hari pembantu

Aku tidak tahu darimana dan bagaimana sejarah penetapannya, tapi postingan keren seorang teman di fb memberitahu aku bahwa hari ini, tanggal 15 Pebruari, ditetapkan sebagai Hari Pembantu. Secara pribadi sih aku kurang sreg sama istilah pembantu ini, pekerja rumah tangga lebih cocok kali yaaaa….. Tapi di masyarakat sepertinya istilah ini sudah umum digunakan. Dan secara umum pula, kata pembantu akan merujuk pada pekerja di dalam sebuah rumah yang tugasnya adalah mengerjakan tugas rumah tangga sehari-hari. Mulai dari nyapu, nyuci, ngepel, setrika…. dll. dsb…

Buanyaaaaaak… cerita seputar pembantu, biasanya sih aku denger dari ibu-bu…. Mulai dari cerita tentang pembantu yang kerjanya memuaskan efisien dan efektif, lalu ada juga yang menganyelke alias membuat tekanan darah naik, lelet, nggak mudengan, males…..sampai yang menjurus ke arah kriminal.

Dan dari semua kisah itu, rasa-rasanya semua masih menempatkan pembantu pada level rendah dalam tatanan masyarakat, pembantu gitu lho…. alias bedinde, alias pembokat, alias babu…. Padahal pada kenyataannya, posisi dan keberadaan pembantu bisa sangat menentukan dalam sebuah rumah tangga. Pasangan suami-istri pekerja, jauh dari keluarga… siapa lagi yang bisa diandalkan selain pembantu ? Bahkan seorang ibu yang tinggal di rumah pun akan sangat terbantu dengan hadirnya si pembantu ini.

Seorang temen secara bercanda ngomong bahwa laju kariernya di kantor sangat tergantung pada pembantu. Hehehehe…. lha gimana mau konsentrasi kerja di kantor, kalau urusan domestik di rumah acak adut gara-gara tidak ada pembantu.

Lalu kenapa status pembantu masih dianggap sebagai status yang rendah dalam masyarakat ? Apakah masyarakat kita memang lebih suka menilai seseorang dari status pekerjaannya, dan bukan dari fungsi pekerjaannya ?

——-
buat Ayu dan mbak Kas di rumah, terima kasih sudah menjadi bagian dari keluarga kami selama bertahun-tahun….