belajar menyulam yuk : mari memulai….

Dari beberapa postingan belajar menyulam yuk, aku sadar bahwa untuk beberapa orang sulam menyulam adalah sesuatu yang completely asing, ndak ngerti babar blas, mbuh ra weruh ( dengan tidak menutup kemungkinan, bahwa ada juga beberapa ‘murid’ iseng yang demen kalo pemilik blog ini jadi mrengut-mecucu ).

Tapi mohon dimaklumi pula… bahwa apa yang aku tulis tentang sulam menyulam ini adalah berdasarkan pengalaman pribadiku yang belajar nyulam sendiri, baik dari coba-coba maupun dari buku. Jadi mohon maaf dengan sangat kalau penyajian materi tidaklah ilmiah dan juga tidak sesuai dengan metode belajar mengajar yang baik…. *whualaaaaah…. pidato gak jelas*
Okelah kalo begetu, walaupun telat, sebagai pengenalan apa itu sulam menyulam, aku coba bikin pengantar deh….. ( tapi penjemput nggak ada ya, one way trip aja ).

Kalau menurut mas wiki, sulaman alias embroidery adalah :

the art or handycraft of decorating fabric or other materils with needle and thread or yarn. Embroidery may also incorporate other materials such as metal strips, pearls, beads, quills and sequins.

A characteristic of embroidery is that the basic techniques or stitches of the earliest work- chainstitch, button hole or blanket stitch, running stitch, satin stitch, cross stitch- remain the fundamental techniques of hand embroidery today

Jadi bisa dibilang pada dasarnya menyulam adalah menghias selembar kain dengan menggunakan jarum dan benang,

Trus kapan kita bisa menyulam ?
Kapan saja anda mau… tentu saja harus dilandasi dengan keinginan dari hati yang paling dalam untuk menciptakan keindahan di atas selembar kain, disertai niat tulus ikhlas dengan segenap jiwa dan pelajaran olahraga….. *bletaaaak, ditimpuk penonton*
Oke, oke…. lanjut..

Apa yang harus disiapkan ?
Lha karena menghiasi kain dengan benang, ya tentu saja harus ada kain dan benang to…

Kain apa ?
Pada dasarnya kain apa aja bisa, asal masih bisa ditembus jarum.
Tapi untuk belajar permulaan bisa dipakai kain belacu atau katun polos.
Benangnya gunakan benang sulam, aku biasa pakai dmc *bukan pesan sponsor*
Oh ya, jangan lupa sedia jarum dan gunting. Jarum bisa memakai jarum yang biasa dipakai untuk menjahit baju yang sobek ( jangan dibiasain nge-lem baju sobek ya ! ), atau kalau mau usaha dikit, beli jarum chenille. Yang penting ujungnya tajem ! Untuk guntingnya, pakai gunting kain atau gunting benang ya… gunting rumput mah lebay….
Eh, hampir lupa…. untuk beberapa kesempatan ( bukan kesempitan ) hoop sangat dinantikan kehadirannya,

Apa itu hoop ?
Halaaaah…. itu tuh… lingkaran dari kayu yang digunakan untuk menjaga ketegangan kain, agar proses sulam menyulam menjadi mudah dan menghasilkan sulaman yang cantik

Beli-belinya dimana ?
Kain bisa dibeli di toko-toko tekstil ( kalo di toko material jelas gak ada ). Benang, jarum, gunting dan hoop bisa dibeli di toko alat-alat jahit atau toko-toko craft.

Tokonya dimana tuh ?
Di pasar-pasar ada, di mall juga adaaaaaaa…

Naik apa kesana ?
Ggggrrrrrrrrrh…. minta ongkos aja sekaliaaaaaaaan ! *bletaaaaaakkk gantian gw yang nimpuk*

Mari kita lihat belanjaan kita….

jarum, benang, gunting, hoop

kain ( this one is kain blacu… ) udah di pasang di hoop

Tapi sebelum dipasang di hoop, kain sudah harus digambari pola sesuai dengan keinginan kita. Mo nyulam bunga, ya gambar bunga, mo nyulam gajah, ya gambar deh tu gajah di kain yang akan kita sulam…. Kita bisa ngarang gambar sendiri, atau mengikuti pola yang ada dibuku-buku menyulam. Mindahin pola dari buku ke kain ? paling gampang sih pakai karbon. But beware, jangan sekali-sekali pakai karbon buat ngetik ! bekasnya susah ilang ( lagian hari gini emang masih ada yg pake mesin ketik ? jaman batu banget….). Pakai saja karbon untuk menjahit, belinya di toko alat-alat jahit.

Sekarang silahkan mulai menyulaaaaaaaaaam… belajar satin stich dulu yak ?!

mulai isi bidang yg mo disulam, sebaris demi sebaris dengan benang sulam.
eits, jangan lupa benang dibundelin dulu ujungnya, biar gak bablas lewat aja di kainnya….

kalau udah penuh dengan jejeran benang sulam, begini deh jadimyaaa…

Wiiiiisssss….. gini aja dulu yaaaa.. stitch selanjutnya belajar di postingan sebelumnya. Jangan lupa, bundelin juga ujung benang kalau sudah selesai…. biar gak mbrodol tuh sulaman.

eniwaei, mborodol bahasa indonesia-nya apa ya ?

Mommy’s Day Out

Sodara-sodara tentu sudah menyadari ketidak hadiranku kemarin selama seharian di MP kita tercinta ini ( halaaaaaaaaaaah….. siape luuuuuuuuuuuuuuu *ditoyor-toyor warga se-MP* ). Bukan mo pamer bukan juga mo bikin pengakuan dosa, dalam kondisi sehat dan sadar diri sepenuhnya, kemarin saya sudah melakukan tindakan absen tidak masuk kerja sehari. Sudah ijin sih, tapi rasanya kok jadi seperti dulu jaman sma kabur dari kelas…. hahahahaha….

Mungkin ini karena acara absen kemarin terselengara berkat gosokan, bujukan dan penyetanan yang sukses besar dari temen-temenku di sma dulu. Ya, kemarin itu aku janji ketemuan di Bandung ma temen-temen sma-ku. Ke Bandung ngapain ? Agenda utama sih besuk teman yang abis operasi pengangkatan ginjal, dan temen yang sakit itu tinggalnya di Bandung. Tapi namanya juga pergi ke Bandung, sudah pasti efek sampingnya banyak tuuuuh…. Salah satunya adalah godaan factory outlet yang berderet, bejibun tur ombyok-an di Bandung.

Tapi tau dirilah kita *pasang muka alim*, wong ya niat utamanya mo nengok temen je…. Akhirnya dengan pertimbangan sambil menyelam glagepan, janji ketemunya di tetapkan di Rumah Mode yang ada di jalan Setia Budi. Pas lho, karena masing-masing berangkat dari Jakarta sendiri-sendiri tapi nyampai di Bandung sekitar jam 10 pagi. Jadi ada waktu buat intip-intip bentar di Rumah Mode, ntip-intip doang keluarnya bawa belanjaan, xixixixi…. Tapi menurutku jualannya masih kalah kok ama Cascade….. ( halaaaaaaaaaaaaaah…. malah mbahas belanjaan )

Makan siang ditraktir ma temen yang sudah jadi penduduk Bandung. Dimana ? ya di lokasi Rumah Mode juga ( konsep jualannya rumah Mode oke juga tuh ). Setelah itu baru meluncur ke rumah Katrin, temen yang abis operasi itu. Alhamdulillah ada guide dan sopir dadakan, jadi tinggal duduk manis dianterin sampai lokasi. Oh ya, sebelum berangkat kerumah Katrin, ada pembagian buku gratis ( asssssyiiiiiiiiiiik….. ) dari mas Fauzi, temen kami yang sudah sukses sebagai seorang wirausaha. Buku baguuuuuuuuusss… bener, bukan karena penulisnya adalah temen sma-ku, tapi memang karena buku itu bener-bener bagus !

Eniwe, sempet rada bingung mencari rumah Katrin, tapi Alhamdulillah ketemu juga akhirnya. Harus ketemulah… wong agenda utama kita besuk Katrin kok….Sebenernya operasi sudah dilaksanakan kira-kira 2 bulan sebelumnya, tapi ya namanya operasi kelas berat begitu, ya pulihnya memakan waktu lama. Ngobrol panjang lebar ma Katrin membukakan hati untuk selalu mensyukuri anugrah kesehatan…. *sigh, serius nih*. Tapi namanya juga temen-temen sma, kalau sudah ketemu berasa lupa umur gitu. Jadi deh becanda dan ledek-ledekannya nggak ketinggalan. Dan tuan rumah sendiri, walaupun belum pulih 100%, tidak kehilangan semangat haha-hihi-nya.

Belum lagi acara ah-oh-wah para tamu saat mengagumi karya-karya pergamano tuan rumah. Ternyata Katrin penggemar pergamano lho…. dan karya-karyanya sukses besar membuatku ngiri berat…. Aku yang sebelumnya belum tahu banyak tentang pergamano, jadi terpacu pengin tahu lebih banyak lagi soal craft yang satu ini, sukur-sukur bisa membuat karya secantik punya Katrin ( wiiisss tooooooo….. ini pengin, itu pengin, wip-nya aja udah numpuk tuuuuuuuuuh ).

Nggak terasa hampir tiga jam aku ma temen-temen gerombolan si berat van Jakarta, ngobrol ngalor-ngidul berhaha-hihi di rumah Katrin. Tiba waktunya untuk pulaaaaaaaang…. dan pamitlah kami untuk kembali lagi ke Jakarta. Sempet mampir ke toko oleh-oleh bentar, biasalah, brownis kukus, pisang molen, stick keju…. ( Jangan ditanyain keberadaan mereka saat ini ya, udah ludes…. xixixixi ). Jam lima pas, travel yang aku tumpangi meluncur ke Bekasi.

Subhanallah…. satu hari ketemu temen-temen lama, memberiku banyak pelajaran. Pelajaran bahwa saudara itu tidak hanya berurusan dengan hubungan darah, bahwa teman adalah bentuk lain dari saudara bagi kita….. makasih ya preeeeeeeeeends !!

nb :
buat Dotty, Iin dan Nining, jangan bosen ngajak aku yaaaaa…. *haduh, ntar kalo gaji dipotong lagi piye ?*

buat Krismas, Dharu, Fauzi dan Antit, terima kasih sudah menjadi tuan rumah yang sabar menghadapi tamu-tamu rewel dari Jakarta…. hehehe..

buat Katrin, cepat pulih ya say…. we love you fuuulll…..

di rumah Katrin

pembagian buku gratissss di Rumah Mode…

belajar menyulam yuk : satin stich

Pertama bangeeet… semua yang aku tulis soal sulam menyulam ini kebanyakan berasal dari pengalaman pribadiku, jadi mohon maaf kalau penyajiannya seadanya saja bahkan mungkin rada mbingungi ( tapi kalo bingung boleh tanya kok, insya Allah aku jawab sebisaku ).

Kali ini aku mau cerita tentang mengisi bidang sulaman, maksudnya mengisi bentuk sesuai pola dengan benang sulam…. halaaaah…. malah mbulet to iki bahasanya. Wis pokok-nya waktu pertama kali mengenal sulam menyulam dulu ( kalau nggak salah waktu kelas 4 SD ), tahuku menyulam bunga tu ya membuat gambar bunga dulu di kain, lalu diisi dengan benang dari kiri ke kanan atau dari atas kebawah, seperti ini lho


Makin tuwa ( halah, lagi hobi banget ama kata makin tuwa nih ), makin tahu aku bahwa yang namanya sulam menyulam itu bisa menggunakan berbagai macam tusuk alias stitch. Nggak cuma modal satin stitch ( jadi tahu kalau modalku dulu itu namanya satin stitch ), ada banyaaaaaaak macam stitch yang lainnya, dari running sticth sampai bullion knot.

So, membuat gambar alias mengisi bidang bisa juga dengan cara ini :




Banyak untungnya menggunakan cara ini, karena untuk mengisi bidang yang lebar, satin stitch biasa suka nggak bagus hasilnya. Disamping itu, dengan cara seperti diatas, bisa dibuat gradasi warna sesuai keinginan kita dengan mengganti warna benang sesuai keinginan kita. Contohnya seperti ini nih :




seperti bisa dilihat diatas, untuk bunganya aku memakai satin stich biasa, karena bidangnya kecil. Sedangkan untuk daun dibawahnya aku memakai satin stich yang keci-kecil untuk mengisi bidang pola daun yang lebar dan bergradasi warna.



caranya gampang kok…. kek gini nih…



Jadi penuhi bidang dengan tusuk/stitch kecil-kecil sampai penuh, bisa dari atas kebawah atau menyamping, tergantung kemauan kita ingin membuat gambar dengan arah alur kemana…

Dibawah ini contoh dengan satin stitch langsung ( kiri ) dan satin stitch kecil2 ( kanan )


Dibawah ini sulaman lain ( modal satin stitches juga ) yang aku bikin dalam rangka ulang tahun suami seorang sahabat di mp. Sama seperti yang diatas, gambar ini disulam di sarung book-end, biar sandaran bukunya kliatan lebih cantik dikit, gak cuma polos doang…. dan Alhamddulillah berkat sulaman yang satu ini aku berhasil dapet hadiah satu paket cantik….. senangnyaaaaaaa….




[fiksi] Adik kecil

Siang hari di lampu merah, matahari panas memanggang ubun-ubun. Udin berkali menoleh, mengamati dan menjaga, sosok mungil dalam buntalan. Adik kecil dalam dekap perempuan tengah baya berbaju compang-camping. Perempuan yang mengenggam kaleng untuk diacungkan, berharap banyak mata menengok bayi lemah dalam dekapan, lalu melempar kepingan –atau lebih baik lagi- lembaran uang.

Apalah yang bisa Udin lakukan, koran majalah masih berat dalam dekapan. Udin kurus hitam dekil, tenggelam dalam lembaran berita yang mengisahkan sejuta kemewahan. Tak bulat niatnya menjajakan dagangan, rusuh hati menatap adik kecil pasrah berselimut panas memanggang. Perempuan itu bukan bunda, tapi bayi kecil adalah adiknya, adik kecil dengan tawa pemantik lentara suka cita.

Ah adik kecil… Udin menemukan cinta di matanya, lembut di ujung jari mungilnya, nyanyi bahagia dalam tawanya. Adik kecil di awal kehidupan, membawa kembali sepotong surga yang hilang tersambar debu jalanan, juga sejumput asa yang terenggut kerasnya hari di lampu merah perempatan.

Adik kecil… adik kecil… akan kubangun masa depan, janji Udin memulai impian. Sekolah… deretan kelas untukmu, bukan jajaran lampu mercuri jalanan. Belajar… agar kau pintar dan gagah meraih kehidupan. Ah, bunga warna-warni menghiasi harapan. Adik kecil harus sekolah, adik kecil akan meraih gemilang masa depan. Akan kujemput setiap rezki yang dijanjikan Tuhan, meski pagi siang sore hingga malam habis di perempatan, Udin mengukir tekad dilangit malam.

Kembali Udin menatap adik kecil dalam dekap perempuan setengan baya dengan kaleng di tangan. Ah, tak seharusnya Mamak meminjamkan adik kecil, membiarkannya berkawan debu jalanan. Tidak, kita semua harus bisa cari makan, getas jawab Mamak surutkan nyali. Daripada molor melulu ngabis-ngabisin makan, biar dia dibawa ngemis. Lalu Mamak menguap panjang. Tak ada lagi yang bisa dikatakan, dengkur Mamak menutup percakapan

Tapi Udin masih terpaku, Mamak… Dini hari baru pulang, lunglai dengan sisa perjuangan semalam. Hanya berbekal badan, tinggalkan hati, jangan bawa-bawa nurani. Mamak, Udin masih memyimpan mimpi untuk Mamak. Mamak yang cantik dengan kerudung dan baju panjang seperti kakak-kakak di sekolah darurat. Tapi Mamak punya sejuta beban, empat mulut menanti diberi makan, Nenek, Udin, adik kecil dan Mamak sendiri. Ah tidak, Udin sudah menjadi laki-laki, laki-laki yang siap berbagi beban Mamak, janji Udin dalam hati. Udin telah mampu berlari, mengejar setiap rezki yang dijanjikan langit.

Adik kecil… perih hati Udin terbawa sosok mungil terbungkus kain dekil, dalam dekapan perempuan paruh baya berbekal kaleng ditangan. Adik kecil yang lahir disambut umpatan dan makian, umpatan mamak pada deretan laki-laki yang datang dan pergi, berganti-ganti tiap malam. Mamak keras berteriak, mengumpat dan memaki. Tapi Udin menemukan tunas mimpi, barang mahal dengan tebusan setinggi langit di kehidupan pinggir rel kereta.

Saat tangan kurus adik kecil menyentuh ujung jari, Udin pun mulai membangun mimpi. Adik kecil berlari riang gemuk menggemaskan, adik kecil berbaju putih merah berlari riang menuju gerbang sekolah, adik kecil terus berlari menjemput indah kehidupan…. Ah,impian indah Udin, janji Udin… dan himpitan hidup yang kian tak ramah. Tapi janji Udin sepenuh hati, pagi siang sore hingga malam hari untuk adik dan impian gemilang masa depan.

‘Kali duitnya bisa beli susu. Enteng Mamak melepas adik kecil turun ke jalan. Tidak dalam dekapan mamak yang berkubang darah melahirkan, tapi sebagai barang sewaan untuk memanggil iba para dermawan. Mamak ? lirih ucap Udin mempertanyakan. Tapi tertahan ucap di tenggorokan, bening air di ujung mata Mamak menahan Udin melepas keberatan. Ah Mamak, tak mungkin Mamak mendekap adik di perempatan, telah habis terkuras tenaga setiap malam. Udin diam termangu, dan adik pun berpindah tangan.

Udin kembali mengulurkan koran, menjajakan tak sepenuh hati. Adik demam menangis sepanjang malam. Nenek tak bisa berbuat apa-apa, hanya mengoleskan minyak angin dan menjejalkan sejumput penurun panas dari warung di ujung gang. Dan Mamak, pagi buta mamak jatuh teridur di depan pintu, sengak minuman keras tersisa di seluruh badan. Saat perempuan paruh baya datang, ingin Udin menahan adik tetap bersama Nenek .

Tapi perempuan itu galak mengeluarkan sumpah serapah, merasa telah mengeluarkan uang untuk seminggu penuh membawa adik ke perempatan. Menjejalkan lebih banyak lagi obat kemulut adik yang masih juga deman. Begini malah lebih baik, obat bikin tidur, nggak rewel, si perempuan menggumam sambil bergegas membawa adik dalam dekapan. Jaga adikmu din… lirih Nenek menggugah Udin dari kebekuan.

Panas memanggang di perempatan, hati Udin kian rusuh terbawa kemarahan. Berapa kali terdengar adik menangis pelan, terdera demam di sekujur badan. Hanya tangis pelan, tidak mampu melawan demam dan deru kendaraan. Tapi telinga Udin menangkap setiap rengekan, hati Udin merasakan setiap isak kesakitan. Perempuan paruh baya tak peduli, hanya recehan dan untung-untung lembar ribuan yang jatuh ke kaleng yang jadi urusan.

Panas memanggang di perempatan. Rusuh hati Udin terhanyut amarah. Marah pada mamak yang melepas adik kejalanan, marah pada Nenek yang hanya bisa menangis, marah pada perempuan paruh baya yang hanya memikirkan uang di kaleng rombengan, marah pada lalu lalang kendaraan yang angkuh dan tak ambil peduli…

Panas memanggang di perempatan. Adik kecil terbangun karena nyeri seluruh badan, obat tidur tidak lagi mampu meredam tangis kesakitan. Perempuan paruh baya mengumpat marah merasa kerepotan. Udin mendekat meminta sedikit pengertian, biarlah adik kugendong sebentar, barangkali berhenti tangisnya biar cuma sebentar. Tapi perempuan paruh baya tidak peduli, semakin marah karena satu nyala lampu merah terlewatkan, hilang satu kesempatan mengisi kaleng dengan uang. Lalu enteng tangan perempuan itu mencubit paha kurus adik, tanpa ampun, lagi dan lagi.

Tangis adik kian menjadi, merasakan sengat cubitan berkali-kali. Adik kecil, adik kecil… Amarah Udin menyerbu ubun-ubun, tumpukan koran dan majalah terlempar berhamburan. Tangan kecil dekilnya merebut, adik kecil berpindah dekapan , tak peduli sumpah serapah perempuan paruh baya yang terkaget-kaget… tapi Udin sudah berlari.

Lari, lari, lari dan lari, mendesak memenuhi kepala, memotong semua kesadaran…. Berlari Udin membawa adik kecil dalam dekapan , tak lagi peduli lampu masih hijau menyala. Decit rem, jeritan dan debam suara besi yang menghantam, tubuh kecil hitam dekil dan adik tersayang dalam dekapan….

Panas memanggang di perempatan… Udin dan adik kecil menjemput kesejukan. Meninggalkan nenek yang tiba-tiba merasakan kekosongan, meninggalkan Mamak yang terperanjat bangun dalam kepedihan…

untuk matahariku. jangan biarkan dunia menutup mata hatimu….

nb : ini sudah pernah aku posting di lapak sebelah

masih pantes gak ya ?

Taun ini insya Allah i’m gonna be 40, but until the first of April aku ndak akan bilang umurku sudah 40, masih ada 2 bulan lagi untuk ber 39 tahun ria….. gyahahahahaha…… *ditimpuk orang se-RT*

well, 40 tahun… sniff, hiks, ato hore nih ? hahahahaha…..
Jujur hal yg lumayan ‘menggangguku’ belakangan ini adalah how do i look ? biasalah, narsis is the way of life. Tapi ini pukan masalah kerut diujung mata, uban atau kacamata plus, itu sih ndak terlalu masalah buat aku ( sembunyiin koleksi krim anti-aging di laci ). Yang suka bikin aku ndak pede adalah masalah masih pantes nggak sih aku pake baju begini, sepatu begitu, tas begono…. wkwkwkwk… secara gitu lho…. ogah banget dianggep salah kostum !

Pernah lihat nggak orang berumur ( se-aku, eh, tuwa gitu maksudnya, hiks…. ) pake baju model abege ? apa reaksi anda ? biasa aja, egp, mbatin, ngarasani, ngetawain dalam hati atau bahkan sampai ber amit-amit jabang baby ?! Well, untuk beberapa orang mungkin cuek beybeh aja deh mo pake n dandan kayak apa, age is the state of mind gitu lho…. tapi buat aku ? aduuuuuh…. mboten pede blaaasssssssssss…….

Jadi, masih pantes nggak ya ?
*merenungi jaket jeans, blus nano-nano, gamis dan kerudung gonjreng, knee-high boot, angkle boot, tas blink-blik ( idiiiiiiiiiih…), tote bag segede gambreng….*

tentang betty dan andrea

Masih ingat Andrea di devil wears prada ? juga si Betty Lavea ( bener gak nih nulisnya ). Dua perempuan yang dikisahkan harus berusaha keras untuk menunjukkan kemampuan dan kepintarannya dibawah bungkus penampilan yang digambarkan sebagai tidak oke. Andrea di hari kerja pertamanya tampil dengan rambut coklat kusam, rok mbladus, kemeja, pullover dan juga sepatu yang teramat sangat jauh dari kata modis. Betty ? lebih parah lagi, masih harus ditambah kacamata tebal plus kawat gigi.

Dikisahkan bahwa mereka adalah perempuan2 yang sebenernya pintar dan kompeten, tapi harus menghadapi tekanan bahwa perempuan pintar dan kompeten saja tidaklah cukup. Harus ada faktor penampilan ! Tidak boleh kelebihan berat badan, rambut berkilau, baju model terakhir, tas dan sepatu keren…. matching dari ujung rambut sampai ujung kuku. Bahkan demi berat badan idaman, makan siang menu daun selada thok pun dijalani.

Biar enak ditonton, kisah ini happy ending ( whualaaaah…. kok sinis banget to ? ), dan Andrea serta Betty menemukan penampilan baru yang cantik-trendi-modis, meninggalkan tampilan lama yang out of date. Jujur, sebenenernya aku lebih ngarep mereka ber-happy ending dengan tampilan mereka yang lama. Mustahil gak sih ?

Apakah seorang perempuan baru bisa ber-happy ending jika penampilan mereka sudah klik dengan standar cantik dan enak dipandang mata ?

hehehehehe….. pagi-pagi wis ngomyang.

seksi suka-suka

Sungguh aku lagi bingung….

Kemarin aku baca tulisan tentang cewek berbaju seksi yang menyebabkan seorang pengendara motor ( laki-laki ) nyaris terjerembab. Tulisan yang sebenernya berniat lucu-luca-an aja sih… tapi komentar-komentar di bawahnya ternyata menjurus pada perdebatan, yang satu bilang seksi itu bisa membahayakan, sementara yang lain kekeuh bahwa otak laki-laki-nya lah yang salah, tampil seksi adalah hak pribadi, kebebasan berkreasi…

Tsaaaah… bagaimana menurut anda ?
– kita melihat apa yang ingin kita lihat ( otak lu yang ngeres sih ),
– setiap orang berhak atas tubuhnya sediri ( gw suka seksi, apa urusan lo ? ),
– jangan nyalahin orang lain untuk kesalahan sendiri ( lu ngeres, lu meleng, ngapain nyalahin orang pake baju seksi ? )

Sepertinya oke ya ?

Tapi salahkan orang menyimpulkan ‘itu kebo’ kalau melihat binatang besar berkaki empat, berwarna abu-abu, bertanduk dan berbunyi mmmooooooo…. ( set dah, kenapa gw nyontohinnya kebo yak ? ). Apakah kebo itu akan berubah jadi ayam kalau otak kita bilang kalau kita pengin lihat ayam ?

Masalah kebebasan individu, kemerdekaan bertindak, suka-suka gue…. Aku jadi ingat kejadian di Bogor belasan tahun yang lalu. Seorang mahasiswi diperkosa dan dibunuh di kamar kosnya, oleh seorang pemuda yang -maaf- terangsang setelah nonton film porno, dan kebetulan sepulang dari bioskop melewati kost-kost-an mahasiswi itu.

Kalau menurut alur seksi-sukasuka-otak-ngeres-yg-kudu-dipenjara, bintang porno gak salah dooong, doi toh sekedar cari duit, suka-suka doooong, body seksi masa nggak dimanfaatin…. Pembunuh pemerkosa yang salah, masukin tuh ke penjara.

Sudah gitu aja ?

What about that young girl ? Kalau ngomongnya cuma masalah siapa salah siapa benar, salah apa gadis itu sehingga harus mati dengan cara yang mengenaskan ? Mau bilang kalau dia cuma lagi “apes” aja jadi korban ?!

Apakah ada di dunia ini yang bisa benar-benar berdiri sendiri ? tidak ada pengaruh tidak ada mempengaruhi ? Sebegitu pentingnya kah kebebasan individu sehingga bisa menghapuskan kosa kata “KITA” dalam hidup ini ? Sedangkan sedari lahir sampai masuk liang kubur, manusia selalu membutuhkan orang lain…

*maap kalo postingan rada nggak jelas, kata “suka-suka gw” sungguh bikin pening nih*

Tetangga Sebelah….

Ini soal lahan tetangga lagi, itu tuh soal efbi yang sempet bikin demam dimana-mana ( daku masih setia deman mp aja deh…. ). Ceritanya temenku diprotes anaknya soal fb ini, bukan, bukan karena kebanyakan ngefbi, lha wong sebenernya temenku ini termasuk yang sangat jarang ber-efbi ria…. Tapi dari skala jarang yang memang truly jarang itu, anak-anaknya merasakan efek ‘buruk’-nya.

Sambil nyengir kecut temenku itu mengulangi kalimat protes anak-anaknya “Ibu kalau habis fb-an pasti jadi marah-marah”. Lha apa pasal ? mau tau ? ini nih contoh omelan temenku itu pasca ber-efbi ria… “Udah dibela-belain ibu di rumah aja, kok kalian masih bandel-bandel sih ?” lho kok ? “Lihat tuh temen-temen ibu sudah S-2, S-3…” Oooooo….. wahahahaha….. tertawalah aku melihat senyum kecut temenku ini…. Ngiri nih say ?

Sebenernya temenku itu tidak total “hanya di rumah saja”, dalam artian dia juga masih bekerja, buka praktek dokter di rumah. Tapi jendela fb ternyata sudah membawa kabar tentang teman-teman lamanya yang ( menurut dia ) sudah melesat jauh dalam urusan sekolah dan barangkali juga karir dalam bekerja. Jadilah ada terbersit sedikit rasa kepingin dalam hati temenku ini. Manusiawi siiiiih…. hehehehe….

Hebat juga ya ? bagaimana jejaring sosial sudah membuat kita semakin mudah untuk ber-wang-sinawang, alias saling memandang ( dan menilai ) hidup orang lain. Tidak ada hukum yang melarang orang untuk meng-up load foto2 perjalanannya keluar negeri, foto rumah miliknya yang gedong magrong-magrong, mobil-(mobilnya) yang kinclong, ataupun status atau postingannya tentang hidup dan kariernya yang cemerlang….

Lha ya biarin aja to… wong ya memang begitulah kehidupannya. Tinggallah kita ( kita ? guwe aja kaleeeee….. ) yang cuma bisa men-nyawang ini, untuk pandai-pandai menjaga hati agar tidak terjatuh dalam jurang iri dan dengki alias meri bin srei.… Nggak usahlah mbanding2-in kalau ujung-ujungnya hanya akan membuat kita merasa nelangsa, karena merasa bahwa hidup kita tidaklah sehebat hidup teman kita yang terpampang di jejaring sosial.

Tapi lain masalahnya, kalau dari rasa kepingin itu trus malah jadi semacam pemacu bagi kita untuk berusaha meraih yang terbaik dalam hidup. Itu sih baguuuusss…. Dan perlu diingat juga lho, yang terbaik, sukses dan juga kebahagiaan itu punya jalan dan ukuran sendiri-sendiri bagi tiap orang…. so, be happy n proud of your own life…. yuk mareeeee……



Belajar Menyulam Yuk : Bunga dari French Knots

Membuat sulaman cantik tidak harus bermodalkan jenis tusukan/stich yang sulit, tapi dengan hanya bermodalkan french knot dan fly stitch saja kita sudah bisa membuat sulaman bunga yang cantik.

Untuk menyulam bunga hydrangea ini, diperlukan :
1. Dua warna benang sulam yang senada katakanlah A dan B untuk bunga, dan satu warna lagi untuk daun ( biasanya hijau )
2. Jarum, gunting dan loop ( untuk menjaga tegangan kain )
3. Media/kain untuk disulam

Untuk awalnya buatlah pola lingkaran untuk memberi gambaran dimana bunga akan disulam , kalau perlu tambahkan juga pola daunnya. Lalu pasang loop melingkari pola yang sudah digambar diatas media sulam tadi, agar tegangan kain bisa terjaga.

Buatlah lingkaran french knot dengan menggunakan 3 helai benang yg merupakan campuran dari 2 helai benang A dan 1 helai benang B. Sebagai variasi, lingkaran lainnya bisa dibuat french knot dengan campuran dari 1 helai benang A dan 2 helai benang B.

Untuk mengisi lingkaran tadi buatlah french knot dari 4 helai benang yang merupakan campuran dari 2 helai benang A dan 2 helai benang B. Buat beberapa french knot sampai lingkaran terisi penuh.

catatan :
– sumber dari majalah Australian Smocking & Embroidery
– untuk uraian sederhana, klik di masing-masing foto

oh ya, french knot juga bisa dipakai untuk membuat sulaman bunga jenis lain, seperti yang aku sulam di frame foto dibawah tuh… yang itu katanya sih namanya bunga lavender…

Image

bunga hydrangea dari french knots

Image

buat pola kasar pada media

Image

pisahkan benang sulam yg terdiri dari 6 utas benang tunggal, dengan menggunakan jari. turunkan jadi mulai dari ujung atas sampai ke bawah. jangan langsung ditarik.

Image

 

lilitkan benang sulam pada jarum, banyak lilitan tergantung pada ketebalan french knot yg diinginkan, aku biasanya hanya 2 lilitan saja

tusukkan kembali jarum dekat tempat keluar benang dengan posisi lilitan benang ada di ujung tajam jarum

 

tarik benang dengan tetap mempertahankan lilitan benang diatas kain, jaga dengan ujung jari agar lilitan tidak menjadi longgar. Tarik sampai habis dan terbentuk bulatan kecil french knot di atas kain

Image

Image

buat beberapa french knot sehinga terbentuk bunga hydrangea seperti yg diinginkan

Image

ikuti pola kasar yg sudah dibuat

Imagetambahan daun dengan menggunakan feather stitch

Image

french knot untuk hiasan bingkai foto

Image

Image

dari kecil dong….

Pekan lalu sewaktu ambil raport Faiz ( byuuuuuh anak sekaraaaaang, baru plegrup aja sudah raport-an ), aku sempat menemani dia main-main di playground sekolahnya… tempat yang asik sih, ada ayunan, ada jungkat-jungkit, ada perosotan. Dan sebagai ibu yang ( sok ) baik, aku selalu berusaha mengajarkan Faiz untuk tertib dan jugga nggak main serobot.

Ada satu hal yang selalu kutegaskan ke Faiz, Faiz tidak boleh memanjat perosotan dari arah depan, gunakan tangga ya nak ! Mungkin ini persoalan sepele buat orang lain, tapi buat aku itu penting. Karena dengan naik perosotan dari arah depan, dia bisa mengganggu anak lain yang juga ingin menggunakan perosotan itu, selain itu juga bisa membahayakan dia dan juga anak lain…. gimana kalau tabrakan trus bug gedebug jatuh semua ? Bahaya to ? Apalagi untuk perosotan yang tertutup dan melingkar-lingkar… tabrakan trus mampet di tengan kan repot…..

Dengan alasan itu juga aku memilih jungle play ground di kelapa gading mall ( sekarang lagi di renovasi siiiiiih ) sebagai tempat favorit untuk Faiz gedebugan semaunya, karena mas-mas yang jagain di situ selalu dengan tegas melarang anak-anak yang ingin memanjat perosotan dari arah depan. Dan apakah larangan itu membuat mereka jadi tidak bisa riang bermain ? Enggak juga tuuuh…. Faiz hampir selalu harus digotong-gotong keluar saat tiba waktunya pulang, hehehehe….

Tapi ada juga lho, yang beralasan bahwa memanjat perosotan dari depan akan melatih kekuatan dan keberanian…. welhaaaa…… mohon maaf untuk siapa saja yang setuju dengan alasan itu, tapi kalau untuk melatih kekuatan kenapa nggak sekalian aja belajar panjat dinding ? hehehehe…. Dan sejak kapan mengganggu kenyamanan dan bahkan membahayakan anak lain bisa dianggap sebagai uji keberanian ?

Mungkin ada yang beranggapan aku ini lebay, urusan kecil kok digede-gede-in…. well, rasanya kita sudah telanjur sering menyepelekan hal-hal kecil, yang pada akhirnya bisa menumpuk menggunung dan bisa menimpa kepala kita sendiri dengan akibatnya….. Apa salahnya mengajarkan anak sejak kecil untuk tertib dan menjaga kenyamanan bersama ? toh mereka tetap bisa bermain dengan riangnya….. dan insya Allah nilai itu akan tetap tertanam sampai mereka dewasa.

Boleh dong aku berharap generasi manusia Indonesia masa depan akan lebih tertib demi kenyamanan bersama, jadi ndak ada lagi mobil menerobos lampu merah, motor naik ke trotoar, berkendara melawan arus, parkir sembarangan, nyebrang jalan dengan melompati pagar pembatas, nyerobot antrian, buang sampah sembarangan……. *sigh*