau koran bekas. Selanjutnya simpan dalam kulkas alias lemari pendingin. Simpan di kulkas-nya ya, jangan nyasar ke freezer. Jangan lupa juga, kalau yang dibungkus kertas koran dalam kulkas itu adalah umbi amarilis, bukan bawang bombay bakal masak sop. Yang perlu diperhatikan adalah jangan meletakkan apel di dekat umbi simpanan kita, konon gas yang dikeluarkan apel bisa mengganggu proses pembungaan ulang amarilis.

Penyimpanan antara 6 sampai 8 minggu sih menurut yang aku baca. Tapi aku gak pede, jadi ada program extended version sampai hampir 4 bulan… Timbang gojak-gajek yo wis ditambahi wae. Setelah nyaris 4 bulan, keluarkan umbi dari kulkas, buka bungkus kertasnya, lalu angin-anginkan beberapa waktu dalam suhu ruangan. Setelah itu umbi kutanam ulang seperti saat pertama kali aku tanam dulu. Gunakan media tanam yang gembur dan porous, karena umbi amarilis tidak suka media yang becek dan tergenang. Untuk sinar matahari, tidak perlu penuh sepanjang hari. Bahkan pot amarilis kutaruh di teras rumah yang sebenernya nyaris tidak kena sinar matahari langsung, tapi tetap dalam kondisi terang benderang. Siram secukupnya, jaga jangan sampai tergenang.

Alhamdulillah setelah kira-kira satu minggu mulai tampak tanda-tanda kehidupan….

Daun duluan yang nongol, selanjutnya baru nongol tanda-tanda bakal bunga.

Bahagianya melihat penampakan bakal bunga berjejalan begini. Sepintas memang ukuran sedikit lebih kecil dari bakal bunga sebelumnya, tapi tidak mengurangi senangnya hati ini.

Daaaan… setelah menunggu beberapa hari, akhirnya mekar juga amarilis cantik yang satu ini.

.

Tentang Kebun

Gak tau mimpi apa, pekan kemarin kebun di rumah dapet kehormatan diliput JawaPos TV. Masup tipi ciiing, hahaha… norak yew. Ya mayan surprise juga lah, secara kebon cuma sak uprit gitu, gak kelasnya kebun keren berhektar-hektar penuh bunga aneka warna, ehem…. Tapi mungkin memang yang ingin diliput adalah jenis kebun rumahan dengan nara sumber emak-emak yang memang hobinya berkebun. Sooo… jadilah kebun Ciketing yang ketiban sampur masuk liputan.

Kalau ngomong soal luas, dengan ukuran kira-kira 6,5 x 5 meter kebunku memang bukan termasuk kebun yang luas. Tapi untuk skala perumahan menengah di Bekasi sudah cukup lumayanlah, lumayan lega untuk nanem beberapa macam tumbuhan dan njejerin beberapa pot. Walapun kalau nurutin penginan sih maunya akuisisi kebon tetangga sebelah juga, wkwkwk…. Ya begitulan impen-impen emak-emak  maruk berkebun, banyak mau tapi belum tentu mampu, qiqiqi….

Dari awal membuat kebun, memang sudah diniatkan untuk membuat kebun bunga. Sejalanlah lah ya dengan kesenenganku pada tanaman berbunga. Tapi seperti yang sudah banyak diketahui, umumnya tanaman berbunga cantik hanya bisa tampil maksimal di dataran tingi yang berhawa syeeejuuuuk. Sementara itu posisi Bekasi yang berada di 19m dpl  menghadirkan limpahan hawa fanaasssh nyaris di setiap waktu. Jadi, kudu pinter-pinter pilih tanaman berbunga yang bisa tumbuh baik pada kondisi hawa panas Bekasi tercinta ini.

Sampai saat ini aku cukup puas dengan pilihan Kembang Sepatu, Soka, Vinca dan Mossrose yang lumayan mendominasi kebunku. Jenis-jenis tanaman berbunga diatas lumayan rajin berbunga, dan yang penting tidak menuntut high maintenance life stye, hihihi…. ya maklumlah, tukang kebon angin-anginan, kadang rajin, seringnya males. Untuk tambahannya ada tecoma stans, bauhinia cockiana, bougenville, lollypop plant dan beberapa pohon mawar yang sudah terseleksi bisa tetap berbunga di hawa panas. Oh ya, saat ini aku juga sedang belajar sabar memelihara anggrek, tanaman berbunga cantik yang lumayan perlu ilmu untuk pemeliharaannya.

Untuk centil-centilannya, uhuksss… aku memilih tema shabby chic garden. Rasanya pas aja dengan cita-cita kebun bungaku, karena sependek yang aku tahu, shabby chic garden bisa di-identik-kan dengan tebaran bunga dimana-mana. Tinggal menambahkan beberapa elemen taman dengan warna-warna lembut dan/atau sentuhan shabby alias mbladus. Lah, jadi kebanyakan ngomong nih, bosen lah ya, qiqiqi…. yuk lah tengok kebonnya aja….

 

20180118_1055371325571313.jpg

 

20180118_2056011844202715.jpg

 

20180126_145400840245029.jpg

 

Point of interest memang di bangku taman dengan atap lengkung itu, yang dicita-citakan untuk rambatan tanaman berbunga. Bakalan cantik banget kan, kalau lengkungan itu dipenuhi bunga cerah ceria…. Untuk saat ini aku menanam Morning Glory warna biru di posisi itu. Tapi memang butuh waktu untuk mewujudkan impian lengkung penuh bunga, tanaman gak bisa diburu-buru dan berkebun memang butuh kesabaran.

Selanjutnya, beberapa foto detail kebun yang aku tambahkan secara bertahap sesuai kemampuan dompet, hehehe….

 

20180118_073342822331564.jpg

 

20180101_085705177083567.jpg

 

wp-1516953480621..jpg

 

20180122_071929429647675.jpg

 

img_20171219_075840_513582306796.jpg

 

20180127_07485938544689.jpg

 

 

20180127_081802-12120307972.jpg

 

img_20171210_082129_858788373237.jpg

 

img_20171028_101903_266540189590.jpg

 

img_20170924_093828_7061320736397.jpg

 

20180118_1329451335425113.jpg

 

img_20170806_104415_495336083715.jpg

 

img_20170222_204710_7471392147762.jpg

 

screenshot_20180127-084059291444428.jpg

 

img_20180106_171804_9631698000535.jpg

 

img_20180114_162509_721985455552.jpg

 

20180127_0832501208834956.jpg

 

20180127_073513376879871.jpg

 

Walaupun kecil alhamdulillah bisa menyejukkan mata dan hati, cukup nyaman untuk tempat menikmati teh di sore hari…

so ? berkebun yuk…. 🙂

 

 

c360_2018-01-18-09-20-52-731834857601.jpg

 

 

 

 

 

.

Mencoba Amaryllis

 

 

Terseponah banget sama amarilis yang diupload temen di Instagram-nya. Njut tanya-tanya dong, beli dimana, gimana cara perawatannya de el el de, de es be. Dan yang paling pentiiing, harus dipastiin dulu lah, ntu kembang bersedia tumbuh dan berbunga gak di tlatah Bekasi yang puanaaaasssh, hahaha… Penting sekali ituuh, karena takdir menunjukkan aku harus hidup dan berkebun di panasnya bumi Bekasi …*eheeem*. Lebay lah ya, qiqiqi… Bekasi belum sepanas gurun sahara ini lho ya, tsk.. tsk.. tsk….

Daaan, dari penjelasan yang aku dapet, amarilis termasuk toleran hidup di dataran rendah. Walaupun ada beberapa perlakuan  khusus yang harus dilaksanakan agar amarilis mau berbunga lagi, lagi dan lagi… Ya iyalah, kudu itu, maunya kan gak cuma sekali berbunga aja trus matiaw. Secara harga umbinya juga lumanyun buat aku, mosok sekali berbunga trus wassalam… ya rugi bandar lah ya.

Temenku sendiri tinggal di Medan, dan seller umbi amarilisnya sendiri tinggal di Tanjung Pandang, Belitung. Ora kalah panas sama Bekasi kan ya ? hehehe… dan di kedua tempat itu terbukti amarilis bisa tumbuh dan berbunga cantik. So, tunggu apa lagiii ? pesen dong aku… satu aja dulu deh *elus-elus dompet*. Aku pilih yang judulnya double dream.

wp-1484862497159.jpg

 

Alhamdulillah pas dateng, umbi sudah ada bakal bunga yang cukup jangkung. Btw,  pot di depannya berisi calla lilly yang alhamdulillah gak semehong amarilis ( itu pun aku cuma beli satuuu, wkwkwkwk…. ), dan satunya lagi dua umbi gladiol, haratiiiissss… bonusss, alhamdulillah. Untuk medianya sengaja beli yang rada mahalan dikit dari media yang biasa aku beli, takut medianya tercemar, wkwkwwk… segitunya ya simbok ini… *benerin konde*

Dan selanjutnya mengikuti petunjuk para ahlinya, amarilis ini diisiram secukupnya saja. Asal tanahnya basah dan jangan sampe ada ojek, eh jangan sampai becek. Posisi pot senagaja aku taruh di dalam rumah, deket jendela sehingga masih kena sinar matahari walaupun ga langsung. Selain agar lebih mudah dipantau *pemilu kaleee, dipantau*, juga menghindari upaya penggodolan atau penggerogotan umbi oleh tikus. Parno ya ? Biariiiin… yang penting slameeet… dan yang jelas aku pinisirin banget pengen lihat bunganya mekar.

Selanjutnya mari kita amati pertumbuhan di neng amarilis ini….

 

wp-1484837355617.jpg

 

 

wp-1484837344261.jpg

 

 

wp-1484836876763.jpg

 

 

wp-1485223601328.jpg

 

 

wp-1485223568036.jpg

 

 

wp-1484837263024.png

 

 

wp-1484862459786.jpg

 

 

wp-1484837230419.jpg

 

Satu batang amarilis yang nongol dari umbinya ini memang punya 5 kuncup bunga, masing-masing besarnya tidak sama. Jadi walaupun waktunya berdekatan, tapi tidak bisa mekar barengan lima-limanya… gak muat juga kali, secara bunganya juga lumayan besar. Plus jadi bisa lebih lama menikmati mekarnya. Gantian, gak mekar bareng trus layu bareng gituu… alhamdulillah… 🙂

 

 

wp-1485224175430.jpg

 

 

 

 

 

.

Flona 2016

Pameran tanaman lagi ? Lapangan Banteng lagi ?  Iyaaa… ada pameran flora dan fauna lagi di Lapangan Banteng. Kalau yang Mei kemarin judulnya Florina, nah yang ini judulnya Flona. Kalau ditanya mana yang asli mana yang kw, kayaknya sih si Florina itu yang jadi kw-nya, hahaha… Sependek yang aku tahu sih dari jaman dulu pameran tanaman di Lapangan Banteng judulnya Flona, diadakan sekitar bulan Agustus. Sempet geser ke Juni-Juli, mungkin karena sempet barengan dengan bulan puasa. Lalu tahun ini balik lagi ke bulan Agustus. Tapi mo ori atau kw, buatku sih asik-asik aja, demen liat pameran yang ijo-ijo gitu.

Flona 2016 resmi dibuka tanggal 5 Agustus 2016, dan rencana akan berlangsung sampai 5 September mendatang. Tanggal pembukaan Flona tersebut jatuh pada hari Jum’at. Kurang enak rasanya kalau keliling-keliling Flona di hari kerja, jadi aku memutuskan untuk berkunjung keesokan harinya alias Sabtu 6 Agustus 2016. Sengaja dateng pagi-pagi biar ga susah dapet parkir, plus Sabtu siang aku juga ada jadwal antar jemput les Faiz. Alhamdulillah dapet parkir depan pintu utama persis.

Kalau dilihat dari gerbangnya sih, berasa agak sepi jika dibandingkan dengan Flona tahun kemarin yang meriah dengan payung warna-warninya.Tapi begitu masuk ke arena pameran, langsung berasa bedanya. Tamannya ! Kalau dulu lapak tanaman hias berjejer memenuhi  kiri-kanan lorong arena pameran, maka sekarang lapak tanaman hias hanya menempati  bagian kanan luar saja, sementara bagian tengah arena pameran disulap menjadi taman bunga cantik yang berwarna-warni. Keren, cocok  dengan tema yang diusung tahun ini, “Jakarta Berhias, Hijau dan Berbunga”.

Taman di tengah arena tersebut ternyata merupakan ‘jatah’ lokasi pameran untuk tiap Pemkot dibawah Pemprov DKI, digunakan untuk memamerkan kekayaan flora dan fauna di wilayah masing-masing. Sebenernya pada setiap penyelenggaraan Flona, pemkot selalu mendapat jatah untuk ikut pameran. Tapi kali ini luas lahan yang disediakan jauh lebih luas. Sangking luasnya aku sampai bingung juga ini bagian jatah Pemkot sing endi, hehehe…

Pengen ngintip ? yuk mari pantengin fotonya… 😀

 

wp-1470565047048.jpg

cukup sederhana, gak ada tampilan anggrek bulan seperti tahun kemarin

wp-1470567484362.jpg

wp-1470567268868.jpg

wp-1470567752427.jpg

wp-1470567543058.jpg

wp-1470567401319.jpg

wp-1470567359025.jpg

wp-1470567671724.jpg

wp-1470567328338.jpg

wp-1470564925343.jpg

wp-1470567229055.jpg

kancil kulit duren, qiqiqi… keren….

 

wp-1470567221802.jpg

 

wp-1470567155845.jpg

 

wp-1470567551510.jpg

 

wp-1470566256562.jpg

 

wp-1470567912557.jpg

 

wp-1470567055557.jpg

wp-1470567128947.jpg

wp-1470565236871.jpg

wp-1470565240671.jpg

wp-1470565222984.jpg

wp-1470565189656.jpg

wp-1470565478775.jpg

wp-1470565326044.jpg

wp-1470567732811.jpg

wp-1470565638956.jpg

wp-1470565710917.jpg

wp-1470565750105.jpg

wp-1470565762183.jpg

wp-1470565805831.jpg

wp-1470565899802.jpg

wp-1470566004566.jpg

wp-1470565883664.jpg

wp-1470566165717.jpg

wp-1470566093231.jpg

wp-1470566108026.jpg

 

wp-1470566208807.jpg

 

wp-1470566243750.jpg

 

wp-1470567098406.jpg

 

 

 

wp-1470567601323.jpg

 

wp-1470566293970.jpg

 

wp-1470567678020.jpg

 

wp-1470567843553.jpg

 

wp-1470566454547.jpg

 

wp-1470566339856.jpg

 

wp-1470566416190.jpg

 

wp-1470566381297.jpg

 

wp-1470566531200.jpg

 

 

wp-1470566478001.jpg

 

wp-1470566622331.jpg

 

wp-1470566651881.jpg

 

 

wp-1470566707984.jpg

 

 

 

 

wp-1470567918114.jpg

 

wp-1470568046112.jpg

 

 

 

 

wp-1470567924297.jpg

 

wp-1470567976816.jpg

 

Jujur aku seneng banget nemu taman penuh bunga seperti di Flona 2016 ini, bisa poto-poto diantara hamparan bunga warna-warni, berasa  di Eropa sono gitu…. Yaaah, norak-norak dikit gapapa lah ya *benerin poni*. Belom kesampean nginjek taman Eropa beneran ya nikmati dulu ala-ala-nya di Flona, hahaha….

Tapi aku rada sedih juga sih, secara kebanyakan tanaman yang dipakai untuk menghias taman itu adalah jenis tanaman yang hidup di dataran tinggi. Jadi ga bakalan bisa bertahan lama di hawa panas Jakarta. Seperti taman ‘dadakan’ yang sering dibuat di perempatan lampu merah menuju bandara Halim PK, saat menyambut tamu negara yang akan lewat. Awalnya tampak cantik menarik, tapi beberapa hari kemudian tanaman bakal layu lalu mati, gak tahan dengan panas Jakarta yang menyengat. Contohnya kastuba yang berdaun merah cerah itu. Atraktif banget sih, tapi sependek yang aku tahu warna merah gonjreng itu hanya bisa muncul saat kastuba hidup di dataran tinggi yang berhawa dingin. Lalu krisan, bunga sebanyak dan secantik itu biasanya hanya bisa muncul di daerah berhawa dingin.

Tapi usaha Pemprov Jakarta pantes diacungi jempol, dengan umur yang tidak panjang, tanaman-tanaman itu bisa menjadi hiburan gratis tapi mempesona bagi banyak warga Jakarta ( plus Bekasi dan konco-konconya, ehem ). Plus tambahan rejeki juga buat para petani bunga, dengan kata lain berputarnya roda ekonomi, bukan begitu sodara-sodara ? *uhuuksss… simbok nggaya*

 

Yuk mariiiiii…

 

 

 

 

 

.

 

 

Vinca dan Zinnia di Kebunku

Belakangan ini aku lagi seneng majang Vinca alias Tapak Dara di kebun, di samping Zinnia alias Kembang Kertas. Dua-duanya merupakan tanaman yang gampang banget perawatannya tapi sangat rajin berbunga, alias gak abis-abis pamer kembang.Walaupun sayangnya keduanya merupakan jenis tanaman annual, atau tanaman yang tidak berumur panjang. Setelah selesai siklus berbunga dan menghasilkan biji, mereka akan mati. Gak peduli mau dirawat di IGD spesialis tanaman paling canggih sekalipun *etdah mbok* .

Tapi ga papa lah, meskipun gak forever n ever, tapi beberapa bulan menikmati kebun penuh bunga sudahlah cukup buatku. Toh nanti bisa diganti lagi dengan tanaman baru yang bisa ditumbuhkan dari biji-biji yang ditinggalkan tanaman induknya. Perlu usaha dikit sih, kumpulin biji lalu semai dan rawat sendiri sampai besar dan berbunga. Tapi kalaupun enggak mau ribet menyemai sendiri, mari kita belanja isi kebun di lapak tanaman terdekat, hahaha… *tukang kebon pemalas*

Jujur aja sih, sampai saat ini aku baru sukses menyemai Zinnia saja, karena bijinya lebih mudah dipanen. Sementara untuk Vinca aku masih mengandalkan isi dompet untuk beli tanaman yang sudah jadi, qiqiqi… Tapi sering juga nemu anakan Vinca yang tau-tau nongol aja di lokasi yang tidak terlalu jauh dari tanaman induk, alhamdulillah….

8371_10209009947676524_6431661597893630956_n

 

13102830_10209137870994527_5901340782927981199_n

 

12961742_10208907212388206_159267591947308071_n

 

12347740_10207963102146040_2662463551327249333_n

 

12936495_10208963445513999_1321516160190715745_n

 

1591_10208159380772883_7705370776330908996_n

 

12401811_10208146205803517_117863560797355068_o

 

12088379_10207650833819527_919012322262076609_n

 

12087812_10207606510351468_2946208061741355864_o

 

13267816_10209328305715276_1826278379906168390_n

 

12105982_10207585734232078_4555004849878782768_n

 

8174_10208014476430365_3904145496260666005_n

Florina 2016

Jenis pamerannya sama, tanaman dan hewan peliharaan alias flora dan fauna, lokasi juga sama, di Lapangan Banteng. Tapi aku tidak tahu pasti apakah pameran yang satu ini sama dengan pameran Flona yang biasa digelar pemprov DKI tiap tahunnya. Mirip pulak namanya… tapi what ever lah, sing penting bisa cuci mata dan cuci dompet *ngikngok* disana. So, niat ingsun kudu nyamperin tu pameran dah. Kalau bisa di awal-awal waktu, saat kondisi masih anyar gress kinyis-kinyis, masih seger …

Pameran dimulai 29 April sampai dengan 29 Mei 2016. Demi mengejar target kekinian, ehem… aku nyamper ke Lapangan Banteng pada hari Ahad, 1 Mei 2016. Rada was-was juga sih, karena hari itu bertepatan dengan peringatan hari buruh, yang sering diasosiasikan dengan kerusuhan dan kemacetan. Tapi alhamdulillah yang dikhawatirkan tidak terjadi, berangkat lumayan pagi dari Bekasi, sampai di Lapangan Banteng dalam waktu relatif cepat. Dapet parkir juga gampang. Sip….

.

aaa

 

 

dsc_2594.jpg

 

Tampilan gerbang Florina cukup cantik, walaupun menurutku tidak semegah gerbang Flona. Lanjut halan-halan ke dalam …

.

dsc_2598.jpg

.

dsc_2605.jpg

.img_20160523_124113.jpg

.

dsc_2609.jpg

.dsc_2606.jpg

.

dsc_2626.jpg

.

dsc_2637.jpg

 

img_20160523_123851.jpg

.dsc_2603.jpg

.

dsc_2616.jpg

.

dsc_2615.jpg

.

 

dsc_2613.jpg

.

 

dsc_2610.jpg

..

dsc_2679.jpg

..

dsc_2716.jpg

.

dsc_2661.jpg

 

dsc_2665.jpg

.

dsc_2653.jpg

.

dsc_2648.jpg

.

Di bagian fauna lumayan rame juga, tapi aku gak berani deket-deket, selain gak tahan aromanya, merinding juga lihat yang melata disana, hahaha…

 

dsc_2630.jpg

.

dsc_2608.jpg

.

 

Dari beberapa lapak yang ada, lapak anggrek satu ini bener-bener breathtaking. gerbangnya aja sudah penuh anggrek…

dsc_2702.jpg

.

dsc_2714.jpg

 

dsc_2704.jpg

.

dsc_2692.jpg

.

dsc_2711.jpg

.

dsc_2708.jpg

.

dsc_2696.jpg

.

dsc_2720.jpg

.

.dsc_2709.jpg

.

dsc_2705.jpg

.

dsc_2718.jpg

.

dsc_2706.jpg

 

dsc_2710.jpg

.

Secara umum sih Florina ini sama dengan Flona-nya Pemprov DKI, tapi skalanya lebih kecil. Jumlah lapak tidak sebanyak Flona, juga tidak ada stand yang mewakili dinas-dinas yang ada di lingkungan Pemprov DKI, jadi agak sepi juga lah, hahaha…. Tapi Florian 2016 menurutku tetap menjadi pilihan yang bagus untuk cari-cari tanaman hias, atau untuk sekedar halan-halan di akhir pekan sembari cari yang ijo-ijo untuk menyejukkan mata, yuk mari…. 🙂

 

.

dsc_2675.jpg

.

.

.

Pojok Kebun ala Shabby Chic

Sepertinya kumat lagi nih, bosan dengan tampilan kebun yang sudah ada. Aku mulai mikir kepingin merombak kebun belakang rumah yang tampilannya memang mulai rada berantakan. Setelah tengok sana-sini, intip ini-itu, akhirnya balik lagi selera-nya ke taman berbunga-bunga indah merona, hehehe… dan biar kumplit, sekalian aja aku niatkan membuat taman / kebun bertema ala shabby chic. Bukan hanya karena tema shabby chic sekarang ini lagi hits, tapi karena tampilan kebun yang aku inginkan cocok dengan tema shabby chic. Selain aroma jadul bin mbladus, setahuku shabby chic nyaris identik dengan tampilan berbunga-bunga. So yo wis yuk mari, kita merombak kebun ala shabby chic….

Kenapa aku ribet dengan urusan tema ? Dari buku-buku pertamanan yang aku baca, penentuan tema atau gaya penting dilakukan karena akan menjadi benang merah alias pedoman dalam membangun sebuah kebun atau taman. Tema akan menjadi panduan dalam pemilihan tanaman apa saja yang akan mengisi kebun, juga pemilihan elemen penghias taman yang lain seperti, lampu, patung atau pernik taman lainnya. Jujur saja, ini agak sulit buatku, karena aku punya kecenderungan parah untuk mengkoleksi segala jenis tanaman. Tidak hanya yang berbunga cantik saja, tapi yang berdaun ijo-ijo tanpa bunga pun bisa menarik minatku. Dari yang berukuran kecil sampai yang ngejebrak makan tempat, hahaha…

Tapi karena dari awal sudah diniatkan untuk membuat kebun berbunga-bunga, plus luas kebunku yang tak seberapa, akhirnya aku harus menguatkan hati untuk tidak kalap dan mekso memasukkan segala jenis tanaman ke kebunku. Selain faktor itu, ada satu hal lagi yang harus aku perhitungkan, yaitu kondisi Bekasi yang panasssshh… Sementara kebanyakan tanaman berbunga indah biasanya hidup optimal hanya di dataran tinggi yang berhawa sejuk sampai dingin. Putus asa ? ya enggaklah… mari kita cari tanaman berbunga yang bisa tahan cuaca panas Bekasi yang semlohai ini, hehehe…

Dan inilah tampilan awal kebunku yang rada ngenes….

.

wpid-wp-1447633320737.jpeg

menyedihkan ya ? hihihi…

.

berdasarkan rancangan alias angen-angen awal, aku ingin meletakkan bangku taman di pojokan situ. Bangku taman pun bukan yang sembarang bangku taman, tapi bangku taman yang sekalian ada lengkung alias arbor untuk rambatan tanaman juga. Impen-impen bangku taman seperti itu nongol gara-gara aku melihat bangku sejenis yang dijual di Ac* Hrdwr. Tapi karena ukuran dan harganya yang lumayan gede, akhirnya aku memilih untuk pesen saja bangku sejenis di tukang las dekat rumah, dengan ukuran dan warna sesuai keinginanku. Harganya pun lumayan lebih murah, alhamdulillah.

Tapi sebelum bangku impian datang, yang harus kulakukan sebelumnya adalah menyiapkan pojokan kebunku agar bisa ditongkrongin si bangku taman. Kalau dilihat dari gambar diatas, ada beberapa tanaman yang harus aku pindahkan posisinya. Tanamannya dibuang aja ? jangaaaaaan…. kasiyaaaan… Opsi memindahkan tanaman memang bukan pilihan yang gampang, karena harus dipilih tempat baru yang cocok, plus ada resiko mati juga. Tapi gak popo lah eman-eman kalau dibuang begitu saja.

wpid-wp-1447633286366.jpeg

baru juga selesai di-plur, asisten rumah udah punya ide naruh pot disitu, qiqiqi..

.

Setelah tanaman dipindahkan, dengan bantuan tukang tentu saja, pojokan aku tutup dengan semen alias di plur. Mengapa di-plur ? berdasar pengalamanku, sudut kebun seperti itu cendurung gampang banget ditumbuhi tanaman liar, apalagi nanti kalau ada bangkunya, bakalan lebih susah lagi membersihkan dan merawat rumputnya. Belum lagi tikus yang hobi mojok disitu. Jadi untuk praktisnya aku plur aja deh, dengan membuat beberapa lobang resapan air tentu saja. Oh ya, masih ada 2 tanaman tersisa yang tidak aku pindah. jadi pas di bagian bawah tanaman itu, aku sisakan bagian yang tidak di-plur. Untuk menutup kesan semen banget, aku taburkan batu kali diatasnya.

.

wpid-wp-1447633298163.jpeg

mayan kliatan rapi-lah…

.

Setelah pojokan siap, alhamdulillah bangku juga sudah jadi dan diantar ke rumah….

.

wpid-wp-1447633293986.jpeg

.

Taraaaa, apa itu putih-putih di pojokan, hahaha… seneng banget, bangku pesanan tampilannya sesuai dengan yang aku inginkan. Selanjutnya aku pilih beberapa tanaman dan pernik lain yang cocok dengan si bangku taman baluuu, hehehe…

.

wpid-picsart_1446369498478_wm.jpg

.

Aku pasang rak putih yang sudah lama kumiliki. Pengen sih pesen rak baru yang lebih gede-an dikit, tapi nanti dululah, sabaaar, inget dompet, hehehe… Tanaman yang kupajang alhamdulillah semua jenis tanaman yang tahan hidup di daerah panas. Ada Vinca alias Tapak dara yang rajin berbunga, lalu di pojok kanan depan ada Gailardia alias Blanket flower. Dibelakangnya ada Pentas, dan yang paling belakang ada Angelonia yang tumbuh tinggi memanjang.Alhamdulillah aku juga nemu patung cendawan yang lucu dengan harga diskon.

.

wpid-wp-1447633276529.jpeg

.

pada tiang bangku aku pasang pot tempel warna putih yang kuisi dengan tanaman Mexican heather yang mudah ditemui di lapak penjual tanaman, dan biasa dipakai sebagai tanaman border di taman. Di belakang bangku aku taruh tanaman Bougenville dalam pot. Cita-citaku sih, ntu Bougenville bisa merambat di lengkungan bangku taman dan memunculkan bunga yang banyak dan semarak, aamiiin….

.

wpid-img_20151116_070530_wm.jpg

.

Alhamdulillaaaah… untuk saat ini aku sudah cukup puas dengan make-over pojokan kebunku. Insya Allah dilanjutkan ke bagian lainnya. Satu hal yang aku dapatkan dari hobiku berkebun adalah kesabaran. Baik kesabaran dalam hal menunggu tumbuh dan besarnya tanaman, plus kesabaran dalam menyesuaikan napsu make-over kebun dengan kondisi dompet, hahaha… Seluruh proses dari mindahin tanaman sampai bangku taman terpasang rapi bersama printilannya, memakan waktu kurang lebih dua bulan.

.

Flona Lapangan Banteng 2015

Tahun ini aku sempet bertanya-tanya, saat bulan juni-juli-agustus berlalu tanpa ada kabar tentang penyelenggaraan Flona di Lapangan Banteng. Mengherankan sih menurutku, karena setahuku Flona sudah menjadi kegiatan tahunan pemprov DKI, sama seperti Jakarta Fair yang pasti digelar setahun sekali, dalam rangka memperingati HUT Jakarta. Sempet bikin status mempertanyakan hal tersebut di facebook, baik di wall sendiri maupun di grup pecinta tanaman. Siapa tahu aku hanya kelewat informasi aja, dan ada kontak yang bisa memberikan info yang kucari.  Tapi ternyata wes-ewes bablas podo ra ngertine… Kagak ada yang tahu juga kapan Flona 2015 diselenggarakan. Padahal tahun kemarin sempat diadakan 2 kali pameran tanaman di lapangan Banteng, Flona di bulan Mei-Juni dan di akhir tahun masih ada lagi satu pameran tanaman sekelas Flona di lapangan Banteng, diadakan di bulan November kalau gak salah.

Lha tahun ini sampai awal bulan September kok belum ada tanda-tanda sama sekali…. Kabar baru nongol di pertengahan September, bahwa Flona akan digelar mulai tanggal 18 September sampai dengan 17 Oktober 2015. Kabar aku dapet dari temen di facebook yang kebetulan tahu info tersebut melalui woro-woro di grup tanaman. Iseng aku coba gugling, etdah, beneran kagak ada rilis resmi-nya… padahal seingatku untuk Flona 2013 beberapa minggu sebelumnya sudah dipasang beberapa banner pengumuman di tempat-tempat yang cukup strategis. Flona 2014 juga masih lumayan, masih gampang dicari infonya. Lha kok untuk tahun 2015 ini mak jegagig aja nongol setelah terlewat beberapa bulan dari waktu penyelenggaraan biasanya. Tapi yasudlah, daripada gak ada toh ? gitu aja sih aku mikirnya…

Hari jumat pas dibuka, sebenernya aku sempet pengen nyamperin, tapi mengingat kondisi lahan parkir yang terbatas, kuurungkan niat. Males bener kalo ribet gara-gara ga dapet tempat parkir. Sabtu juga ga bisa, karena ada undangan konsultasi guru-orang tua murid di sekolahan Fachri. Jadilah aku berangkat Ahad pagi. Sengaja mruput  jam 8 pagi sudah berangkat dari Bekasi. Selain menghindari kemacetan siang di akhir pekan, juga dalam rangka rebutan gasik biar gampang dapet tempat parkir, plus sebisa mungkin menghindari sengatan matahari siang di musim kemarau panjang yang puanase pol-polan…. wis pokok’e perhitungan matang deh, gak kalah dengan perhitungan strategi perang bintang… *lebay tingkat kecamatan*.

Alhamdulillah pas nyampe aku masih dapet tempat parkir strategis, pas di depan pintu utama. Dan jangan salah, itu nyempil sisa satu spot aja, kanan kiri sudah berderet mobil-mobil lain yang dateng lebih pagi dari aku. Setelah aman sentosa dapet parkiran, first thing to do was, ambil poto doooong….

.

DSC_0742_wm

payung warna-warni menyambutku di gerbang utama, agak menjerengkan mata juga ya ? qiqiqi…

.

Lanjut ke dalem, masih disambut payung aneka warna, kali ini dipasang terbuka diatas kepala pengunjung. Mayan dah, buat ngadem….

.

11802652_10207516953272597_3465670293327573190_o

Cantik juga sih, warna-warni menawan hati dan cocok buat selpi. Banyak pengunjung yang menyempatkan diri foto-foto dengan background bunga dan payung cerah ceria ala Flona ini. Tapi berhubung Fachri sudah gak mau lagi diajak ke pameran tanaman, jadi gak ada lagi model yang bisa kupaksa foto di venue utama seperti tahun-tahun kemarin. Selpi ? enggak ah, ntar banyak yang mintak poto bareng ( pot ) lagi….

lalu bagaimana laporan pandangan mata di arena Flona 2015 ini ? yuk mari pantengin…

.

11999710_10207516954392625_3494024758391686939_o

seingatku nursery ini selalu ada tiap tahun, dengan koleksi sikas-nya yang mengagumkan. Tahun kemarin ada sikas biru yang keren banget.

.

12029548_10207516966872937_398281750604881860_o

.

12038981_10207516965432901_2908805740369834622_o

.

12010508_10207516954672632_1965451598612351822_o

.

12028733_10207517418724233_5862586491862885951_o

.

12015009_10207516948512478_6304537054434063673_o

.

12032683_10207516973713108_466662173000245327_o

.

12028667_10207516963352849_1952419316998640623_o

.

12017446_10207516950072517_1977930967457779430_o

.

DSC_0801_wm

.

12052651_10207516950552529_8132179566535255621_o

.

12010504_10207516951872562_7394923619128326006_o

.

12015025_10207516951672557_6911558129071626231_o

.

12029700_10207516947952464_2102782974729815464_o

.

12017515_10207516953632606_1574418896931765001_o

.

12032870_10207516951232546_3678064945727760420_o

.

12045206_10207516947752459_1016400271187622560_o

.

12028641_10207516951472552_6600775963691476511_o

.

12010545_10207517430964539_7265032090658902444_o

.

12034204_10207516948832486_1264947428828732558_o

.

12038570_10207516953912613_1480440249719389320_o

.

12045305_10207516949952514_6632728584785007716_o

.

12045432_10207516952392575_6692850518395178796_o

Dan seperti biasanya, ada stand yang diisi oleh dinas-dinas dan kota yang ada di lingkungan pemprov DKI. Secara umum sih tampilannya masih mirip-mirip lah dengan tahun kemarin, ini hanya sebagian kecil yang sempat aku ambil gambarnya. Rada males soalnya, qiqiqi….

.

11053899_10207516954072617_3491330077103134068_o

.

12032710_10207516952872587_7186781434529904350_o

.DSC_0798_wm

Tapi stand Jakarta Pusat lumayan menarik perhatianku, didesain seperti halaman rumah mungil yang cantik dengan bunga warna-warni dan beberapa mainan anak berwarna cerah.

.

12034388_10207516950392525_756812174756035021_o

.

DSC_0794_wm

.

DSC_0793_wm

.

DSC_0791_wm

.

DSC_0796_wm

.

Sebenernya di bagian tengah arena Flona ada tenda pameran anggrek peserta lomba, tapi aku kurang tertaik untuk masuk, cukup nginitp dari luar saja… Dan jujur, aku agak kecewa dengan Flona tahun ini, berasa kurang greget jika dibandingkan dengan Flona tahun kemarin. Secara kasat mata bisa dilihat kalau pesertanya tidak sebanyak tahun kemarin, jadi pilihan tanamannya juga kurang banyak. Dari niat pengen beli tanaman, akhirnya aku pulang hanya nenteng 3 sachet benih bunga saja. Jadi rada antiklimaks juga sih dari persiapan sebelumnya, hahahaha…

Tapi setidaknya bisa halan-halan nonton taneman lah, gak cuma halan-halan nonton etalase toko di mol, hehehehe….dan semoga Flona tahun depan bisa kembali gonjreng torerojeng, aamiiin…..

.

.

.

.

Bertanam Sukulen ( lagi )

Setelah ( agak ) sukses bertanam sukulen di cangkir beberapa waktu lalu. Eeewwww… agak sukses sih, secara ada 2 sukulenku yang akhirnya tidak bisa bertahan lama alias tewas pada akhirnya *ngumpet bawah meja*. Tapi hal itu tidak membuatku kapok mencoba bertanam sukulen lagi. Imutnya itu lho, bikin gemes. Plus perawatannya yang minim alias nggak merepotkan. Gak merepotkan tapi kok mati 2 ya ? hahahaha…. ampun bagindaaaaa… 😀

Tapi dari situ aku mencoba belajar lebih jauh lagi, belajar lebih jauhnya sih bukan belajar ke negri Cina lho ya *apaan siiiih*, tapi cukup ngider aja di internet, cari-cari info, plus nekat tanya ke orang yang kuanggap mumpuni di bidang per-sukulen-an. Nah dari situ aku paham bahwa air yang kusiramkan seminggu sekali ternyata jumlahnya masih kebanyakan.  Nyiram tetep seminggu sekali, tapi untuk wadah/pot tanpa lobang dibawahnya seperti cangkir yang kemarin kupakai, takaran satu sendok makan air seminggu sekali ternyata sudah cukup.

Nah kali ini aku pengen nyoba tanam sukulen di pot biasa,  yang ada lubang drainase di bawahnya. Kebetulan aku nemu pot-pot lucu di toko satu harga yang menjual produk Jepang yang lucu-lucu tuuuh, yang judulnya diawali dengan huruf D, hehehe… Lalu cangkirnya gimana ? masih adaaa… masih ada yang kupakai untuk bertanam sukulen juga. Dan saking senengnya nemu pot lucu, akhirnya aku ambil semua jenis dan warna masih-masing satu… *maruk emang*

.

10155143_10206469754173274_392698949802183486_n

 

Sukulennya aku beli di F**m** M**k*t, agak mahal sih, tapi di lapak tanaman yang biasa gak ada siiih… Kalau mau bisa aja sih nunggu Flona tahun ini digelar, biasanya di Flona ada  beberapa tukang tanaman yang membuka lapak khusus sukulen. Tapi kelamaan ah, sekarang beli di FM aja, ntar pas Flona kan bisa beli lagi…. *etdah, maunya*

.

21104_10206469768653636_2311611005731608167_n.

 

Untuk medianya aku masih memakai media asli yang ada di pot sewaktu tanaman aku beli, alhamdulillah cukup untuk mengisi pot barunya. Kalaupun ada kurang dikit-dikit, aku tambah dengan persediaan sekam bakar yang ada di rumah.

.

1908214_10206480998294370_3141638512084358725_n

 

Berantakan ya ? tapi area kerjanya kecil aja kok, jadi yang musti diberesin juga gak banyak, hehehe… Dan ini juga gak sekali tanam kelar urusan, ada beberapa kali pindah-pindah pot juga, biar nemu yang paling pas dan cocok di hati, uhuukss…. tukang kebon galau gitu….

Dan inilah hasil akhir bertanam sukulen seri ke 2-ku….

.

11014681_10206469877616360_6424355042000785404_n

 

Cukup menawan hati kah ?

yuk mari berkebun… 🙂

.

.

.

Berkebun : Menanam Zinnia dari Benih

Zinnia alias Kembang Kertas bisa dibilang jenis tanaman yang mudah tumbuh dan ditemukan dimana-mana. Cantik lho sebenernya, tapi mungkin karena gampang banget ditemukan, jadi kehadirannya jadi agak kurang diperhatikan, udah biasa gitu lhooo… Tapi belakangan mulai muncul beberapa Zinnia jenis baru, bentuknya mungkin tidak terlalu jauh berbeda dengan Zinnia jenis lama, tapi makin cantik dengan variasi warna dan jumlah petal bunganya. Salah satu jenis yang menarik perhatianku adalah jenis Whirlygig, agak susah dibaca judulnya ya ? hihihi…

.

11050722_10206064351598463_5947694077507002384_o

Benih dalam kemasan ini aku beli di Flona Lapangan Banteng beberapa waktu yang lalu.

.

Cantik kan ? penasaran dong aku pengen tanam sendiri. So, mari kita angkat sekop bertanam Zinnia dari benih….

Untuk persemaian, aku memakai pot panjang yang kuisi dengan media tanam secukupnya. Media tanamnya apa nih ? selama ini aku selalu membeli media tanam siap saji *etdah, macem ayam ke-ep-si aje*, siap saji tu maksudnya bukan media tanam yang harus dibuat sendiri dengan mencampurkan beberapa bahan jadi satu. Beberapa jenis tanaman mungkin memerlukan media tanam khusus untuk persemaiannya, tapi sependek yang aku untuk Zinnia cukup dengan media tanam biasa yang bisa dengan mudah kita beli di lapak-lapak tanaman hias.

Benih aku taburkan diatas media tanam dengan jarak yang cukup, lalu aku tutup lagi dengan media tanam yang sama. Tidak perlu tebal-tebal, asal cukup menutup benihnya saja. Salah satu pot semai aku tutup dengan plastik hitam. Konon menghindari paparan cahaya dengan cara menutup pot semai dengan plastik hitam akan memacu pertumbuhan benih.

Usahakan agar benih yang ditebar mendapat pasokan air yang cukup, berada kondisi cukup lembab tapi tidak tergenang. Biasanya aku menyiram dengan semprotan plastik ( botol sprayer ), untuk menghindari guyuran air yang bisa mengganggu pertumbuhan benih. Selanjutnya kedua pot tersebut lalu aku taruh di tempat yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung.

10911427_10206064354958547_1853184984194440446_o

satu ditutup dan satu dibuka, dan mari kita lihat perbedaann… 🙂

.

11076698_10206064361598713_7303425196177915836_o

.

10863794_10206064363158752_7082648855004863264_o

.

Bisa dilihat bahwa benih yang ditutup plastik hitam tumbuh lebih panjang dari benih yang ditanam terbuka, istilah jowonya luwih nlolor, hihihi…. Dari yang aku baca-baca di internet, untuk benih-benih yang termasuk benih sulit tumbuh, penutupan dengan plastik hitam dapat memacu pertumbuhan alias sprout-nya.

Setelah sama-sama tumbuh dua daun seperti diatas, kedua pot semai aku biarkan terbuka tanpa penutup, karena kondisi kurang sinar matahari tidak baik untuk pertumbuhan selanjutnya. Usahakan sinar matahari yang didapat tidak berlebihan, karena bisa membuat benih yang baru tumbuh menjadi kering. Paling bagus sih sinar matahari pagi, jadi tempatkan pot di lokasi yang kena sinar matahari pagi, tapi terhindah dari sinar matahari siang yang terik.

.

10419022_10205973123277812_4331384843976377309_n

.

10475266_10205973124037831_5152037570959894538_n

.

Setelah tanaman sudah cukup besar dan kuat, bisa dipindahkan ke tanah atau ke pot lain yang lebih besar. Untuk Zinnia yang aku sebar kali ini, ada yang aku tanam di pot, ada yang aku tanam di tanah langsung. Untuk yang ditanam di tanah, sengaja aku pasang barikade pelindung *idih, perang kali*. Maklum, tikus got Ciketing termasuk makhluk doyan lalap, ada saja tanaman muda di kebunku yang habis digerogotin. Pelindung aku buka setelah nanti tanaman cukup besar dan tinggi.

.

11037891_10205973128157934_8364617422315438996_n11050229_10205973126597895_3931622997555442971_n

Aneh ya ? qiqiqi… biarin deh, yang penting aman…

Ribet ya tanam bunga dari biji ? ah gak juga, segala jerih payah dan cucuran keringan *lebaiiiiii* bakal terbayar lunas begitu bunga muncul dan bermekaran…. *jeng-jeng-jeeeeeeng… 😀

.

10392508_10205973168838951_4824130117088689869_n

10959577_10205758321667906_2428515728129222988_n

10978547_10205849387904505_1494470468791718207_n

10922437_10205737021335411_58369679730802068_n

.Nah, merasa sukses *kibasin sekop*, aku ketagihan beli bebeapa jenis benih lagi….

10801589_10205243942688753_870322219843086194_n

Maruk ya ? hihihi… dari empat bungkus itu, baru 2 yang kutanam, bunga matahari dan cabe hias. Alhamdulillah semua tumbuh, tapi aku baru bisa pamer bunga mataharinya, karena pertumbuhan cabe memakan waktu lebih lama daripada bunga matahari.

Untuk benih bunga mataharinya, aku memakai metode tutup plastik hitam untuk memacu pertumbuhuhannya. Lalu bagaimana hasilnya ? mari kita pamer lihat….

.

1505113_10205910392069571_3270525385429392016_n

10959613_10205783659101326_1561547793323882183_n

.

10474057_10205798671596629_7352333016086590699_n

.

11021380_10206014820080206_4272513342497691827_o

.

So, menanam dari benih ? siapa takuuuut…. 🙂

.