girls will be moms, boys will be boys ?

Beberapa hari yang lalu jeng Febbie bikin QN soal kekerasan dalam rumah tangga alias domestic violance, dan tadi pagi aku barusan baca di rubriknya bu Rieny tentang seorang istri yang selama 12 tahun pernikahannya telah di-abuse dengan perselingkuhan berkali-kali oleh suaminya. Walau sudah punya 1 anak, sang suami ternyata masih saja tebar pesona seperti layaknya waktu masih muda dahulu.Tidak ada pukulan tidak ada tamparan fisik, tapi tentu saja sudah jelas dong, bahwa yang namanya abuse tidak melulu berupa tindakan kekerasan fisik, tapi bisa juga berupa kata-kata tajam, hinaan dan juga pengabaian pada kesejahteraan batin sang istri.

Sudah 12 tahun menikah lho, tentunya sudah bukan pemuda lagi kan ? Tapi seorang laki-laki paruh baya dengan kemapanan dan kemapuan finasial yang mantap, seringkali dianggap sebagai paket yang menarik, bahkan bagi perempuan2 muda yang usianya jauh dibawah mereka, kalau masih sama-sama available sih ya gak masalah…. Tapi kalau sudah jadi properti orang itu yang jadi masalah.

Bagaimana dengan perempuan paruh baya yang sudah menyerahkan segalanya untuk mengantar sang paket menarik itu untuk mencapai puncak kesuksesannya ? Terperangkap dalam kondisi 100% tergantung pada suami, tidak ada karir, tidak ada kemampuan, hanya kemapanan ikut suami sajalah yang jadi andalah. Apa yang bisa dilakukan ? Terima saja semua perlakuan buruk, karena memang tidak ada pilihan lain ? *sigh*

Tapi dalam kenyataannya tidak hanya perempuan yang tergantung 100% pada suaminya saja yang menjadi korban kdrt. Bahkan seorang perempuan yang punya kemampuan dan kemerdekaan finansial pun bisa menjadi korban kdrt. Apa yang membuat mereka bertahan ? keyakinan bahwa cinta akan merubah perangi pasangan mereka ? bisa jadi. Walaupun kata orang itu pekerjaan sia-sia, perempuan berharap pasangannya akan berubah, sementara laki-laki mengharapkan pasangannya tidak akan berubah ( terutama berat badannya…. xixixixi ).

Lalu apa lagi yang bisa membuat perempuan bertahan ? Anak-anak… tentu saja anak-anak. Banyak perempuan yang kuat bertahan menghadapi segala macam bentuk kdrt hanya karena tidak ingin anak-anaknya tumbuh tanpa figur seorang ayah…
Girls will be moms…..

*hasil dari bangun tidur baca Nova*

225 komentar di “girls will be moms, boys will be boys ?

  1. yaa ampuuun jadi seharian di hari senin ini TIDUR.. ckckckbuk ping kebanget yaa..Back to Topic.Biasanya memang begitu, wanita kuat2in bertahan. Padahal klo anaknya gak merasa nyaman juga dnegan bapaknya mendukung untuk pisah yaa kena ibunya takut..

  2. pingkanrizkiarto said: erempuan berharap pasangannya akan berubah, sementara laki-laki mengharapkan pasangannya tidak akan berubah ( terutama berat badannya…. xixixixi ).

    KALO NGGAK MAU BERAT BADAN BERUBAH,,,,,SILAHKAN MENCARI YANG EMAN GUDAH OVER…BIAR NGGAK KENTARA PERUBAHANNYA….eits……nggak bermaksud apa2 buat yang over…ini saran buat boys….kekekekekkk

  3. nitafebri said: yaa ampuuun jadi seharian di hari senin ini TIDUR.. ckckckbuk ping kebanget yaa..Back to Topic.Biasanya memang begitu, wanita kuat2in bertahan. Padahal klo anaknya gak merasa nyaman juga dnegan bapaknya mendukung untuk pisah yaa kena ibunya takut..

    mumpung kumendan lagi rapat…. xixixixi…tapi suami yang buruk belum tentu ayah yang buruk juga lho Nit… tapi walaupun begitu tidak ada satupun alasan yang bisa membenarkan kdrt….

  4. elok46 said: mbak nita kalo manggil bu pingaku dulu sempet mikir apanya PING ayipwakakakkakaka maklum ping holic

    ping ayip ki sopo maneeeeeh ?*gak papa-lah bu ping, daripada mbah ping, belum waktunya, xixixi…*

  5. Walaupun kata orang itu pekerjaan sia-sia, perempuan berharap pasangannya akan berubah, sementara laki-laki mengharapkan pasangannya tidak akan berubah ( terutama berat badannya…. xixixixi ).Iki opo ikiiiiiii???mau ngomongin KDRT opo ngelek- ngelek i konco mu bukkkkk???

  6. pingkanrizkiarto said: keyakinan bahwa cinta akan merubah perangi pasangan mereka ? bisa jadi. Walaupun kata orang itu pekerjaan sia-sia

    bagi saya tak ada yg sia-sia buping……ALLAH menjamin, barangsiapa berusaha Dia akan memberi. Bahwa kesetiaan juga sebuah usaha, kesabaran juga sebuah usaha, kepasrahan juga sebuah usaha….

  7. elok46 said: mbak nita kalo manggil bu pingaku dulu sempet mikir apanya PING ayipwakakakkakaka maklum ping holic

    Yang bener dong Elok..masak buk Pink disamain ama kodok ijonya Ayiiiippp…(mbekep mulut dhewe hi hi hi………komporator …..)

  8. adearin said: bagi saya tak ada yg sia-sia buping……ALLAH menjamin, barangsiapa berusaha Dia akan memberi. Bahwa kesetiaan juga sebuah usaha, kesabaran juga sebuah usaha, kepasrahan juga sebuah usaha….

    Dengerin buk..besanku ben sik enom juga WISE…(besannya sopo…..??)

  9. adearin said: bagi saya tak ada yg sia-sia buping……ALLAH menjamin, barangsiapa berusaha Dia akan memberi. Bahwa kesetiaan juga sebuah usaha, kesabaran juga sebuah usaha, kepasrahan juga sebuah usaha….

    tumben komennya maniiiiiiiiiiiisssss…..subhanallah……

  10. adearin said: bukan begitu Mi, cm nyampein apa kt tetangga saja….hihi……

    BTW kalo aku telaah emang dek Wiek jauh lebih wise dari aku..aku bisa aja berteori seperti apa yang Wiek bilang tapi aku lebih setuju ama yang buk Pink bilang it’s a kind of useless thing.(aku sedang mengalami hal ini denga salah satu anggota kel. ku. tolong catet bukan dalam keluarga intiki, bapaknya Uswah sangat sabar. mungkin kalo ada festival nulis KDRT maka dia yang nulis tentang aku yang he he he)

  11. raniuswah said: BTW kalo aku telaah emang dek Wiek jauh lebih wise dari aku..aku bisa aja berteori seperti apa yang Wiek bilang tapi aku lebih setuju ama yang buk Pink bilang it’s a kind of useless thing.

    jangan gitu Mi, sy jd pengen nangis, apalagi kl liat mundur banyak kebelakang…rasa2nya sy ga yakin, kok bisa melewati semuanya. yg tentu saja tak ingin sy umbar di rumah maya ini scr gamblang…btw, biar kenarsisan itu saja yg diliat……..* ngalah2i narsise wong tuwek xixixi

  12. adearin said: jangan gitu Mi, sy jd pengen nangis, apalagi kl liat mundur banyak kebelakang…rasa2nya sy ga yakin, kok bisa melewati semuanya. yg tentu saja tak ingin sy umbar di rumah maya ini scr gamblang…btw, biar kenarsisan itu saja yg diliat……..* ngalah2i narsise wong tuwek xixixi

    aku sedang dan sudah dalam hal ini 7 tahun dan masih belum terpecahkan..susah juga buat cerita..

  13. adearin said: jangan gitu Mi, sy jd pengen nangis, apalagi kl liat mundur banyak kebelakang…rasa2nya sy ga yakin, kok bisa melewati semuanya. yg tentu saja tak ingin sy umbar di rumah maya ini scr gamblang…btw, biar kenarsisan itu saja yg diliat……..* ngalah2i narsise wong tuwek xixixi

    hidup adalah pilihan say…. dan keberanian untuk tetap memegang apa yang sudah diyakini dengan segala konsekwensinya adalah sebuah pilihan yang juga harus dihormati….btw, makin tuwek makin narsis….. asiiiiiiiiiik !!

  14. pingkanrizkiarto said: hidup adalah pilihan say…. dan keberanian untuk tetap memegang pilihan dengan segala konsekwensinya adalah sebuah pilihan yang juga harus dihormati….btw, makin tuwek makin narsis….. asiiiiiiiiiik !!

    tumben komennya lempeng…

  15. pingkanrizkiarto said: Anak-anak… tentu saja anak-anak. Banyak perempuan yang kuat bertahan menghadapi segala macam bentuk kdrt hanya karena tidak ingin anak-anaknya tumbuh tanpa figur seorang ayah…

    iya mba, banyak perempuan ini kuat karena anak..subhanallah

  16. bundaeisha said: iya mba, banyak perempuan ini kuat karena anak..subhanallah

    sembilan bulan sepuluh hari mengandung, bertaruh nyawa melahirkan plus masa-masa menyusui tentu menghasilkan keterikatan batin yang sangat kuat ya jeng, apapun akan dilakukan demi sang anak…. subhanallah..

  17. Dalam kasus para perempuan yang memilih untuk melanjutkan status pernikahan yang menyedihkan seperti ini, sang perempuan lupa bahwa dia memberi model yang salah kepada anak-anaknya, bisa jadi anak-anak (terutama yang laki-laki) akan mengambil pelajaran ini sebagai, “ah ga papa juga laki-laki melakukan abuse kayak gitu, buktinya Mom memilih go on.” Jika anaknya perempuan, si ibu akan memberikan pelajaran yang menghasilkan generasi perempuan yang diabuse diam saja.bisa diperkirakan masa depan masyarakat ini akan seperti apa …

  18. *bingung* apakah selingkuh termasuk KDRT ya? krn entah dlm konteks yg aku pikirkan slingkuh gak termasuk.yg termasuk tuh kekerasan fisik, verbal dan batin. cacian hinaan. kl slingkuh? batin siy, tp masuk ya?*beneran tanya niy*

  19. pingkanrizkiarto said: bu Raniiiiiiii….. ditanyain besan tuuuuuuuuh………

    yang ditanyain itu dirimu jeeeng..bangun tidur terus em pi an terus kapan shalatnya….????lagian yang mau 40 an terus bingung sopo??aku sih belum tuek…. baru sepuh doang. Buuuuukkkk

  20. depingacygacy said: Padahal bpk yg tukang abuse jg ga layak jd figur ayah yo bu*asah golok buat nyunat yg tukang selingkuh!*

    jangan diasah mak e Depin biar tumpul aja biar agak lamaaa gitu coploknya..

  21. rirhikyu said: *bingung* apakah selingkuh termasuk KDRT ya? krn entah dlm konteks yg aku pikirkan slingkuh gak termasuk.yg termasuk tuh kekerasan fisik, verbal dan batin. cacian hinaan. kl slingkuh? batin siy, tp masuk ya?*beneran tanya niy*

    Mbak Feb,selingkuh itu kekerasan terhadap psikis. jadi itu adalah kekerasan juga. bahkan dampaknya terhadap jiwa dan fisik lebih menyakitkan.begitu loo…

  22. aduh kemana aja aku ini kok gak baca postingan menarik ini…hehehe…that’s why buk…aku sllu berpikiran klo perempuan tu harus punya power…bisa berupa otak yg encer, kemampuan finansial, pekerjaan..jadi tidak menjadi sansak hidup atau hidup terjajah oleh suami… .bagi saya punya uang dr keringat sendiri lebih maknyus drpd nodongkan tangan e suami ( sorry klo ada yg gak berkenan )

  23. @ibunya maizaAku setuju bu, kl dibilang perempuan hrs punya power. Tp keknya kl mdl2 phisik abuse gini power yg dibutuhkan bukan cuma yg nyangkut materi d.Nurutku yg lbh menentukan adl cara pikir si istri, kemandirian dan keberanian mengambil sikap dan keputusan.

  24. depingacygacy said: @ibunya maizaAku setuju bu, kl dibilang perempuan hrs punya power. Tp keknya kl mdl2 phisik abuse gini power yg dibutuhkan bukan cuma yg nyangkut materi d.Nurutku yg lbh menentukan adl cara pikir si istri, kemandirian dan keberanian mengambil sikap dan keputusan.

    maksud e pie buk ? harus bisa jadiin pasangan hidup (mi sua) jadi sansak juga??dimana ya tempat latihan tinju??

  25. depingacygacy said: @mba raniJebul memang sadis yo…ckckckck…

    kalo yang disunat anak sholeh emang pisonya kudu tajem marem,, kalo wong selingkuh pisonya diasah juga ya.. keenakan serasa lagi ikutan sunatan gratis. gitu lo mak’ Depin

  26. Bukan mba ran.Aku mlh setuju koq kl wanita itu hrs punya power, pekerjaan, kemampuan finansial, otak encer kek kata ibunya maiza.Tp kadang, n ga sedikit, perempuan yg hebat dimasyarakat tetep aja di abuse ma suami sendiri. Diselingkuhi, dimaki, ga dianggep dirumah sendiri, kadang jadi sansak juga.Lah kl udah gt kan yg penting bukan cuma kemampuan dia diluar tp jg gmn mental si istri, kemandirian berpikirnya.Berani kagak dia menentukan sikap. Melawan abuse itu.Berani ga bertindak? Lapor polisi kalo dipukuli ato yg minta cerai kl diselingkuhi berkali2. Byk lho mba yg milih menjalani hdp pernikahan yg ga sehat cuma krn takut dpt predikat janda.

  27. raniuswah said: Mbak Feb,selingkuh itu kekerasan terhadap psikis. jadi itu adalah kekerasan juga. bahkan dampaknya terhadap jiwa dan fisik lebih menyakitkan.begitu loo…

    wakakakaka… hmmm entah lah, KDRT yang beneran aku siy lebih mikir ke fisik en verbal ya.Kalau slingkuh dah masalah hati dan kesetiaan en iman ^_^Entah bisa KDRT or kaga kategorinya.walau emank bener seperti yang dibilang itu di quote ini. ^^Memank sakit, namun kalau seandainya kaga ketahuan, atau seandainya dia nutupin kl dia slingkuh dengan cara makin care ama keluarga (ini banyak loh) en istrinya makin merasa kl suaminya makin cinta ama dia (berlaku sebaliknya istri ke suami) . Apakah ini KDRT jg? *just sharing loh, bukan membenarkan perslingkuhan*

  28. kurniarachman said: Aku jg baca novanya mbak, menyedihkan memang..mudah2an kita terhindarkan dr kejadian begini

    iya jeng….tapi berharap juga semoga tidak ada lagi perempuan yang teraniaya, siapapun dia, amiiiin…..

  29. rirhikyu said: wakakakaka… hmmm entah lah, KDRT yang beneran aku siy lebih mikir ke fisik en verbal ya.Kalau slingkuh dah masalah hati dan kesetiaan en iman ^_^Entah bisa KDRT or kaga kategorinya.walau emank bener seperti yang dibilang itu di quote ini. ^^Memank sakit, namun kalau seandainya kaga ketahuan, atau seandainya dia nutupin kl dia slingkuh dengan cara makin care ama keluarga (ini banyak loh) en istrinya makin merasa kl suaminya makin cinta ama dia (berlaku sebaliknya istri ke suami) . Apakah ini KDRT jg? *just sharing loh, bukan membenarkan perslingkuhan*

    sebenernya setiap istri mustinya tau kapan sedang di selingkuhi ama suami. Indra ke6 itu lo mbak Feb. Kita pasti tau kalo ada samting wong ama orang terdekat kita kan??(anak/ suami bahkan kadang sahabat)dan emang masuk dalam KDRT.hal ini juga menjadi salah faktor yang memudahkan proses sidang cerai di KUA. karena para pelakunya dikategorikan pelaku KDRT biasanya mereka sulit mendapat hak asuh bagi anak mereka dalam putusan sidang cerai itu.(musti hati- hati ya kalo suami makin sayang ama kita jangan- jangan ….) Inget loh bu Pink nasehat jeng Febi ini..

  30. afemaleguest said: bisa diperkirakan masa depan masyarakat ini akan seperti apa ..

    setuju jeng, mengerikan sekali…tapi kadang ada perempuan yang sedemikian “pandai”-nya ( atau bodohnya ya ? ) dalam menyembunyikan kekerasan yang diterimanya, apalagi jika kekerasan itu tidak meninggalkan bekas secara fisik…

  31. rirhikyu said: *bingung* apakah selingkuh termasuk KDRT ya? krn entah dlm konteks yg aku pikirkan slingkuh gak termasuk.yg termasuk tuh kekerasan fisik, verbal dan batin. cacian hinaan. kl slingkuh? batin siy, tp masuk ya?*beneran tanya niy*

    menurut aku sih termasuk Feb…rasa sakit tidak hanya bisa dirasakan oleh badan, tapi juga batin…

  32. pingkanrizkiarto said: setuju jeng, mengerikan sekali…tapi kadang ada perempuan yang sedemikian “pandai”-nya ( atau bodohnya ya ? ) dalam menyembunyikan kekerasan yang diterimanya, apalagi jika kekerasan itu tidak meninggalkan bekas secara fisik…

    pastinya bukan aku…

  33. raniuswah said: yang ditanyain itu dirimu jeeeng..bangun tidur terus em pi an terus kapan shalatnya….????lagian yang mau 40 an terus bingung sopo??aku sih belum tuek…. baru sepuh doang. Buuuuukkkk

    oooooh…. aku to ?coba ulangi lagi pertanyaannya ?

  34. raniuswah said: Mbak Feb,selingkuh itu kekerasan terhadap psikis. jadi itu adalah kekerasan juga. bahkan dampaknya terhadap jiwa dan fisik lebih menyakitkan.begitu loo…

    kayaknya kali ini kudu akur deh ama ibu yang satu ini…

  35. ibunyamaiza said: aduh kemana aja aku ini kok gak baca postingan menarik ini…hehehe…that’s why buk…aku sllu berpikiran klo perempuan tu harus punya power…bisa berupa otak yg encer, kemampuan finansial, pekerjaan..jadi tidak menjadi sansak hidup atau hidup terjajah oleh suami… .bagi saya punya uang dr keringat sendiri lebih maknyus drpd nodongkan tangan e suami ( sorry klo ada yg gak berkenan )

    aduuuh…. dipuji duluan, makasih ya jeng….. *kumat narsis’e*itu yang dulu selalu diajarkan oleh bapakku jeng, dan sekarang itu juga yang aku ajarkan ke anak perempuanku… kalau menurut istilah bapakku, perempuan itu harus punya kekuatan ekonomi…

  36. depingacygacy said: @ibunya maizaAku setuju bu, kl dibilang perempuan hrs punya power. Tp keknya kl mdl2 phisik abuse gini power yg dibutuhkan bukan cuma yg nyangkut materi d.Nurutku yg lbh menentukan adl cara pikir si istri, kemandirian dan keberanian mengambil sikap dan keputusan.

    ngomongnya masih sambil ngasah golok niy ?

  37. pingkanrizkiarto said: aduuuh…. dipuji duluan, makasih ya jeng….. *kumat narsis’e*itu yang dulu selalu diajarkan oleh bapakku jeng, dan sekarang itu juga yang aku ajarkan ke anak perempuanku… kalau menurut istilah bapakku, perempuan itu harus punya kekuatan ekonomi…

    itu juga yang mau ku ajarkan ke mantu- mantuku…(Besan- besan coba pada ngumpul di rumah buk Pink nih ada berita penting.. Awas ya gak boleh ngeluarin kata- kata TUEK disini…)

  38. raniuswah said: maksud e pie buk ? harus bisa jadiin pasangan hidup (mi sua) jadi sansak juga??dimana ya tempat latihan tinju??

    kadang perempuan tidak berani mengambil langkah karena takut, seperti takut pada stigma masyarakat yang kadang sadis dalam memandang kedudukan janda, apalagi janda cerai… suatu hal yg sangat tidak adil, tapi kenyataan seperti itu memang ada… perlu keberanian untuk mengambil sikap dan keputusan

  39. raniuswah said: kalo yang disunat anak sholeh emang pisonya kudu tajem marem,, kalo wong selingkuh pisonya diasah juga ya.. keenakan serasa lagi ikutan sunatan gratis. gitu lo mak’ Depin

    tambah jelas sadis’e….

  40. depingacygacy said: Byk lho mba yg milih menjalani hdp pernikahan yg ga sehat cuma krn takut dpt predikat janda.

    nah itu dia yang aku maksud…belum lagi pikiran bagaimana nanti anak-anaknya kalau mendapat cap anak-anak broken home…. jadilah si perempuan membangun kebahagiaan semu, kadang mereka begitu “pintar” sampai anak-anaknya pun tidak tahu bahwa ibu mereka adalah korban kdrt…. ingat kdrt tidak hanya berupa siksaan fisik…

  41. rirhikyu said: atau seandainya dia nutupin kl dia slingkuh dengan cara makin care ama keluarga (ini banyak loh) en istrinya makin merasa kl suaminya makin cinta ama dia (berlaku sebaliknya istri ke suami) .

    itu alasan yg sering dipakai para peselingkuh lho Feb…. xixixixi…. syerem ah, tapi jawabannya satu aja, apa enaknya ditipu ?sudah tahu perselingkuhan akan menyakiti hati pasangannya, tapi masih dilakukan juga, apa itu namanya cinta ? Kalau cinta ya jangan selingkuh dong…. jangan pula cari2 alasan dan pembenaran….

  42. raniuswah said: musti hati- hati ya kalo suami makin sayang ama kita jangan- jangan ….) Inget loh bu Pink nasehat jeng Febi ini..

    jadi makin cuek berarti makin cinta gitu ? ogah aaaaaaaah…..kalo cinta jangan selingkuh, wis itu aja !!

  43. pingkanrizkiarto said: jadi makin cuek berarti makin cinta gitu ? ogah aaaaaaaah…..kalo cinta jangan selingkuh, wis itu aja !!

    walah kok jadi nesu…wedhi aku…gak gitu buk, kalo makin sayang aja harus deteksi dini apalagi kalo makin ceuk ya suek tho…ini maksudnya harus mengasah ketajaman nalar kita sebagai istri.masalah selingkuh kan bukan kita yang jadi pelakunya ini lagi bahas suami..kan kita gak bisa maksa orang buat gak selingkuh..so cuma buat waspadalah. waspadalah..kalo buk Pink, aku yo insya Allah gak selingkuh buk….moga2 suami kita juga nggak. cuma kalo mulai rada aneh ya harus di bawa ke laboratorium juga buat check up sebelum di bawa ke sasana tinju Emak Depin…(nyodorin gelungan tissue….)

  44. pingkanrizkiarto said: itu alasan yg sering dipakai para peselingkuh lho Feb…. xixixixi…. syerem ah, tapi jawabannya satu aja, apa enaknya ditipu ?sudah tahu perselingkuhan akan menyakiti hati pasangannya, tapi masih dilakukan juga, apa itu namanya cinta ? Kalau cinta ya jangan selingkuh dong…. jangan pula cari2 alasan dan pembenaran….

    mbak kalo otak para pelaku itu seperti yang mbak Pink tulis ini yo gak ono yang selingkih selingkah mbak..itu kan terjadi karena ada kesalahan pola mikirnya korslet..tinggal perempuannya mau bersabar dan coba meluruskan, memaafkan dan bertahan atau minta resign + minta bayar ganti ruginya..balik lagi ke perempuan apa yang mau kita kerjain kalo ini terjadi…(sabar balesannya surga, kalo gak kuat cerai juga Allah ijinkan biarpun Allah gak suka)

  45. raniuswah said: mbak kalo otak para pelaku itu seperti yang mbak Pink tulis ini yo gak ono yang selingkih selingkah mbak..itu kan terjadi karena ada kesalahan pola mikirnya korslet..

    ya mauku kan jangan ada yang konslet jeng….:)

  46. raniuswah said: sabar balesannya surga, kalo gak kuat cerai juga Allah ijinkan biarpun Allah gak suk

    tapi kalau dengan sabar malah jadi menyediakan role model yang salah ke anak-anak seperti yg jeng nana tulis diatas itu piye ?

  47. pingkanrizkiarto said: tapi kalau dengan sabar malah jadi menyediakan role model yang salah ke anak-anak seperti yg jeng nana tulis diatas itu piye ?

    memang buk Pink,dalam stiap keputusan ada konsekwensi yang harus diambil. Buat yang milih bersabar, pasti akan membarenginya dengan berdo’a. Nah yang maha membolak- balik hati kan Dia. Ada juga yang doanya dijawab, suami berubah total balik ke istrinya &keluarga 10000% ada juga yang tetap jadi ujian buat anak istrinya.Memang anak akan belajar beberapa hal dari kondisi yang tidak sehat ini. Ibu harus sangat aktif berperan disini. buat boysnya tanamkan bahwa ibu bertahan karena ibu sayang ayah, sayang kalian, kalian harus sayang ayah, ibu dan semua saudara2. Besok kalo sudah besar jangan kerjain hal yang sama seperti ayah kalian. Tanamkan bahwa ayahnya salah, ajak terus mereka berdo’a bareng. minta ke Allah bareng (harus kuat dan sabar banget buk buat yang ambil pilihan ini). Dari sini anak perempuannya juga bisa mengambil pelajaran bahwa berkeluarga tidak melulu manis, ada cobaan seperti ini di dalamnya. mereka bisa dikasih gambaran oleh si ibu bahwa cobaan dalam RT salah satunya begitu. ajarkan anak untuk bersabar karena Allah bales istri2 yang bersabar dengan surga.Tapi saranku kalo sudah bersabar masih terus berulang hal yang sama berkali- kali , perempuan harus berani mengambil keputusan, karena Allah juga tidak memaksa kita menzolimi diri sendiri. ada pintu solusi yang Allah sediakan, Allah ijinkan. Ingat bukan Allah sarankan..OKEH??ustdzah banget yaaaK???

  48. pingkanrizkiarto said: kadang perempuan tidak berani mengambil langkah karena takut, seperti takut pada stigma masyarakat yang kadang sadis dalam memandang kedudukan janda, apalagi janda cerai… suatu hal yg sangat tidak adil, tapi kenyataan seperti itu memang ada… perlu keberanian untuk mengambil sikap dan keputusan

    setujuh…

  49. pingkanrizkiarto said: perlu keberanian untuk mengambil sikap dan keputusan

    Keberanian ini yg luar biasa berat utk dilakoni oleh pr yg terikat dlm pernikahan yg tdk membahagiakannya…OOT:Aku jadi senyum2 kecut baca reply2 Mba dengan teman2 Mba, hehehe 😀

  50. pingkanrizkiarto said: ingat kdrt tidak hanya berupa siksaan fisik

    Batas kekerasan emosi ini yg ‘kabur’ Mba.Bagi sebagian orang, kekerasan emosi adl ketika dimaki2, bagi sebagian orang lain, adl ketika ia tidak diizinkan mengaktualisasikan dirinya, dstnya dstnya dstnya….Sigh… sangat beragam bukan definisinya…

  51. pingkanrizkiarto said: mo gantiin bang Napi ?deteksi dini tapi jangan sampai terjerumus ke paranoid yaaaa ? xixixixi……

    emang lagi buka lowongan…??mikir2 mau ngelamar supaya jadi wanita mandiri kaya nasehat maknya Depin..

  52. imazahra said: Batas kekerasan emosi ini yg ‘kabur’ Mba.Bagi sebagian orang, kekerasan emosi adl ketika dimaki2, bagi sebagian orang lain, adl ketika ia tidak diizinkan mengaktualisasikan dirinya, dstnya dstnya dstnya….Sigh… sangat beragam bukan definisinya…

    betul..waktu berasa ada kekerasan yang dirasa apapun bentuknya langsung ajak suami bicara…let him know kalo kita ngerasa sakit..bilang juga maunya kita gimana..(wee buka kartu)

  53. depingacygacy said: Nurutku yg lbh menentukan adl cara pikir si istri, kemandirian dan keberanian mengambil sikap dan keputusan.

    Mak Depin…Nah salah satunya emang kita harus punya otak yg encer…( analog untuk emosi yg matang dan pola pikir yg cerdas ).

  54. raniuswah said: waktu berasa ada kekerasan yang dirasa apapun bentuknya langsung ajak suami bicara…let him know kalo kita ngerasa sakit.

    Persoalan yg dihadapi teman2ku adl, dia dan suaminya sudah berbeda sudut pandang dlm mendefinisikan RT ideal, sehingga ujung2nya ribut, krn sudut pandang yg beda ini.Mereka sudah mencoba berkompromi, tapi tetap saja sulit, krn perbedaan background dan sudut pandang dlm melihat sesuatu itu.Nah, kalau sdh spt ini, apakah cerai yg sebaiknya diambil, Mba?Gakpapa kan ikut nanya sekalian di sini, hehehe…

  55. imazahra said: Persoalan yg dihadapi teman2ku adl, dia dan suaminya sudah berbeda sudut pandang dlm mendefinisikan RT ideal, sehingga ujung2nya ribut, krn sudut pandang yg beda ini.Mereka sudah mencoba berkompromi, tapi tetap saja sulit, krn perbedaan background dan sudut pandang dlm melihat sesuatu itu.Nah, kalau sdh spt ini, apakah cerai yg sebaiknya diambil, Mba?Gakpapa kan ikut nanya sekalian di sini, hehehe…

    ya itulah Ma..kalo kita sudah dalam frame yang namanya rumah tangga kita juga harus sadar bahwa kita harus bertanggung jawab dalam segala masalah yang timbul di dalamnya. (nggak boleh cengeng dan hanya menyalahkan suami, evaluasi diri kita, gak selamanya juga kita bnere looo)Menikah dengan laki2/ orang tersebut adalah pilihan kita. Harusnya kita sebagai perempuan menggunakan semaksimalkan kecerdasan yan Allah kasih buat kita. Kalo udah kritis begitu beda sudut pandang ya harus duduk bareng. harus mau dan harus berani. Bicara berdua ini maunya apa. maunya bagaimana. sesudah berdua bicara maunya apa dan gimana maka berdua saling bertanya apa aku masih mau dan masih bersedia hidup dengan dia. kalo jawabnya YA, maka harus di buat kesepakatan baru yang diambil dari list masing2 tadi ada pengabungan revisi visi dan misi, ada yang ditambahkan ada juga yang dibuang dari list masing2 tadi. buat jadi 1 list baru yang disepakati berdua. terus dua- duannya harus konsekwen dan konsisten dengan kesepakatan barunya.Kalo hasil rembukannya masing2 mau bertahan pada prinsip masing2 gak mau berubah dan memilih pisah ya udah.. dari pada bersatu tapi gak ada kesamaan tujuan dan sudut pandang sulit. Silahkan aja mereka berpisah (cata: harus bicara dulu, rembukan dulu, cari apa yangm ereka mau, apa yang jadi ganjelan antara mereka) biasanya untuk yang begini perlu ada bantuan dari pihak ke tiga biasanya yang lebih tua. Bisa ortu, paman, bibi yang dianggap bijak.Dan sering2 kalo ini dijalankan akan ada penyegaran masing2 sadar kalo selama ini salah, masing2 berusaha berubah jadi a new me.Coba deh kasih masukan temennya Ma..Yang begini ini harusnya disepakati sebelum menikah. kalo visi misi udah beda dan gak mau menyamakan sebaiknya nggak usah dipaksakan menikah dengan orang yang gak mau satu perahu ama kita ke pulau tujuan bersama. gak enak kan satu keluarga tapi beda2 cara fikir dan pandangnya. akan lebih banyak ributnya daripada nyaman tentram, gak ada sakinah mawaddahnya ya susah juga buat dapet rahmah Nya…

  56. raniuswah said: memang buk Pink,dalam stiap keputusan ada konsekwensi yang harus diambil. Buat yang milih bersabar, pasti akan membarenginya dengan berdo’a. Nah yang maha membolak- balik hati kan Dia. Ada juga yang doanya dijawab, suami berubah total balik ke istrinya &keluarga 10000% ada juga yang tetap jadi ujian buat anak istrinya.Memang anak akan belajar beberapa hal dari kondisi yang tidak sehat ini. Ibu harus sangat aktif berperan disini. buat boysnya tanamkan bahwa ibu bertahan karena ibu sayang ayah, sayang kalian, kalian harus sayang ayah, ibu dan semua saudara2. Besok kalo sudah besar jangan kerjain hal yang sama seperti ayah kalian. Tanamkan bahwa ayahnya salah, ajak terus mereka berdo’a bareng. minta ke Allah bareng (harus kuat dan sabar banget buk buat yang ambil pilihan ini). Dari sini anak perempuannya juga bisa mengambil pelajaran bahwa berkeluarga tidak melulu manis, ada cobaan seperti ini di dalamnya. mereka bisa dikasih gambaran oleh si ibu bahwa cobaan dalam RT salah satunya begitu. ajarkan anak untuk bersabar karena Allah bales istri2 yang bersabar dengan surga.Tapi saranku kalo sudah bersabar masih terus berulang hal yang sama berkali- kali , perempuan harus berani mengambil keputusan, karena Allah juga tidak memaksa kita menzolimi diri sendiri. ada pintu solusi yang Allah sediakan, Allah ijinkan. Ingat bukan Allah sarankan..OKEH??ustdzah banget yaaaK???

    *ndlongop…. melongo….. terpesona….*

  57. imazahra said: Bagi sebagian orang, kekerasan emosi adl ketika dimaki2, bagi sebagian orang lain, adl ketika ia tidak diizinkan mengaktualisasikan dirinya, dstnya dstnya dstnya….Sigh… sangat beragam bukan definisinya…

    jujur…aku belum mikir sampai segitu…. banyak banget ternyata ya ?

  58. depingacygacy said: @bu ping*bisik2* bu, mba rani kae berkepribadian ganda yo? *moco komene mba rani sing nggawe bu ping ndomblong*

    woooiii..ngomong opa kui..???mending pribadian ganda toh dari pada kelamin ganda

  59. pingkanrizkiarto said: *kebayang jeng Rani latihan tinju*

    alaaah..alaaah..ada temenku yang jadi bulan- bulanan suaminya kadang2 bengepnya masih keliatan tapi selalu nutupin jatuh dari tempat tidur, kesandung lah..lama2 kita tahu kalo dia jadi sansak kalo suaminya lagi marah- marah…

  60. imazahra said: Persoalan yg dihadapi teman2ku adl, dia dan suaminya sudah berbeda sudut pandang dlm mendefinisikan RT ideal, sehingga ujung2nya ribut, krn sudut pandang yg beda ini.

    perbedaan ini bukan terjadi dengan ujug-ujug alias tiba-tiba begitu saja bukan ? kalau sudah begitu pertanyaan buat mereka masing2 adalah : kemane aje lu selama ini ? xixixix….. maap nih, bukan mau berkata kasar, tapi mmg begini bahasa mak-mak disini…. ( kecuali bu Rani tuh, kepribadian ganda kali…. tumben komennya lempeng ).bek tu topik, bukankan pernikahan terjadi karena merasa cocok satu sama lain ? lha lalu kenapa selanjutnya jadi yang satu ngalor yang satu lagi ngidul ? people change ? ya iya siiiih, people change… jadi tantangannya adalah gimana caranya bisa change together, naik kelas bersama….jangan ujug-ujug makjegagig : kita beda, bubar aja dah !Sampai disini, dengan penuh kesadaran diri, aku memberikan kata setuju untuk komen jeng Rani atas masalah ini….SETUJUUUUUUUUUUUUUU…..

  61. pingkanrizkiarto said: Sampai disini, dengan penuh kesadaran diri, aku memberikan kata setuju untuk komen jeng Rani atas masalah ini….SETUJUUUUUUUUUUUUUU…..

    ini setujuh yang ke tiga apa empat yaaa??abis ini stop ya..ojo melu2 ae setujuh setujuh..mbok sekali2 sepuluh gitu …

  62. raniuswah said: ada temenku yang jadi bulan- bulanan suaminya kadang2 bengepnya masih keliatan tapi selalu nutupin jatuh dari tempat tidur, kesandung lah..lama2 kita tahu kalo dia jadi sansak kalo suaminya lagi marah- marah…

    sing iki aku ra wani komen……*sigh*

  63. pingkanrizkiarto said: cumi buk, cucah mingkem…. pengen nyengir melulu niiiiiih baca komen gak jelaaaaaaaaasssss……

    kemaren bobok..hari ini maenan em piiiiterus kerjanya kapan???seingetku cuma waktu nanya alat2 medis beraliran listrik doang. itu juga banyakan maennya…(LANGSUNG NGUMPETIN SEMUA BAKIAK dari DAERAH RW. MANGUN dan SEKITARNYA…)

  64. raniuswah said: Coba deh kasih masukan temennya Ma..Yang begini ini harusnya disepakati sebelum menikah. kalo visi misi udah beda dan gak mau menyamakan sebaiknya nggak usah dipaksakan menikah dengan orang yang gak mau satu perahu ama kita ke pulau tujuan bersama.

    Mereka sudah mencoba duduk bersama, Mba. Tapi tetap gak bisa disatukan. Karena perbedaan karakter dan terutama visi misi dalam menjalani hidup.Ditambah, suami tipe rumahan, sementara istri tipe yg sangat mobile dan dinamis.Di mata keluarga ‘tradisional’ suami istri ini, istri lah yg bersalah, krn tidak bersedia menjadi istri rumahan saja.Tentang tidak memaksimalkan potensi kecerdasan ketika memilih pasangan, ada sebab2 di luar kuasa mrk berdua, yg akhirnya diputuskan utk tetap menikah.

  65. raniuswah said: yo ojok di komen sing ngguya ngguyu kasian..(sediih….)

    jadinya serba salah ya jeng…. kita pengen nolong tapi gimana caranya, salah-salah malah dianggep mau tau urusan orang…. wong segitunya mereka berusaha untuk menutup-nutupi…. belom lagi kalau si suami merasa bahwa tindakannya adalah benar, bahwa istrinya memang pantas untuk dipukul…. tau ndak jeng, temenku pernah ndampingi seorang ibu yang bibir sobek gara-gara dipukuli suaminya, tapi apa kata suaminya ? dia bilang bibir si istri sobek gara-gara kena giginya sendiri yang tonggos…. Ealaaaaaaaaa…..perlu digebugi jepang sak batalyon kali tu orang…

  66. pingkanrizkiarto said: bukankan pernikahan terjadi karena merasa cocok satu sama lain ? lha lalu kenapa selanjutnya jadi yang satu ngalor yang satu lagi ngidul ? people change ? ya iya siiiih, people change… jadi tantangannya adalah gimana caranya bisa change together, naik kelas bersama.

    Mereka gak bisa change together, karena banyak sebab. Panjang kisahnya, hehehe 😀

  67. pingkanrizkiarto said: jadinya serba salah ya jeng…. kita pengen nolong tapi gimana caranya, salah-salah malah dianggep mau tau urusan orang…. wong segitunya mereka berusaha untuk menutup-nutupi…. belom lagi kalau si suami merasa bahwa tindakannya adalah benar, bahwa istrinya memang pantas untuk dipukul…. tau ndak jeng, temenku pernah ndampingi seorang ibu yang bibir sobek gara-gara dipukuli suaminya, tapi apa kata suaminya ? dia bilang bibir si istri sobek gara-gara kena giginya sendiri yang tonggos…. Ealaaaaaaaaad…..perlu digebugi jepang sak batalyon kali tu orang…

    Astaghfirullah…Ada ya suami yg spt itu…Sakit hati aku Mba tau ini T__T

  68. imazahra said: *membaca dengan seksama dan mengangguk2*Terima ksh sudah berbagi ya Mba. Salut padamu…Kalau mrk ini belum punya anak, Mba.

    apalagi belum punya anak kan mustinya belum terlalu berat ya bebannya….kalo bisa saling evaluasi aja…insya Allah bisa terlalui dengan baik lah..Sabar dan mau berusaha insya Allah bisa..

  69. makasih juga Ma udah gabung..maaf ya kalo bahasanya buk Pink (whuaaaaaa) maksudku bahasaku terlalu gamblang..gak ada maksud menggurui gak ada maksud sok tau.. cuma berdasarkan pengalaman hidup dan pengalaman pribadi seorang emak dari empat anak.semangat ya…!!

  70. teklek, batik, motif kodok ngorek, kelire ijo, seukuran kapal keruk. special request bawahnya dilobangi se ukuran bola bekel..Nggo Mbak Riz sing kulite coklat tapi manis kaya gulali…piye bener rak catetan order ku??

  71. raniuswah said: teklek, batik, motif kodok ngorek, kelire ijo, seukuran kapal keruk. special request bawahnya dilobangi se ukuran bola bekel..Nggo Mbak Riz sing kulite coklat tapi manis kaya gulali…piye bener rak catetan order ku??

    peruntukannya aja yang bener….rikuesnya ? bener sekaliiiiiiiiiiiiii !!

  72. Ngisi absen di jurnal yg ini dulu deh…Diskusinya seru.Buat wanita2 yg merasa disakiti, didzalimi, dikhianati… Semoga AllahSWT memberikan kesabaran, kemudahan dan keberanian dlm menyatakan kebenaran.Women, stand up 4 U’re life!!

  73. makanya… bukannya sok nganeh2in ato mau jd wonder woman, tapi aku prefer bisa cari duit sendiri, meski mgkn hasilnya ndak sebanyak yg dicariin suami, but that’s mine.. jd kalo ada apa2, bukan cuman krn suami main gila, kalo misal *amit amiiittt*, suami dipanggilNya.. kita juga msh bisa mneghidupin diri dan anak.. Pengalaman seorang teman, 16thn diabuse suami, kata2 dan fisik… bertahan krn punya anak 3 dan gak pernah bekerja, akhirnya nekad cere, setelah ortunya menjamin kalo ortunya yg akan menghidupin anak2nya.. ini kasus yg masih beruntungnya ortunya kaya raya, kalo kagak..?? ,bisa2 dia cuman tinggal nama…

Tinggalkan Balasan ke pingkanrizkiarto Batalkan balasan