BelajarCraftYuk : Kristik Stamped Enggak Ribet

Apa itu stamped cross stitch ? sudah dibahas sebenernnya di postinganku dulu, di https://pingkanrizkiarto.wordpress.com/2010/12/26/belajar-craft-stamped-cross-stitch/ . Kali ini aku pengen nyambung sedikit soal si stamped crossstitch ini, karena sudah beberapa kali aku nemuin keluh kesah derita batin dari temen-temen sesama crossstitcher tentang si stamped ini, qiqiqi….. Pada intinya sih semua mengeluhkan sulitnya ngerjain stamped jika dibandingkan dengan kit kristik biasa.

Let see, apa sih bedanya stamped jika dibandingkan dengan kit biasa ? Yang pertama kali langsung bisa dikenali adalah media kristiknya. Jika kit bisa menggunakan kain aida atau strimin yang permukaannya sudah berlobang2 membentuk pola kotak-kotak, maka pada stamped yang digunakan adalah kain katun yang tenunnya rapat dan tidak ada lobang-lobangnya sama sekali. Kalau gak ada lobang/kotakannya lha njut piye bikin silang-silangnya ? sebagai gantinya di permukaan kain dicetak ( stamped ) tanda silang-silang yang harus diisi dengan benang sesuai arahan pada pola/chart-nya. Uraian tentang hal ini sebenernya sudah dibahas di postingan sebelumnya ya.

Yang jadi masalah adalah, susahnyaaaaaaaaaaaaa bikin silang-silang yang rapi diatas kain dengan tenunan rapat seperti kain katun. Tentu lebih susah jika dibandingkan dengan membetuk silang-silang diatas aida. Kalau di aida kan sudah jelas ada bolong2nya, tinggal ikutin aja lah lubang2 yang di kain. Sementara untuk kain katun, walaupun sudah tercetak jelas tanda xxx-nya, tetap saja tu kain tenunannya rapet banget. Rawan salah tusuk alias tusukan meleset dari posisi yang seharusnya. Wajar kalau kemudian muncul teror psikis *lebay* hasil xxx yang mletat-mletot dan tidak sama bentuk maupun ukurannya. Terlebih lagi kain katun kondisinya lebih lemas dan lebih susah untuk dipegang jika dibandingkan dengan aida. Makin jadi deh sutris dan geregetannya, heheheh….

But, nyerah ? jangan dooooooooooooong…..

Kain lemes ? pakailah pembidangan. Berdasar pengalamanku sendiri, kalau mau sukses ngerjain stamped, maka pembidangan is a must. ! Kain lemes kalau sudah pas dipasang di pembidangan mau gak mau akan teregang kaku dan kenceng, gak bisa  lemes dan melambai-lambai bagai nyiur di tepi pantai lagi. So, masalah lemes sudah teratasi toh ? Dengan kain yang sudah tidak lemes lagi, maka menjahit tanda xxx diatas permukaan kain tersebut juga akan menjadi jauh lebih mudah.

Masalah selanjunya adalah susahnya menjahit bentuk xxx yang rapi dan seragam diatas kain dengan tenunan serapat kain katun

Nyerah lagi ? jangan doooooong….

Untuk masalah yang satu ini sih saranku adalah jangan pernah, ulang, JANGAN PERNAH…. *berasa ngomong pake TOA*, merasa ter-intimidasi oleh gambar ini :

 

Image

 

 

gambar xxx dibawah tulisan correct diatas memang terlihat rapi jali trilili-lili… dan seringkali secara gak sadar kita merasa bahwa xxx yang kita jahit haruslah setrilili-lili gambar diatas. Plus pengalaman dengan aida membuktikan bahwa membuat xxx serapi gambar di atas bukanlah hal yang sulit. Jadi begitu menjahit diatas kain katun dan ada x yang agak melenceng sedikiiiit saja bentuknya, langsung deh, bayangan gambar diatas tulisan incorrect datang menghantui…

Padahaaaal, seperti sudah diketahui, kain aida jelas berbeda dengan katun. Kain aida sudah menyediakan lobang-lobang yang bisa menjadi jalur untuk membuat barisan xxx yang rapi. Sementara kain katun mempunyai tenunan yang rapat nyaris tanpa lobang, sehingga kemungkinan tusukan untuk membuat xxx-nya meleset sangatlah besar. Dan yang perlu diingat, sulaman kristik pada  kain dibuat dengan tangan yang tidak bisa bebas dari unsur nggregeli alias tidak bisa 100% bebas dari getaran yang bisa bikin jarum kepleset. Lha wong dijahit tangan manusia je, bukan nyuruh robot transformer…. *eaaaaa*. Mana bisa serapi gambar di atas kertas, jadi sekali lagi, cuekin saja gambar diatas, terutama yang bagian kiri !

Meskipun gambarnya boleh dicuekin, tapi pesan diatasnya cukup penting untuk diingat. Jaga jangan sampai kain puckering alias njekitet alias mengkerut. Kain mengkerut akan membuat tampilan kristik jadi jelek. Untuk itulah -sekali lagi- pembidangan mendapat status IS A MUST dalam pengerjaan stamped crossstitch. Masalah bentuk dan ukuran xxx-nya yang tidak sama persis, biarin aja…. bersabar dan berbesar hatilah, jangan memaksakan diri untuk bisa membuat xxx yang serapi dan sejali kalau mengerjakan kristik di atas aida. Kalau bisa sih ya bagooooosssss, tapi kalau tidak ya jangan nesu dan jangan mutung… 

Pada awalnya mungkin bakalan muncul sedikit serangan demam dedel, tangan berasa gateeeel aja pengen memusnahkan barisan xxx yang terlihat tidak seragam dan menjengkelkan hati. Tapi itu biasa kok… sabar aja, teruskan menjahit. Kalau tidak parah-parah amat ya terusin aja, dalam artian jangan sampai satu x skala-nya 1, sementara x sebelahnya skalanya 50. Beda ukuran dikit gapapa. Mleyot dikit juga gak masalah, asal jangan sampai bentuk XXX-nya berubah jadi bentuk OOO, hehehe….

Jadi teruskan menjahit, maju terus pantang ng-UFO….

Mau contoh ? mari kita lihat….

 

 

stamp copy

see, acak adut juga toh ? Kalau xxx-nya dilihat satu-satu mungkin akan terasa nyebelin, tapi kalau sudah ngumpul dan ngeriung bareng-bareng begitu kan terlihat baik-baik saja toh ? Bisa dibilang inilah salah satu contoh gunanya temen bagi kita, untuk nutupin kejelekan kita, wkwkwwk…. *digiles becak*

 

 

apalagi kalo sudah di-frame, makin menawan hati dan mempesona jiwa raga deh…. *kipatke kudungan*

 

364 copy

 

 

hp copy

MyCrafts : SummerCupCakes Project, Satu-satuuuu…..

Kadang ada kit kristik yang gambarnya menyebar dan tidak nyambung posisinya, tidak seperti gambar pemandangan alam yang semua obyek pendukungnya digambar dalam satu kesatuan yang saling terkait… *pejabat banget kalimatnya*. Obyek yang dibuat menyebar sih selama ini banyak aku temuin di kit kristik keluaran Soda yang aslinya made in Korea, tanah tumpah darah-nya mas Hyun Bin dan Jung Il Woo tuuuh… *kumat demam KPop*. Biasanya sih yang dibuat dengan cara menyebar adalah gambar benda-benda yang punya kesatuan tema, seperti alat-alat dapur, peralatan minum teh, jenis-jenis bunga atau gambar-gambar kue yang sedap mengundang selera.

Tapi selain brand Soda, tentu saja ada beberapa brand kit kristik yang mengeluarkan produk dengan gambar yang menyebar, seperti kit kristik keluaran Bothy Threads ini, judulnya Summer Cup Cakes. Selain bisa bebas memilih mulai ngerjain yang mana dulu, keuntungan ngerjain kit dengan gambar yang berdiri sendiri-sendiri ini adalah semangat yang bisa nambah begitu ada satu bagian selesai, sudah kliatan cantiknya gitu lhooo… Semangat  sangatlah penting sodara-sodaraaaa… seriyeeees. Suasana hati bisa jadi jemu bin suntuk kalo mengerjakan sesuatu yang rasanya gaaaaaaak selesai-selesai…. *lagu kebangsaan crossstitcher*

Nah, dengan menyelesaikan sampai tuntas satu bagian, jemu bin suntuk bisa sedikit terobati toh ? Syukur-syukur bisa nambah sumingat untuk cepet menyelesaikan seluruh gambar dengan cepat tepat tajam terpercaya… *berita kaleeee*.

 

921379_10200869729576159_1891526744_o

922424_10200885651254191_1372049589_o

476490_10200892993117733_1439496771_o

945567_10200935715065755_228174908_n

247162_10200968013273190_1725827429_n

946951_10200999437298771_287632492_n

967103_10201034710020567_990282832_o

966768_10201049311425593_1705540180_o

Bantargebang-20130519-00296

Taraaaa… sudah selesai dijahit sembilan kue cantik. Sebenernya ini juga belum sepenuhnya selesai sih, karena masih ada tahap pemasangan beads yang bisa menambah blink-blink penampilan. Beads tidak bisa segera dipasang karena kain masih harus dicuci lebih dulu, untuk menghilangkan garis-garis pembantu alias gridding-nya.

941620_10201051717645747_1017815590_n

 so let’s get the BEADS….

*berasa jadi Agnes Monic lagi ngiklanin motor*

*disambit penonton*

cup3

dan akhirnyaaaaah…. inilah kuweh blink-blink ala Bothy Threads yang berjudul Summer Cup Cakes….

Numpang Menghakimi

Suatu saat, ada pandangan sinis tertuju ke arahku *jeng-jeng-jeeeeeng… backsound pilem horor dong*. Apa pasal ? pada saat itu aku lagi asyik  pegang henpon, sementara di dekatku den mas Fachri kencono wingko-ku yang paling kecil sedang sibuk merapat ke mbak pengasuhnya. Batinku jane yo ngguyu sih, batin sempet cekikikan juga sih… ini orang sepertinya sedang menjatuhkan vonis kepada diriku. Kalo dibikin headline koran mungkin isi kepala si sinis tadi judulnya adalah Ibu Kurang Ajar yang Lebih Sayang Henpon daripada Anaknya Sendiri, atau bisa juga  Payah kali Ni Emak, Kalah Bersaing Melawan Baby Sitter. Bombastis yo ? qiqiqqi….

Asli sebenernya pengen cekikikan disitu dan pada saat itu juga, tapi ntar malah judulnya ditambahin jadi Stress dan Cekikikan Sendiri Akibat Menelantarkan Anak. Haduuuh, apa ndak tambah gawat tuh jadinya. So biar gak ketauan aku pasang tambang cool aja, anyem njejet… etapi jangan2 ntar kalimatnya berubah jadi Ibu Kejam Bertampang Dingin. Jiyaaaah, salah lagi dah, wkwkwk….

Well, apa perlu kujelaskan pada dirinya bahwa wajar kalau saat itu Fachri mepet2 ke mbak-nya, lha wong ada maunya je… Fachri tahu kalo di tas yang dipegang mbak-nya ada kue dan cemilan yang memang selalu disiapkan kalau ngajak dia jalan-jalan. Dan apa perlu ku menggelar konperensi pers sekalin untuk menjelaskan perilaku Fachri di rumah yang maunya nempel aja terus ke simboknya, lha wong lagi di kamar mandi aja ditungguin gak pergi-pergi. Dan kalo mau dipanjang kali lebarkan lagi, apa perlu dibuat seminar yang menjelaskan apa-mengapa-bagaimana-nya caraku membesarkan Fachri ? Haduuuuuuuuuh, lebaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaay…..

Ha tapi piye yo, penghakiman instan sepertinya kok makin heboh saja belakangan ini. Gak percaya ? silahkan buka internet, buka lapak jejaring sosial… dimana ada tempat untuk numpang komentar disitulah bakal banyak ditemukan hakim-hakim dadakan. Kalo masih pake bahasa sopan sih mungkin masih  mendingan kali ya, ini segala macam sumpah serapah dan isi kebun binantang bisa berhamburan keluar. Menyuarakan opini ? lha ya boleh2 saja sih… tapi please deh, mbok ya jangan asal komen gitu lho, luangkan sedikit waktu untuk memahami sedikit lebih jauh. Gak susah kok, luangkan waktu dan kelapangan hati untuk menerima berbagai masukan. Di jaman lagi hits-hits-nya pencitraan, penggiringan opini, framing dan konco-konconya seperti sekarang-sekarang ini, menjadi pembaca dan pengguna inet yang cerdas adalah pilihan terbaik… *sok wise deh ah*

Itu kalau di inet, lha njut emak-emak yang nglirik sinis pada diriku tadi enaknya diapain ya ?  :p

Tukang Kebon Belajar Motret

Yak, begitulah adanya… gara-gara pengen pamer *ahem, kebiasaan* kembang yang lagi mekar di kebon, aku jadi niat pengen belajar motret yang baik dan benar. Lha selama ini main jeprat-jepret aja to ? iya sih, jeprat-jepret-aplot aja, sing penting kan pamer kembang *mintak disambit sekop*… Tapi trus pas ngider di inet dan  nemu foto-foto bunga yang cantik nian, kok jadi kepengen bisa motret cakep juga. Jadi senapsaran lah rasa hatiku… kok bisa ya, orang motret bunga jadi cakep banget begitu. Tanya sana-sini dapet jawaban kalau jenis kamera pun sangat menentukan hasil fotonya.  Langsung lirik kamera punya masboss deh, mana tu kamera sejak dibeli lebih banyak nganggurnya daripada dipakainya. Yo wis, ku berdaya gunakan saja toh ?

So, pegang kamera dslr lalu selesai masalah ? oh tiidaaaaak…. datang masalah lain lagi dong. Gimana enggak, selama ini aku cuma ngandelin kamera bb, gampang dan juga lebih praktis. Selesai jepret bisa langsung aplot ( baca : pamer ) di socmed. Mentok-mentok cuma pake kamera saku yang tinggal jepret aja gak pake mikir macem-macem. Jadi begitu megang kamera gede dengan segala macam tombol dan segala macam settingan, langsung puyeng deh aku… Baca manual book ? tambah ngelu sodara-sodara… Lagian sejak kapan sih manual book itu enak dibaca ? Manual book cuma enak dipake buat ganjel pintu *mecucu*.

Tapi berhubung hasrat pamer kembang sudah sampai ke ubun-ubun, ya wis bela-belain aja tanya ( lagi ) sana-sini, gimana caranya ntu kamera segede gaban bisa dipakai motret. Mpe beli buku-buku fotografi juga lhooo, hehehe.. tentu saja buku yang dipilih adalah buku-buku yang judulnya menggunakan kata-kata “pengantar”, “pemula” atau yang paling dicari adalah kata “cara gampang”. Secara emak-emak sudah mulai lemot kalau diajak mikir abot. 

Dari tekad menuju nekat, inilah hasil belajar njepretin karet gelang kamera di kebonku….

 

546663_3843899266615_207342731_n

Ocha Serrulata, also known as Mickey Mouse plant
aslinya dari Afrika Selatan, tumbuh ideal di dataran rendah sampai sedang dan perlu sinar matahari

 

575812_4141836834868_1119660870_n

Siapa yang gak kenal Bougainvillea ? *etdah, tulis aja bugenvil napah*
“bunga” yang tampak cerah berwarna-warni itu sebenernya adalah daun yang telah termodifikasi. Bunga sejati-nya ngumpet di sela-sela daun warna-warni itu, berbentuk tabung kecil tapi panjang, kira-kira 5 senti. Makin kena sinar matahari, maka makin hebohlah tanaman ini berbunga. Terapi stress air juga bisa memacu pembungaan. Bisa hidup di dataran rendah sampai tinggi

 

10577_4509705191347_1181634983_n

salah satu varian adenium obesum, ning aku lali namanya… *garuk2jidat*
secara umum adenium obesum termasuk tanaman sukulen yang mampu hidup dalam kondisi kurang air, terkenal pula sebagai bunga mawar gurun alias dessert rose. Sama seperti bugenvil, terapai stress air bisa memacu munculnya semarak bunga adenium.

 

059 copy

iyaaaa, ini mawaaaar….
aku lagi seneng ngumpulin mawar, termasuk tanaman yang gak rewel perawatan dan gak rewel di kantong juga, alias murah meriah mantab.

 

376321_4246262645448_186745

maap, bukannya saya sengaja, tapi maap… *mpok minah mode-on* aku gak tau nama ni kembang, udah gugling sana-sini tapi malah mumet dewe.
Dari yang aku lihat, tanaman ini termasuk tanaman yang rajin berbunga tapi perlu penopang, karena ranting-rantingnya yang kurus dan cenderung menjulur kesana-kemari. Namun hal itu bisa diakali dengan cara okulasi ke batang yang lebih kokoh, jadi jangan heran kalau di lapak tanaman hias tampak ada pohon tinggi besar yang dipenuhi kuntum bunga ini. Cantik sih, tapi itu hasil okulasi, bukan aslinya tanaman itu sendiri.

 

554580_10200857646114080_1217501039_n

seriyes aku sebenernya penasaran ama jenis kembang ini, tapi yang ukurannya lebih gede, yang mekarnya barengan ama jam dinas mbak Kunti tuh… Wijayakusuma memang cakeeeeep…
Tapi sementara belum punya yang gede, senangkan hati dulu dengan yang kecil2 ini…. Oh ya, gak seperti wijayakusuma besar yang perlu naungan untuk tumbuh baik, wijayakusuma seri mini ini lebih doyan sinar matahari dan biasa dipajang sebagai tanaman gantung.

 

306738_10201023934751192_634306458_n

ini beneran Gerbera
sempet bikin aku takjub, secara yang aku tahu, gerbera hanya bisa tumbuuh baik dan berbunga di dataran tinggi yang berhawa dingin. Tapi mungkin ini jenis budidaya-nya kali ya, jadi bisa hidup dan berbunga di Bekasi yang berhawa panas, gak repot pula ngurusnya, alhamdulillah….

 

052 copy

Mawar lagi dong, hehehe…
kata penjualnya ini varian mawar kampung yang aseli gak diapa-apain… tapi justru punya aroma wangi yang jarang dimiliki mawar hasil budidaya. Mawar sendiri termasuk tanaman yang mudah perawatannya, cukup pupuk, cukup air dan cukup siraman sinar matahari, lebih baik lagi sinar matahari pagi.

 

Untuk ajang pamer kembang *preeeeet*, aku punya album sendiri di akun fesbukku. Tapi kadang iseng juga sih, numpang moto kembang punya orang, macem ini nih…

334400_4659312851445_1267192553_o

tapi enggak diaku taneman sendiri lhooo… ntar diomelin abang tukang tanemannya lah, dagangan orang kok di-klaim hasil kebon sendiri. Tapi abangnya sempet pesen mintak di-tag kalo udah di aplot di pesbuk… *asli-bo’ongnya*

 

Dan berhubung pokok masalahnya adalah aku ini tukang kebon bukan tukang poto, jadi jangan suruh aku motong kembang hanya untuk difoto. Menurutku tempat terbaik sekuntum bunga adalah nempel di pohonnya, dan biarkan saja di situ terus sampai habis masa berlakunya, sekian dan terima setoran…. *eeeeeh*

333353_4130257185384_430147426_o

MyCrafts : Tree Fun Project, per Halaman

Haiiissssh… ada-ada aja ya, setelah kemarin nulis ( baca : pamer ) soal ngerjain kristik per warna benang, sekarang ganti ngomyang soal ngerjain kit kristik dengan urutan per-halaman. Per halaman ? iya, per-halaman pola, bukan halaman rumah ya…. *kumat nggladrah*. Masing-masing brand kit kristik punya gaya sendiri dalam mencetak pola, ada yang langsung satu halaman pola gede banget yang seperti yang aku temuin di kit birthrecord-nya Bucilla. Berasa lagi baca koran deh kalo pas megang tu pola. Tapi ada juga juga yang membagi-bagi polanya menjadi halaman-halaman  kecil, seperti kit-nya Bothy Threads yang aku kerjain ini.

Pola di kit Bothy Threads sendiri termasuk pola yang gampang dibaca, dibedakan pula pola untuk mengerjakan xxx-nya dan pola untuk mengerjakan backstitch-nya, ada 2 set pola gitu…  Jadi tidak ada tuh cerita simbol gak jelas karena over lapping atau ketutup instruksi untuk backstitch-nya. Tapi tidak seperti pola kit keluaran cina yang kebanyakan sudah dibendel jadi buku, pola Bothy Threads dibiarkan begitu saja berupa lembaran-lembaran kertas lepas yang bisa  terbang bebas kemana dia suka…. *burung kaleeee*. Agak merepotkan buat aku sih, secara aku terbiasa mengerjakan per warna benang, jadi kudu bolak-balik ribet nyari pola halaman selanjutnya. Sok ribet ya ? gayanya sebakul…. *kibasin kudungan*. Lha wong jumlah halaman pola-nya juga ga banyak gitu lho…. jauh banget ama  heboh-nya pola HAED yang sampe puluhan lembar jumlahya, hehehe… Ngerjain Bothy aja udah brisik, gimana mo ngerjain HAED…. *mrenges malu*

Sebagai tambahan, selain polanya yang tercetak jelas, aku suka ngerjain kit Bothy Threads karena benangnya yang berasa smoooooth banget, madeira gitu lhooo…. plus warna-warna-nya yang manis-manis bak kembang gula…. *sok puwitis*. Wis ah, daripada makin gak jelas tulisannya, yuk mari kita lihat saja prosesnya….

 

551110_4299650380108_1393662358_n

sesuai urutan kebiasaanku, aku mulai mengerjakan dari bagian kanan atas

 

256913_4317199858834_1142384892_o

lanjut ke kanan bawah

 

210569_4430163722860_1340274681_o

lalu geser ke kiri atas

 

191133_4444672965582_1045106469_o

taraaaa…. akhirnya kelar juga setelah selesai mengerjakan bagian kiri bawah

 

 

sebenernya  kalau dilihat sih gambarnya rada-rada ngaco ya ? gak jelas proporsinya, heheheh… tapi justru itu yang bikin aku seneng, gak mirip-mirip banget ama orang sebenernya, karikatur banget lah…. dan warna-nya itu lho, sungguh bikin jatuh hati. Dan akhirnya tiba saatnya untuk nge-frame…. sok-sok aplot di efbi gegara bingung pilih mat-nya

330944_4531737982153_659146596_o

kalau frame hijau terlalu mirip dengan warna yg dominan di kristiknya, kurang seru. Jadi pilihannya adalah jingga atau biru….

 

 

dan akhrinyaaaah, terpasang manis di dinding kamar anakku….

522396_4707190168348_32126064_n

MyCraft : Cottage Scene Project per Warna Benang

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat lewat fb bertanya tentang manajeman kerja yang paling enak dalam ber-kristik ria. Ewww, sebenernya ini juga tergantung masing2 orang sih, gimana enaknya. Lha wong namanya juga hobi, pan ya suka-suka yang ngerjain, gimana caranya project selesai dengan rasa senang di hati. Kalau untuk aku sendiri, setelah bertahun-tahun malang melintang di dunia perkristikan *preeeeeeeet*, cara yang menurutku paling efisien adalah dengan mengerjakan per warna benang alias per simbol benang yang tertera di chart. Bukan apa-apa, keluhan yang beberapa kali aku temukan dari orang-orang yang berputus asa dari dunia perkristikan adalah ribet bolak-balik ganti benang ! Baru juga  jalan berapa kotak sudah harus ganti lagi, capek deeeh…

Iya juga sih, beberapa tahun yang lalu, waktu aku belum kenal sistem gridding, gonta-ganti benang adalah hal yang sangat meribetkan dunia persilatan, eh perkristikan. Saat itu manajemen kerjanya adalah kerjakan mulai dari tengah, lalu merembet ke kanan dan kiri kain strimin/aida. Sedikit demi sedikit dan sering gonta-ganti benang untuk mengindari kesalahan hitung. Merambat kotak demi kotak dengan efek samping pegel ati dan jari gegara kudu sering ganti benang . Kesalahan hitung sendiri rawan terjadi kalau pengerjaan kristiknya dilakukan dengan cara melompat-lompat. Maksudnya yang melompat tu posisi pengerjaan kristiknya lho ya, misalnya yang tadinya ngerjain di ujung kanan kain, trus pindah ke ujung kiri kain. Bukan crossstitcher-nya yang melompat-lompat macam kanguru dari Australia…. *disambit pembidangan*. Dulu sih alesanku lompat ngerjainnya karena males gonta-ganti benang ituuuuh…

Tapi saat ini berkat perkenalanku dengan sistem gridding, lompat-lompat pengerjaan bisa tetap dilakukan nyaris tanpa resiko *berasa jadi kayak bintang iklan*. Jadi kain/aidanya sudah digarisin per sepuluh kotak, sama seperti pola kristik-nya yang sudah diberi garis bantu per sepuluh kotak. So untuk menentukan benang warna A harus dijahit di kotak sebelah mana saja, bisa dilihat dari koordinatnya di pola. Trus tinggal jahit deh di kain/aidanya pada koordinat yang sama. Lompat-lompat pun tetep aman-aman saja jadinya. Gridding juga membantuku menghitung kotak xxx yang harus dikerjakan. Kalau kotak xxx-nya berderet panjang, tidak perlu dihitung satu-satu. Kan sudah ditandai persepuluh kotak, tinggal dihitung aja sisanya, ya toh ? *kipas-kipas kit*

Tapi balik lagi, ini juga masalah selera pengerjaan sih… ada juga crossstitcher yang tetep nyaman-nyaman saja kerja tanpa gridding. Sudah pakai gridding pun ada yang tetep seneng gonta-ganti benang. Karena kerja per warna benang juga ada resikonya, apa itu ? Bosan Bagindaaaaaaaaaa….. Jadi gridding lebih dimanfaatkan sebagai pengaman saja, gonta-ganti benang mah teteeeeeeeeeep… Dan biasanya untuk mengakali ribet gonta-ganti benang, ada crossstitcher yang sengaja menggunakan lebih dari satu jarum dalam sebuah project, lebih dari 10 juga boleh lho… Jadi masing-masing benang dalam kit sudah terpasang dalam jarum, siap digunakan.  Tapi walaupun ada alat bantu yang bisa membantu mengorganisir gerombolan jarum kristik itu, tetep saja aku lebih suka menggunakan satu jarum saja. Bukan apa-apa, aku cenderung cerobah dan lupa-an kalo ama jarum *kalo ama duit sih enggak*, apalagi aku masih punya dua krucil iseng di rumah. Jadi untuk amannya aku lebih memilih menggunakan satu jarum saja.

Jadi, manajeman ngristik mana yang anda pilih ? terseraaaaah, yang penting happy aja, ya kaaaan…..

Dan untuk ending postingan kali ini, aku pajang foto-foto pengerjaan kit Cottage Scene-nya Anchor dengan cara pengerjaan per warna benang, yuk mariiii…

 

555753_4285244059959_2016011407_n

182191_4285248740076_548987812_n

3

318825_4285251100135_939220060_n

5

6

10

9

559100_4285266780527_1957183145_n

11

12

rum

13

 

11a

14

531360_4285278180812_1504241306_n

15

16

 

aa

bb

dan akhirnya setelah Backstitch yang menguras  kesabaran….

18

 

sedikit tentang gridding ada disini : https://pingkanrizkiarto.wordpress.com/2011/09/14/belajar-craft-yuk-gridding-untuk-cross-stitch/

MyCrafts : Titania the Fairy Queen Project

Sebenernya project ini sudah lama aku kerjain sampai selesai, tapi tiba-tiba kok pengin aja nulis di blog. Salah satu alesannya karena di project ini aku baru kenal ama Threads Heaven. Threads heaven sendiri adalah semacam conditioner atau pelembab yang di aplikasikan ke benang metalik, dengan tujuan agar benang metalik tersebut lebih gampang dipakai atau digunakan dalam sebuah crosstitch project. Eaaa, makin lama kok bahasaku malah jadi makin kayak pidato aja ya… *lap kringet*. Titania project ini juga project pertamaku yang menggunakan pola dari Mirabilia, bukan apa-apa sih, sebenernya aku juga bukan penggemar gambar-gambar peri gitu… kaporitku sih gambar bunga ato landscape.

Tapi aku penasaran ama pola Mirabilia yang gak pernah absen pake beads yang blink-blink itu, dan kebetulan aku juga mau kasih kado nikah ke ponakan, ya wis lah aku bikin si Titania ini… secara ponakannya yang  nikah itu juga hobi bener ama kupu-kupu. Maka jadilah si Titania yang penampakannya kayak kupu-kupu gegara ada sayapnya itu yang kupilih. Pola alhamdulillah aku dapet dari temen sesama crossstitcher, jadi jatohnya gretongan lah. Sedangkan kain aida, benang dan pernik2-nya aku beli di hobbycraft kelapa gading. Bisa dibilang paket hemat sih, karena aku gak pake beads asli MillHill tapi cukup KW-nya aja, trus benang metaliknya aku juga pakai yang DMC aja, bukan yang Kreinik sesuai arahan di pola aslinya.

 

180282_1762721518472_4041525_n

ini benang DMC-nya

 

Untuk aida aku pilih yang  rustico, tekstur-nya agak kasar sih, tapi warnya menurutku pas banget  dengan yang dicontohkan pada pola aslinya.

 

181027_1782959984421_6620196_n

 

baru sampai disini aku sudah mulai ragu-ragu, karena dari iseng gugling2, aku lihat  di pola yang sama tapi dikerjakan orang lain, untuk bagian sayap yang merah jambu itu aslinya berwarna agak ke-emasan. Hedeeew, lumayan senewen juga aku, ya gini deh resikonya pakai benang gak sesuai bener dengan yang diminta pola. Di bagian itu seharusnya campuran benangnya menggunakan benang metalik dari Kreinik, tapi aku ganti pake DMC metalik. Tapi yo wis lah, merah jambu juga cantik kok…. *ngayem2 hati sendiri*

Dan untuk pemasangan benang metalik ini memang sangat menguras kesabaran sodara-sodaraaaaaaa…. benangnya sungguh menggemaskan mintak dicubit, getas banget dan mudah mbrudul… mbrudul in indonesia is…. apa ya ? gampang tercerai berai-lah, pecah berkeping-keping gitu… *lebay*. Wis pokokna tu benang metalik emang kolokan bener, kudu ditangani dengan hati-hati biar gak cerai berai. Dan berkat bisik-bisik tetangga sesama crosstitcher aku akhirnya mencoba memakai kondisioner untuk benang alias si threads heaven itu. Alhamdulillah membantu banget sih. Cukup lumuri sang benang metalik denga threads heaven dengan jalan menarik lembaran benang diantara jari jempol dan jari telunjuk yang sudah diolesi threads heaven dulu sebelumnya. 

 

183246_1805180459919_6405498_n

dan inilah penampakan sang benang metalik dan threads heaven-nya… kecil sih kotaknya, tapi cukup kok untuk project ini, nyisa malah…

 

172965_1802041621450_4952171_o

kejar setoran gara-gara penasaran ( again ) dengan aplikasi beads-nya, belum pernah soale… Dan walaupun enggak pakai millhills asli, tapi tetep aja tidak mengurangi antusiasku untuk ber-beads ria, merdeka !

Dan akhirnya inilah si neng Titania yang blink-blink penuh pesona…. *uhuuuukssss*

175153_1820937453834_4916427_o

175153_1820937413833_7802966_o

Berkebun : Kembang Sepatu-ku

Saat ini , selain mawar aku juga mulai seneng ngumpulin Kembang Sepatu. Kesengsem banget ma warna-warni Kembang Sepatu yang semarak dan besar kuntumnya. Dan yang jelas, sepengetahuanku, kembang sepatu termasuk tanaman yang mudah perawatannya. Penting banget tuh buat aku yang menyandang gelar tukang kebon pemalas, wkwkwwk… Salah satu bukti bahwa kembang sepatu termasuk tanaman yg gak rewel adalah Kembang Sepatu termasuk tanaman yang mudah ditemukan di taman-taman umum di sekitar kita, bahkan  ada yang ditanam di jalur hijau di pinggir jalan raya. Tapi biasanya yang sering nampak memang jenis Kembang Sepatu yang umum-umum saja, kalo gak yang warna merah jambu ya kuning gonjreng. Tapi tetep cantik kok, memberi nuansa berbunga-bunga di jalan raya… *haiiisssh kalimatnyaaaah*

Lha trus jenis Kembang Sepatu seperti apa yang aku punya ? sampai saat ini Allhamdulillah sudah cukup banyak sih, mpe mikir ntar kalo mau beli lagi mau ditanam dimana, secara lahan yang terbatas, sementara Kembang Sepatu sendiri termasuk jenis tanaman perdu yang banyak makan tempat.

 

526090_3843887986333_1312838148_n

28737_4784802868617_938946227_n

255334_4306981563383_1847082104_n

556977_4135307471638_1108478344_n

076

672_4710525691734_1680420890_n

181133_4183162667988_39917227_n

185 copy

535366_4760636704478_559092091_n

559825_10200511744506756_1614876724_n

486606_10200715243994116_1228067421_n

551430_10200500962477212_1049563193_n

 

seperti lazimnya kebanyakan tanaman berbunga, Kembang Sepatu dalam pertumbuhannya memerlukan banya sinar matahari. Bisa sih tetep tumbuh di tempat ternaung atau kurang mendapat sinar matahari, tetapi nantinya akan berpengaruh pada jumlah bunga yang muncul. Semakin sedikit sinar matahari, semakin sedikit pula bunga yang bakal muncul. Selain itu untuk mendapatkan tanaman Kembang Sepatu yang sehat, diperlukan jenis tanah yang gembur dengan kelembaban yang cukup. Penyiraman diperlukan, terutama pada saat tanaman baru saja ditanam atau dipindahkan dari polybag ke tanah.

Kembanga Sepatu bisa tumbuh hingga 1,5 sampai 3 meter, cukup tinggi tapi gak ketinggian banget untuk ditanam sebagai tanaman pagar atau center point di taman. Membuat taman lebih semarak karena selain bunganya yang cukup besar dan warnanya yang kuat, tanaman ini bisa berbunga terus sepanjang tahun di iklim tropis. Memperbanyak kemungkinan berbunga juga dapat dilakukan dengan pemangkasan alias prunning, karena biasanya bunga akan tumbuh pada ujung-ujung cabang baru. Tapi selain prunning,  pemupukan secara berkala juga perlu dilakukan, aku biasanya menggunakan NPK untuk bunga alias NPK dengan kadar P-nya yang tinggi, dipupuk sebulan sekali sudah cukup.

Berdasar pengalamanku, media terbaik untuk Kembang Sepatu memang tanah yang asli alias ditanam ditanah langsung, bukan di pot. Tapi mengingat, memperhatikan dan menimbang kenyataan bahwa lahan kebunku terbatas, maka aku mulai mencoba untuk menanam Kembang Sepatu di pot. Bisa gak ? bisa kok.. yang perlu diingat gunakan media tanam yang baik, jangan yang terlalu berat dan berpotensi menahan air terlalu banyak sehingga kondisi media dalam pot menjadi terlalu lembab. Jangan lupa tambahkan pupuk organik untuk menambah kesuburan media tanam. Dan yang penting kalo nanem di pot tu kudu rajin memangkas, biar enggak numbuh nggejebrak….. *boso opo maneh iku*

Wis pokokna, Selamat Berkebuuuuuuuun….. 🙂

 

472631_10200942329271106_1440463504_o

Perjanjian Pra-Nikah ? Mbok ya Biarin Aja….

184128_prenup362

Jadi pengen nulis soal perjanjian pra nikah gegara postingan temenku di fesbuk. Ceritanya ni temen upload foto artikel di koran tentang perjanjian pra nikah. Emang lagi hits sih topik itu, secara ada  mantan artis merangkap anggota dewan yg lagi ribut mo cerai dengan membawa-bawa perjanjian pra nikah. Haissh, malah ngelantur…. Mari kita tinggalkan infotainment-mode-on, back to topic, jadi  dimata temenku itu membuat perjanjian pra nikah adalah suatu hal yang salah, lha wong nikah kok udah mikir gimana nanti kalo cerai, gak usah nikah aja kalo gitu, itu salah satu isi komentarnya. Dan dibawah foto yang di-upload ada caption : Sudah salah kaprah dalam memahami arti sebuah pernikahan……bgm menurut anda?  Haiyaaaa, bgm menurut anda?  kalimat itu yang  seakan melambai-lambai bagai nyiur di tepi pantai bagiku *lebaaaaaaiiiiii*, seakan mengundang untuk segera ikut nimbrung berkomentar….

Lha piye to, mosok perjanjian pra-nikah dianggep sebagai tanda-tanda orang gak seriyes mau nikah, alias nikah dengan tujuan ntar mau pisah. Lha ya enggak gitu to ya…. Tapi mungkin yang membuat masalah perjanjian pra-nikah ini jadi beraroma sensi adalah kondisi awal sebuah pernikahan yang biasanyan dipenuhi wangi cinta-cinta-cinta dan cintaaaa melulu… maunya percaya-percaya-percayaaaaa aja… jadi kalo ada perjanjian pra-nikah wich is itu artinya membicarakan kemungkinan kegagalan, langsung aja berasa dan dianggap mencederai niat percaya, harapan dan cintaaaaa sang  mempelai berdua…. *tribute to Percaya Harapan dan Cinta by Titiek Sandhora n Muchsin Alatas*

Kalo sudah ngomongin ‘rasa’ emang susah sih ya…. *garuk-garuk jidat*. Tapi ya tetep aja, kalo menurutku perjanjian pra nikah bukanlah suatu aib, tapi sesuatu yang bisa aja gitu, sama dengan perjanjian-perjanjian lainnya. Kalau ditanya apakah aku membuat perjanjian pra-nikah ? jawabnya sih emang enggak. Tapi itu juga bukan berarti aku menganggap perjanjian pra nikah adalah sesuatu yang tabu. Bad things happen, jadi kalau ada yang merasa perlu membuat jaring pengaman tambahan ya silahkan saja. Di dunia ini banyak kisah pernikahan yang alhamdulillah sukses besar insya Allah dunia akhirat, karena diisi oleh pasangan-pasangan hebat, yang di sepanjang usia pernikahan bisa saling mengisi, saling setia senada seirama *etdah jadi kayak judul acara tipi jadul*. Tapi gak sekali dua kali juga aku nemuin kisah sedih pernikahan yang harus bubar di tengah jalan, padahal kalau ditanya, pas awal-awal menjalani-nya juga sama penuh cinta dan optimisnya dengan pernikahan yang bisa berjalan langgeng sukses sampai akhir.

Dan dari kisah-kisah sedih itu, ada beberapa yang menyisakan potret perempuan setengah baya tanpa pekerjaan, tanpa penghasilan dengan pengalaman kerja yang minim. Padahal perempuan itu dulu berhenti bekerja juga atas permintaan suaminya. Karena gak bisa dipungkiri, dimari peran domestik memang nyaris identik dengan perempuan. Tinggal di rumah mengurus rumah seisinya, sementara sang suami lah satu-satunya the bread winner di keluarga. Dan jegeeeer.. begitu kapal oleng, apa yang bisa dilakukan sang perempuan ? Kalau suaminya  bukan tipe laki-laki yang colong playu tinggal glanggang  dan masih ada niat untuk tanggung jawab sih mungkin masih gapapa. Lha tapi kenyataan yang ada adalah lagu-nya Basofi Sudirman je, alias tidak semua laki-lakiiiiiiiiiiiii….. *ndangdut-mode-on*. Haruskah perempuan bertahan dan menelan semua kepahitan akibat kondisi finansial yang  tergantung 100% ke suami, atau berani mengambil langkah sendiri dengan konsekwensi harus berani jatuh bangun mencoba mandiri. Padahal kenyataannya  gak gampang buat perempuan setengah baya minim pengalaman kerja untuk bisa mendapat pekerjaan di sektor formal. Sektor informal ? itu juga bukan perkara enteng sodara-sodara…

Mungkin bagi sebagian orang pre-nuptial agreement adalah hal yang memalukan, tapi bagi sebagian orang malah bisa menyelamatkan. Dan buat aku intinya itu aja sih, perjanjian pra-nikah bukanlah masalah benar atau salah, di dunia ini ada berbagai macam jenis manusia, dengan berbagai kemungkinan yang kadang tak terpikirkan bakal terjadi. Setiap pasangan punya  latar belakang dan kondisi masing-masing,  jadi silahkan saja  mo membuat atau tidak membuat perjanjian pernikahan, monggoooo….. Jangan pula menghakimi pasangangan yang membuat pre-nuptial agreement sebagai pasangan yang tidak niat seriyes menjaga kelangsungan rumah tangganya. Orang naik mobil pake seat belt kan juga gak berarti niat pengen tubrukan to ? cuma analogi sederhana aja sih…. *mrenges*