Cara Tuhan Mengingatkan

Dari beberapa teman Fachri di klinik tumbuh kembang, ada satu anak yang tadinya kukira masih balita. Dari ciri-ciri penampilannya sih bisa terlihat bahwa si anak menderita down-syndrome, tapi aku gak menyangka bahwa umurnya ternyata sudah 7 tahun lebih. Badannya kecil tapi pembawaannya riang dan gak bisa diem. Anaknya juga cenderung gampang akrab, jadi ibu-ibu yang kebetulan lagi nunggu anaknya terapi seneng aja menyapa dan ngajak ngobrol. Dan ketika berkenalan dan ngobrol dengan ibu si anak, aku jadi makin tahu banyak… Tahu banyak yang berujung pada rasa malu pada diri sendiri yang masiiiih saja suka mengeluh, hiks….

Lha iya, aku yang sudah segini banyak menerima kemudahan kok ya masiiiih sering protes sama Gusti Allah. Iya, aku juga punya anak berkebutuhan khusus. Tapi kalau melihat kondisi penderita down-syndorme, seharusnya aku bisa bersyukur… bukan, bukan niatku untuk ‘merendahkan’, karena aku percaya tiap anak dilahirkan istimewa, apapun dan bagaimanapun kondisi-nya… Tapi yang jelas, tantangan yang harus dihadapi ibu dengan anak down syndrome jelas jauh lebih besar daripada yang kuhadapi saat ini bersama Fachri.

Masih belum cukup, mengalir cerita pula bahwa ayah si anak itu pergi begitu saja setelah tahu anaknya menderita down-syndrome. Meninggalkan istrinya sendirian mengasuh dan menghadapi semua tantangan membesarkan anak berkebutuhan khusus. Benar-benar prung lepas tangan begitu saja… padahal secara fisik sebenernya rumah mereka tidak berjauhan, karena sebelum menikah pasangan suami-istri itu merupakan tetangga sekampung. Lebih menyakitkan bukan ? mendingan sekalian gak ketemu, gak kliatan… daripada masih ketemu tapi gak dianggep, pura-pura gak lihat… therlaluuuuuuw….

Dari sisi finansial pun aku bisa melihat bahwa ibu dan anak tersebut tidak bisa dibilang berlebih. Sang ibu harus bekerja dengan sistem shift tiap harinya dan bepergian kemana-mana naik angkot. Berbeda dengan si ayah kurang ajar yang masih bisa kemana-mana nyetir mobil pribadi. Bisa dilihat kan, siapa yangΒ  kaya hati dan siapa yang cuma kaya harta doang….Β  Aku masih berusaha untuk bisa memahami kegalauan, kepedihan, kudeta hati *haish ketularan vickinglish* si ayah ketika harus menghadapi kenyataan anaknya menderita DS… pasti sangat berat sekali… tapi tetap saja aku tidak bisa mengerti kenapa dia lepas tangan begitu saja…. mbuh lah wis…

Tapi yang jelas aku mendapat pelajaran yang sangat berharga. Sungguh tak pantas aku mengeluh dan sibuk mendongak-dongak melihat keatas mulu, sementara ada yang masih bisa tetap tersenyum dan terus berjalan dengan tabah meskipun menanggung beban yang jauuuh lebih berat daripada aku….

Shame on me….

.

.

.

12 komentar di “Cara Tuhan Mengingatkan

    • iya Uni, jangan jadi kebiasaan liat keatas mulu, bisa kesandung, qiqiqi…

      poto Fachri ada sih, tapi kebanyakan sepaket ama simboknya, padahal penonton udah enek liat simbok-nya narsis, wkwkwwk….

    • siaaaaap…. matur nuwun sanget…. πŸ™‚

      tapi kadang saya merasa nggersulo alias mengeluh adalah privilese saya sebagai manusia je mas, hahaha… tapi ya sebisa mungkin ngeluh saya langsung ke Gusti Allah saja, sang Maha Mendengar dan Maha Menentramkan hati… πŸ™‚

  1. melihat orang lain begitu membuat kita sadar juga ya..
    itu suami kaya gitu banyak deh, kalu anaknya lahir “salah”.. padahal ga ada yang minta anak “salah” toh.. semua itu ujian, dan yang paling banyak yang ga lulus ujian itu para suami.. doh!

    • hehehe…. mungkin karena bonding-nya gak sekuat ibu2 yang mengandung dan melahirkan ya Tin… Tapi di hermina banyak juga kok bapak2 yang ikut nganterin n nungguin anaknya terapi…

  2. Ternyata bukan cuma di atas langit ada langit tapi di bawah tanah juga masih ada tanah…….. maksutnya sesusah-susahnya kita, masih ada yang jauh lebih susah gitu….
    Makasih, Mbok… postingannya menginspirasi….

  3. kita memang perlu sering-sering diingatkan ya maaak….makasih sharingannya…self-center perlu juga lhooo, asal jangan berlebihan hehehehe….intinya menurutku adalah bersyukur dan selalu ingat bahwa Yang Kuasa hanya menguji kita pada sebatas kemampuan kita ….have a great weekend yaaa….

Tinggalkan Balasan ke Iwan Yuliyanto Batalkan balasan