Inilah Caraku

Beneran ini bukan niatan mo lebay, posting sekali lagi soal project Kain Basurek-ku saat ntu kerjaan jalan separo aja belon. Tapi memang diniatin mau share alias berbagi, kali-kali aja ada manfaatnya gituh… *ejiye, gaya mboook*.   Yah, itung-itung sekalian untuk mendokumentasikan  *uhukss* jawaban  pertanyaan tentang cara apa yang aku pilih untuk mengerjakan project ini, dikerjakan per bagian atau per warna benang.

Pada dasarnya untuk project KUI ini aku menggunakan cara pengerjaan per warna benang, karena aku memang kurang suka kalau harus sering-sering ganti benang. Tapiiii… ada tapinya nih…  dengan mengingat menimbang dan memperhatikan kondisi yang ada, akhirnya aku memutuskan untuk menggabungkan cara per-warna benang ini dengan cara pengerjaan per bagian.

Mengapa ? Karena aku merasa cukup kesulitan mengerjakan project ini kalau semata-mata hanya menggunakan metoda per-warna benang. Sebaran warna di pola KUI ini lumayan aduhai… hanya sedikit bidang yang cukup besar yang terdiri dari lebih dari 5 xxx, kecuali untuk background hitamnya. Nyaris semua bidang yang dijahit terdiri dari beberapa x doang, bahkan banyak yang hanya satu x aja, yang kemudian lompat ke posisi yang lain, dengan satu x juga,  alias confetti kalo istilah kerennya.

Pada awal pengerjaan aku sempat berniat mengerjakan bagian yang berwarna lebih dulu, lalu baru mengerjakan background. Pan enak gitu, kalau yang warna udah kelar, tinggal isi atau blocking warna hitamnya, gak perlu liat pola lagi dah… Tapi pada akhirnya aku mengerjakan benang hitam dulu, baru kemudian mengisi bagian warnanya. Karena mengerjakan bagian hitamnya lebih dulu ternyata bisa membantu pengerjaan selanjutnya, terutama untuk mencocokkan antara pola dan kain, untuk menandai bagian mana saja yang belum dikerjakan. Oh deket bagian item yang itu, oh di sebelah kiri xxx item yang bentuknya ituh, dst… Begitulah.

Balik lagi ke masalah confetti. Pengerjaan x yang lompat-lompat dan menyebar kadang membuatku pening memikirkan arah mana yang harus diikuti. Lanjut x yang diatasnya kah ? atau x yang dibawahnya ? Dituruti x yang diatasnya, mau balik ke x yang dibawahnya jadinya kejaohan… gak sejauh langit dan bumi sih *haaiiissssshh*, tapi tetep aja jauh. Dan bisa galau lagi kalau nemu percabangan yang lain lagi. Untuk mengurangi kebingungan, bisa juga sih xxx yang sudah dijait lalu ditandain di polanya, misalnya dicoret pake spidol gitu. Tapi aku males kalau harus bolak-balik nandain pola untuk xxx yang sudah kejait. Apalagi untuk xxx yang loncat sana-sini macam kutu loncat joget dangdut gitu… *hiperbola itu maaah*

Belom lagi resiko kelewat alias skip enggak kejahit… Nemu satu kotak kosong belum kejait tu bisa bikin bete berat, apalagi kalau pas warna benangnya gak sesuai dengan benang di jarum yang sedang kita pegang. Rasa hati sih pengennya nekat tutup aja pakai benang yang ada, toh orang lain tak bakalan ada yang tahuuuu…. Iyaa, orang lain tak tahuuu, tapi aku kan tempeeee, eh tahuuuu…. Beraaat ituuu…bakalan berasa bagai duri dalam daging, bagai kerikil dalam sepatu, bagai luka yang tak terobati…. *halaaaagh*.

So, untuk mengurangi kepeningan mikirin arah perjalanan hidup ini, eh arah perjalanan xxx-nya, aku menggunakan cara per bagian, alias membatasi daerah kerja jahitan xxx-nya. Dengan membatasi area kerja, berarti daerah yang harus diperiksa dan dijelajahi mata ( baca : dipelototi ) menjadi terbatas alias lumayan mengurangi capek mata. Dan sedikit tips, aku biasanya mengerjakan benang yang kode di polanya mencolok ( warna dan/atau bentuknya ) lebih dahulu, karena kode yang mencolok bisa membantu menandai posisi xxx pada pola dan pada jahitan di kain, bisa buat patokan lah gampangnya.

 

wp-1472615241859.jpg

wp-1472615118120.jpg

kerjain yang hitam dulu

.

.

wp-1472614876241.jpg

lanjut dengan area pada grid paling atas

.

.

wp-1472614701618.jpg

atau bisa juga area motif dulu, warnanya menggoda siiih, hehehe….

.

.

wp-1472614747563.jpg

balik lagi per grid

.

Mungkin berasa rada rumit ya ? tapi enggak juga kok, enjoy ajaaaa… walaupun polanya cukup bikin pusing, tapi saat melihat hasilnya berasa terbayar deh segala jerih payah banting tulang peres anduk-nya *helehheleeeeh lebay*. Suwiiiiiiiir, eh swareeeeee….. Dan salah satu keuntungan mengerjaan per bagian adalah cepet bisa liat hasilnya. Walaupun hanya selebar sepuluh kotak menurun, tapi melihat barisan xxx yang rapet terisi benang sungguh membangkitkan semangat lho, hahaha… Paling tidak untukku itu ngaruh banget, jika dibandingkan dengan memandang tebaran xxx sehalaman pola yang banyak ketombenya, alias banyak yang belum terisi disana dan disini… Jadi berasa sutris kapaaaaan ini penuhnya, hahaha….

Well, itu caraku sih… dan masing-masing stitcher pasti punya cara sendiri dalam mengerjakan project-nya, gak penting juga menentukan cara mana yang paling bagus atau paling baik, terserah masing-masing ajaaaa… .Sebab yang  paling penting adalah kita bisa  happy dan menikmati hobi tusuk-menusuk *etdah, serem kalik* alias kristik kita ini. Bukan begitu sodara-sodaraaaa ?

met siang n happy stitching…. 🙂

.

3 komentar di “Inilah Caraku

Tinggalkan Balasan ke Di' Batalkan balasan