Seperti sudah diketahui dan ( harap ) dimaklumi, aku termasuk tukang kebon pemalas dan ogah repot. Jadi, syarat pertama tanaman di kebunku adalah : mudah perawatan. Syarat selanjutnya adalah rajin berbunga, cantik dipandang, baik hati, sopan lagi peramah… *digetok sekop*. Kebanyakan mau ya ? embeeerrr… tapi alhamdulillah sejauh ini aku merasa tidak terlalu sulit untuk menemukan tanaman yang rajin berbunga tapi minim perawatan seperti yang aku inginkan.
Salah satu bunga kaporit ( baca : favorite ) tukang kebun pemalas seperti aku ini adalah Lantana. Silahkan saja Lantana ini disebut sebagai tanaman sejuta umat sangking gampangnya nemu lantana ini di mana-mana. Tapi yang jelas Lantana terbukti bisa menambah semarak taman dan kebun dengan bunganya yang atraktif. Warna-warni bunga Lantana cukup variatif, dari ungu, kuning, putih dan merah, ada juga beberapa jenis dengan warna kombinasi putih-kuning atau putih-magenta. Syarat tumbuhnya juga mudah, cukup air dan panas matahari langsung. Pemupukan bisa dilakukan sebulan sekali dengan NPK.
Aslinya Lantana berasal dari daratan Amerika sana, lalu menyebar ke seluruh penjuru dunia hingga sampai ke Indonesia. Gak tahu persis kapan nyampe ke Indonesia, gak tertulis di buku sejarah juga sih. Bisa jadi numpang kapal VOC …. *mintak disumpahin sejarawan*. Di Indonesia sendiri, Lantana sering disebut sebagai kembang tembelek karena aroma daunnya yang langu dan kurang sedap jika tersentuh tangan. Jadi, dipandang-pandang aja deh tu tanaman, tapi disentuh jangan, hehehee…. Lantana tumbuh baik di dataran tinggi sampai dataran rendah yang panas.
Sependek yang aku tahu, ada 2 jenis tanaman Lantana, yang pertama adalah Lantana yang tumbuh berbentuk semak, sedangkan yang kedua adalah Lantana yang tumbuh menjalar. Semak Lantana bisa tumbuh hingga 2 meter tingginya. Umumnya Lantana jenis semak ini batangnya berduri, yang walaupun durinya tidak terlalu besar, tapi nyebelin juga kalo sampai kena tangan. Lantana jenis menjalar tumbuh memanjang tapi tidak bisa memanjat/merambat. Kebanyakan dipakai untuk tanaman penutup tanah. Selain itu bisa juga dimanfaatkan sebagai tanaman gantung, tumbuh menjuntai berhias bunga-bunga yang cantik mempesona… *tsaaaaah*
Saat ini bisa dibilang Lantana adalah tanaman andalan penghias kebunku, tiada hari tanpa bunga deh…. dan yang lebih menyenangkan, disaat tanaman lain terkapar tak berdaya menghadapi serangan kutu putih, si Lantana tetap jaya merdeka bebas dari gangguan hama menggemaskan yang satu itu. Bagaimana bisa ? ya iyalah, aromanya itu lho, qiqiqiqi… saking langu-nya, kutu putih pun tak sanggup nemplok disitu. Tapi bukan berarti neng Lantana ini tak sanggup menarik perhatian kupu-kupu lhooo… tetep dooong, kupu-kupu mampir untuk menghisap madu, tapi tidak akan meninggalkan telur yang bakal jadi ulat, soale ulat gak doyan daun langu… 😀
Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari Lantana ini, berdasarkan beberapa bacaan yang aku temukan di inet, Lantana bisa menjadi tanaman hama jika pertumbuhannya tidak dikendalikan. Kalau kuperhatikan sih, selain mudah tumbuh alias minim perawatan, semak Lantana juga cepat pertumbuhannya. Jadi agar kebun tidak ‘dikuasai’ Lantana, sering-sering aja tuh dipangkas. Selain untuk mengendalikan pertumbuhan, prunning alias pemangkasan juga akan memperbanyak munculnya bunga dari cabang-cabang baru yang akan tumbuh setelah tanaman dipangkas. Satu hal lagi, buah tanaman Lantana termasuk buah beracun. Buah muda tanaman lantana berwana hijau, yang akan berubah warna menjadi hitam setelah tua. Racun ditemukan di dalam buah yang masih muda, jadi jangan di emplok deh tu buahnya… gak tampak menggiurkan juga kok, hihihihi…
Untuk memperbanyak, Lantana bisa ditumbuhkan dari biji atau dari stek batang. Perbanyak dari biji biasanya lebih sulit dilakukan dan lebih memakan waktu jika dibandingkan dengan perbanyakan dengan stek batang. Lantana yang dijual di lapak-lapak tanaman hias biasanya berasal dari perbanyakan dengan stek batang.
Seperti biasa, sekalian mumpang pamer Lantan di kebunku, yuk mariii….
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
happy gardening…. 🙂
.
.