Hajj 1431 H : Mekah

Sebenarnya agak berat juga menuliskan bagian ini, tentang Mekah… tapi mosok ceritanya mau diberhenti-in sampai Dubai doang….. ndak seru lah… *siap-siap membuka kisah*

Jadiiiiiiiiiiii…. begitulah, setelah kira-kira 2 jam penerbangan, kami tiba di bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Capek ? ya iyalah dong deh… sisa capek Cengkareng-Dubai masih ada je. Dan hati juga langsung ketar-ketir, mau berapa lama antrian dimari nih…. pihak biro perjalanan pun jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti bahwa waktu antrian di Jeddah ini tidak bisa diprediksi. Kudu siap sabar, percuma juga nanya-nanya sampai kapan atau sampai berapa lama… wis pokok’e sabar wae. Turun dari pesawat dengan bekal pasrah….

dari pesawat ke ruang tunggu naik bis

Tapi Alhamdulillah antrian tahap pertama alias pemeriksaan dokumen kesehatan tidak memakan waktu lama, trus langsung dipersilahkan lanjut antri di imigrasi. Sempet rada dag-dig-dug, lha wong petugas imigrasinya memegang pasporku lumayan lama…. nekat nanya “is there any problem sir ?” *huhuuuuuy, gue bisa boso linggis*. Dia bilang “No, no problem”. Tapi pasporku masih diewer-ewer aja…. piye kuwi. Tapi yo wis lah, sing sabaaaaaar….

Kelar di imigrasi masih beberapa kali ditanyain dan disuruh menunjukkan paspor, wedew…. tapi yo sabaaaaaar, namanya juga tamu, ya nurut aturan tuan rumah lah. Setelah itu langsung digiring *kebo kaleee, digiring* ke ruang tunggu yang berkursi merah. Baru duduk bentar aku langsung nanya dimana toilet, biasalah… emak-emak, nge-fans banget sama yang namanya toilet. Oh ya, di ruang ini yang ditunggu adalah bis yang akan mengangkut jemaah haji dari Jeddah ke Mekah, jadi bukan nunggu pembagian jatah beras lho ya… *ditoyor juragan beras*

Dan ternyata urusan tunggu menunggu ini tidaklah separah yang aku pikirkan, ternyata diriku telah berburuk sangka gitu lhoo….. *nyengir malu*. Memang masih sekitar 1,5 jam sih, tapi itu pas untuk urusan toilet, makan malam ( nasi kotak tentu sajaaaa…. ), ma sholat magrib dan isya. Jadi ya bengong nunggunya nggak lama. So itu dia bis-nya, ayo bariiiiiiiiiiiissss……

naik bis yuk….

Alhamdulillah dapat bis yang lumayan oke, secara Jeddah-Mekah ( ternyata ) makan waktu 2 jam lebih. Aku yang mikirnya cuma jarak Cengkareng-Rawamangun jadinya sempet pringas-pringis gara-gara pengen ke toilet ( lagi ), hehehehehe…. *maluw*.

Kami sampai di hotel kira-kira jam 2 malam. Bayanganku sih masuk lewat pintu depan dong, secara hotel gitu lho. Tapi ternyata kami masuk lewat pintu belakang yang agak-agak seram gitu, gelap je….. Lha iyalah, lha wong depan hotel tempat kami menginap adalah halaman masjidil Haram, gimana bis mau lewat depan, bisa digetok askar dong….

Lalu sesuai jadwal, kegiatan pertama kami di Mekah adalah melaksanakan Umrah, karena kami melaksanakan Haji Tamattu. Jadi berdasarkan kesepakatan, kami diberi waktu 2 jam untuk bersih-bersih badan di kamar, lalu berkumpul lagi di lobi hotel pukul 4 pagi untuk selanjutnya berangkat menuju ke Masjidil Haram bersama-sama.

di lobi hotel

 

Posisi hotel kami tepat berada didepan Masjidil Haram, dan bagian bawah hotel adalah mall al-barj al bait mekah…. terus terang jadi bikin rada takjub juga, secara mau ke masjid kok ngumpulnya di mall. Jangan-jangan ntar daku malah nyangkut di mall gak jadi ke masjid deh… *kumat noraknya getuu*. Untung mall-nya masih waras, jam 4 pagi belum buka.

bu Adi terbengong-bengong

Setelah semua berkumpul -semuanya 57 orang-, kami lalu dibagi-bagi dalam grup kecil, 6 sampai 8 orang dengan bimbingan 1 mutowwif. Then, Masjidil Haram, here we come….

Sebenernya banyak yang pengen aku tulis, tapi seperti yang sudah aku sampaikan, berat… Mekah menguras emosiku…. ini aja udah pengen nangis, pengen balik lagi…..

Trus jadi inget wejangan dari ustadz, bahwa Mekah adalah ujian. Ujian atas keimanan kita, atas Tauhid kita. Kubus hitam ditengan Masjidil Haram itu hanyalah sebuah benda, tidak mampu mendatangkan manfaat ataupun mudharat apa-apa…. janganlah berlebih-lebihan, tetaplah ingat bahwa Allah-lah yang jadi tujuan….

ini foto di Mekah pertama yang aku ambil dengan kameraku sendiri, dengan pandangan berkabut oleh airmata…… kami datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah….

Haji Tamattu’ :
rangkaian ibadah haji yang mengerjakan umrah terlebih dahulu baru kemudian mengerjakan haji. Jamaah haji yang memilih cara ini wajib membayar dam . Pelaksanaan haji tamattu’ ini dianjurkan kepada seluruh jamaah haji dan petugas haji Indonesia.