Zinnia alias Kembang Kertas bisa dibilang jenis tanaman yang mudah tumbuh dan ditemukan dimana-mana. Cantik lho sebenernya, tapi mungkin karena gampang banget ditemukan, jadi kehadirannya jadi agak kurang diperhatikan, udah biasa gitu lhooo… Tapi belakangan mulai muncul beberapa Zinnia jenis baru, bentuknya mungkin tidak terlalu jauh berbeda dengan Zinnia jenis lama, tapi makin cantik dengan variasi warna dan jumlah petal bunganya. Salah satu jenis yang menarik perhatianku adalah jenis Whirlygig, agak susah dibaca judulnya ya ? hihihi…
.
Benih dalam kemasan ini aku beli di Flona Lapangan Banteng beberapa waktu yang lalu.
.
Cantik kan ? penasaran dong aku pengen tanam sendiri. So, mari kita angkat sekop bertanam Zinnia dari benih….
Untuk persemaian, aku memakai pot panjang yang kuisi dengan media tanam secukupnya. Media tanamnya apa nih ? selama ini aku selalu membeli media tanam siap saji *etdah, macem ayam ke-ep-si aje*, siap saji tu maksudnya bukan media tanam yang harus dibuat sendiri dengan mencampurkan beberapa bahan jadi satu. Beberapa jenis tanaman mungkin memerlukan media tanam khusus untuk persemaiannya, tapi sependek yang aku untuk Zinnia cukup dengan media tanam biasa yang bisa dengan mudah kita beli di lapak-lapak tanaman hias.
Benih aku taburkan diatas media tanam dengan jarak yang cukup, lalu aku tutup lagi dengan media tanam yang sama. Tidak perlu tebal-tebal, asal cukup menutup benihnya saja. Salah satu pot semai aku tutup dengan plastik hitam. Konon menghindari paparan cahaya dengan cara menutup pot semai dengan plastik hitam akan memacu pertumbuhan benih.
Usahakan agar benih yang ditebar mendapat pasokan air yang cukup, berada kondisi cukup lembab tapi tidak tergenang. Biasanya aku menyiram dengan semprotan plastik ( botol sprayer ), untuk menghindari guyuran air yang bisa mengganggu pertumbuhan benih. Selanjutnya kedua pot tersebut lalu aku taruh di tempat yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung.
satu ditutup dan satu dibuka, dan mari kita lihat perbedaann… 🙂
.
.
.
Bisa dilihat bahwa benih yang ditutup plastik hitam tumbuh lebih panjang dari benih yang ditanam terbuka, istilah jowonya luwih nlolor, hihihi…. Dari yang aku baca-baca di internet, untuk benih-benih yang termasuk benih sulit tumbuh, penutupan dengan plastik hitam dapat memacu pertumbuhan alias sprout-nya.
Setelah sama-sama tumbuh dua daun seperti diatas, kedua pot semai aku biarkan terbuka tanpa penutup, karena kondisi kurang sinar matahari tidak baik untuk pertumbuhan selanjutnya. Usahakan sinar matahari yang didapat tidak berlebihan, karena bisa membuat benih yang baru tumbuh menjadi kering. Paling bagus sih sinar matahari pagi, jadi tempatkan pot di lokasi yang kena sinar matahari pagi, tapi terhindah dari sinar matahari siang yang terik.
.
.
.
Setelah tanaman sudah cukup besar dan kuat, bisa dipindahkan ke tanah atau ke pot lain yang lebih besar. Untuk Zinnia yang aku sebar kali ini, ada yang aku tanam di pot, ada yang aku tanam di tanah langsung. Untuk yang ditanam di tanah, sengaja aku pasang barikade pelindung *idih, perang kali*. Maklum, tikus got Ciketing termasuk makhluk doyan lalap, ada saja tanaman muda di kebunku yang habis digerogotin. Pelindung aku buka setelah nanti tanaman cukup besar dan tinggi.
.
Aneh ya ? qiqiqi… biarin deh, yang penting aman…
Ribet ya tanam bunga dari biji ? ah gak juga, segala jerih payah dan cucuran keringan *lebaiiiiii* bakal terbayar lunas begitu bunga muncul dan bermekaran…. *jeng-jeng-jeeeeeeng… 😀
.
.Nah, merasa sukses *kibasin sekop*, aku ketagihan beli bebeapa jenis benih lagi….
Maruk ya ? hihihi… dari empat bungkus itu, baru 2 yang kutanam, bunga matahari dan cabe hias. Alhamdulillah semua tumbuh, tapi aku baru bisa pamer bunga mataharinya, karena pertumbuhan cabe memakan waktu lebih lama daripada bunga matahari.
Untuk benih bunga mataharinya, aku memakai metode tutup plastik hitam untuk memacu pertumbuhuhannya. Lalu bagaimana hasilnya ? mari kita pamer lihat….
.
.
.
.
So, menanam dari benih ? siapa takuuuut…. 🙂
.