Tentang Rok Mini dan Isi Kepala

Kalau ada orang yang kicep-kicep terbit air liur bin mupeng melihat makanan yang tersaji lezat di piring orang lain, apakah bisa dikatakan orang itu salah dan berpikiran jahat, karena kepingin dan ngiler atas sesuatu yang bukan haknya ? enggak kan ? Lalu apa bedanya nih, dengan orang yang ‘tertarik’ melihat pemandangan lawan jenisnya yang tampil seksi seronok ?

Tuhan menciptakan manusia lengkap dengan nafsu dan keinginan, sebagai bawaan dari sononya atau yang biasa disebut fitrah, agar bisa bertahan hidup dan meneruskan kehidupan. Ada saat merasa lapar dan juga ngiler melihat makanan enak, sehingga tidak ada cerita orang nggeblak dan tewas di pinggir jalan gara-gara lupa makan. Tertarik dan punya keinginan (baca: nafsu) pada lawan jenis juga ? ya iyalah… dari awal diciptakan, manusia tidak ditakdirkan berkembang biak dengan cara membelah diri kan ? situ orang atau amuba coli ?

Kenapa aku ngomyang begini ? bukan apa-apa siiih, gara-gara ga sreg aja kalo ada yang asal ngomong ‘dasar otak ngeres’, saat ada  orang ( biasanya sih laki-laki ) yang merasa risih melihat pemandangan baju terbuka di depan mata.  Iya, aku ngerti, serta merta mencap penganut aliran baju minimalis sebagai penghuni neraka adalah tindakan yang gak bener, karena tidak ada satupun penghuni bumi yang punya previlese sebagai pemegang kunci sorga. Tapi gebyah-uyah menuduh penonton yang merasa resah saat terpapar pemandangan baju minimalis sebagai otak ngeres dan pikiran kotor ? terlalu naif lah ya… entah itu naif beneran atau sekedar naif cari pembenaran.

Kita tidak bisa menghakimi isi kepala orang lain, dan baru bisa menghukum bila sudah terjadi tindak kejahatan. Tapi setidaknya kita bisa mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, and it takes two to tango, tidak akan perempuan njungkel mati kesrimpet hanya gara-gara memanjangkan sedikit rok-nya, dan tidak ada laki-laki yang mendadak rabun matanya hanya karena ingin menjaga pandangan.