Dimensions Daydream Project

Kit yang kubahas kali ini termasuk dalam seri Daydream keluaran Dimensions. Sebenernya ini kit Daydream kedua yang kukerjakan, tapi yang pertama tidak sempat aku dokumentasikan, dan sudah kuhadiahkan untuk temenku. Setahuku seri Daydream sendiri merupakan produk lama dan sudah discontinued alias sudah tidak diproduksi lagi. Jadi mungkin agak susah dicari untuk saat ini. Yang  menarik dari seri Daydream ini adalah bidang kristiknya yang kecil dengan gambar yang relatif sederhana, jadi bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Tapi dengan gambar kristik yang kecil, kit ini bisa tetap tampil mempesona berkat mat cantik yang sudah disertakan dalam  paket kit-nya. Kit ini memang dibuat dengan tujuan do it yourself, mulai dari pengerjaan kristik-nya, sampai pemasangan frame, gak perlu lagi nyamperin abang tukang pigura. Mat sampai kaca bening untuk frame-nya sudah tersedia di dalam kit, lengkap dengan cara pemasangannya yang sederhana dan gampang dilakukan.

 

 

.

wp-1474465768664.jpg

karena gambar kecil dan sederhana, aku tidak membuat grid, cukup temukan posisi tengah pada aidanya,  agar hasil kristik bisa tepat berada di tengah.

.

 

wp-1474465995363.jpg

setelah daun, lanjut dengan menjahit bunganya

.

 

wp-1474466075130.jpg

lalu pot dan lebah di atas

.

wp-1474466095970.jpg

setelah semua xxx selesai dijahit, lanjut dengan backstitch dan french knot.

.

Pemasangan pada frame sangat mudah, dimulai dengan menyatukan mat yang ada gambarnya dengan mat polos. Cukup pake double tape, gak perlu pake lem super tapi jangan juga dilem pake nasi… *eeeeh*. Lalu pasang hasil kristiknya pas di tengah, di bagian lobang yang berbentuk kotak. Lekatkan dengan selotip secukupnya hingga terpasang kuat.

.

wp-1474466166299.jpg

 .

Setelah kristik terpasang rapi dan kuat pada mat, lanjut dengan memasang kaca dan penutup bagian belakangnya. Semua sudah tersedia dalam kit.

Terakhir pasang kunci pengait-nya, gampang kok, tinggal klik pake jari aja, gak perlu repot-repot cari palu, obeng, bor apalai pacul… *ngik-ngok*. Cukup kuat untuk menyatukan mat, kaca depan dan penutup belakangnya. Tapi kalau memang masih ragu, bisa ditempel selotip tambahan. Kalau dilihat dari bentuknya sih, kunci pengaitnya bisa sekaligus digunakan untuk menggantungkan hasil kristik di dinding.

.

wp-1474466180700.jpg

.

wp-1474466184320.jpg

.

 

.

 

dan alhamdulillah inilah hasil akhirnyaaaa….

 

wp-1474466191515.jpg

 

 

 

 

.

.

 

 

Inilah Caraku

Beneran ini bukan niatan mo lebay, posting sekali lagi soal project Kain Basurek-ku saat ntu kerjaan jalan separo aja belon. Tapi memang diniatin mau share alias berbagi, kali-kali aja ada manfaatnya gituh… *ejiye, gaya mboook*.   Yah, itung-itung sekalian untuk mendokumentasikan  *uhukss* jawaban  pertanyaan tentang cara apa yang aku pilih untuk mengerjakan project ini, dikerjakan per bagian atau per warna benang.

Pada dasarnya untuk project KUI ini aku menggunakan cara pengerjaan per warna benang, karena aku memang kurang suka kalau harus sering-sering ganti benang. Tapiiii… ada tapinya nih…  dengan mengingat menimbang dan memperhatikan kondisi yang ada, akhirnya aku memutuskan untuk menggabungkan cara per-warna benang ini dengan cara pengerjaan per bagian.

Mengapa ? Karena aku merasa cukup kesulitan mengerjakan project ini kalau semata-mata hanya menggunakan metoda per-warna benang. Sebaran warna di pola KUI ini lumayan aduhai… hanya sedikit bidang yang cukup besar yang terdiri dari lebih dari 5 xxx, kecuali untuk background hitamnya. Nyaris semua bidang yang dijahit terdiri dari beberapa x doang, bahkan banyak yang hanya satu x aja, yang kemudian lompat ke posisi yang lain, dengan satu x juga,  alias confetti kalo istilah kerennya.

Pada awal pengerjaan aku sempat berniat mengerjakan bagian yang berwarna lebih dulu, lalu baru mengerjakan background. Pan enak gitu, kalau yang warna udah kelar, tinggal isi atau blocking warna hitamnya, gak perlu liat pola lagi dah… Tapi pada akhirnya aku mengerjakan benang hitam dulu, baru kemudian mengisi bagian warnanya. Karena mengerjakan bagian hitamnya lebih dulu ternyata bisa membantu pengerjaan selanjutnya, terutama untuk mencocokkan antara pola dan kain, untuk menandai bagian mana saja yang belum dikerjakan. Oh deket bagian item yang itu, oh di sebelah kiri xxx item yang bentuknya ituh, dst… Begitulah.

Balik lagi ke masalah confetti. Pengerjaan x yang lompat-lompat dan menyebar kadang membuatku pening memikirkan arah mana yang harus diikuti. Lanjut x yang diatasnya kah ? atau x yang dibawahnya ? Dituruti x yang diatasnya, mau balik ke x yang dibawahnya jadinya kejaohan… gak sejauh langit dan bumi sih *haaiiissssshh*, tapi tetep aja jauh. Dan bisa galau lagi kalau nemu percabangan yang lain lagi. Untuk mengurangi kebingungan, bisa juga sih xxx yang sudah dijait lalu ditandain di polanya, misalnya dicoret pake spidol gitu. Tapi aku males kalau harus bolak-balik nandain pola untuk xxx yang sudah kejait. Apalagi untuk xxx yang loncat sana-sini macam kutu loncat joget dangdut gitu… *hiperbola itu maaah*

Belom lagi resiko kelewat alias skip enggak kejahit… Nemu satu kotak kosong belum kejait tu bisa bikin bete berat, apalagi kalau pas warna benangnya gak sesuai dengan benang di jarum yang sedang kita pegang. Rasa hati sih pengennya nekat tutup aja pakai benang yang ada, toh orang lain tak bakalan ada yang tahuuuu…. Iyaa, orang lain tak tahuuu, tapi aku kan tempeeee, eh tahuuuu…. Beraaat ituuu…bakalan berasa bagai duri dalam daging, bagai kerikil dalam sepatu, bagai luka yang tak terobati…. *halaaaagh*.

So, untuk mengurangi kepeningan mikirin arah perjalanan hidup ini, eh arah perjalanan xxx-nya, aku menggunakan cara per bagian, alias membatasi daerah kerja jahitan xxx-nya. Dengan membatasi area kerja, berarti daerah yang harus diperiksa dan dijelajahi mata ( baca : dipelototi ) menjadi terbatas alias lumayan mengurangi capek mata. Dan sedikit tips, aku biasanya mengerjakan benang yang kode di polanya mencolok ( warna dan/atau bentuknya ) lebih dahulu, karena kode yang mencolok bisa membantu menandai posisi xxx pada pola dan pada jahitan di kain, bisa buat patokan lah gampangnya.

 

wp-1472615241859.jpg

wp-1472615118120.jpg

kerjain yang hitam dulu

.

.

wp-1472614876241.jpg

lanjut dengan area pada grid paling atas

.

.

wp-1472614701618.jpg

atau bisa juga area motif dulu, warnanya menggoda siiih, hehehe….

.

.

wp-1472614747563.jpg

balik lagi per grid

.

Mungkin berasa rada rumit ya ? tapi enggak juga kok, enjoy ajaaaa… walaupun polanya cukup bikin pusing, tapi saat melihat hasilnya berasa terbayar deh segala jerih payah banting tulang peres anduk-nya *helehheleeeeh lebay*. Suwiiiiiiiir, eh swareeeeee….. Dan salah satu keuntungan mengerjaan per bagian adalah cepet bisa liat hasilnya. Walaupun hanya selebar sepuluh kotak menurun, tapi melihat barisan xxx yang rapet terisi benang sungguh membangkitkan semangat lho, hahaha… Paling tidak untukku itu ngaruh banget, jika dibandingkan dengan memandang tebaran xxx sehalaman pola yang banyak ketombenya, alias banyak yang belum terisi disana dan disini… Jadi berasa sutris kapaaaaan ini penuhnya, hahaha….

Well, itu caraku sih… dan masing-masing stitcher pasti punya cara sendiri dalam mengerjakan project-nya, gak penting juga menentukan cara mana yang paling bagus atau paling baik, terserah masing-masing ajaaaa… .Sebab yang  paling penting adalah kita bisa  happy dan menikmati hobi tusuk-menusuk *etdah, serem kalik* alias kristik kita ini. Bukan begitu sodara-sodaraaaa ?

met siang n happy stitching…. 🙂

.