Vastenburg oh Vastenburg….

Pulang kampung Lebaran kemarin, aku menikmati banget Solo yang terasa dan terlihat makin cantik. Solo city walk, Manahan yang lebih rapi, ponten ( katanya sih karena doeloe ada fountain di situ ) Banjarsari yang sudah kembali pada fungsi semula, Balekambang yang konon juga sudah berbenah –blom sempet nengok sendiri soalnya-. Bangga juga mendengar berbagai event-event kebudayaan yang meramaikan Solo, trus juga proyek Kitab Solo-nya Arswendo Atmowiloto.

Trus sewaktu main ke ngGladag -ceritanya mo belanja batik tuuuuh, ning gak jadi- aku sempet ‘terpesona’ melihat benteng kuno Vastenburg. Lho, dulu-dulu apa ndak pernah lihat ? kemane aje neng ? hehehe… ndak gitu, tapi dulu, seingatku bangunan benteng itu nyaris tertutup oleh bangunan-bangunan lain yang mengitarinya, liar atau nggak aku juga kurang tahu. Yang jelas yang bisa terlihat lumayan jelas hanya gerbang depannya nya yang melengkung itu. Tapi kemarin itu byaaaar… bangunan-bangunan di sekeliling sang benteng itu sudah nggak ada lagi ( tersisa satu bank di depan itu, wis jan njelei deh… )

Jadi aku bisa melihat dengan lebih jelas prejengane sang benteng itu, tembok-temboknya yang tinggi dan tebel, trus ceruk besar di dinding yang membuatku bertanya-tanya dulu itu fungsinya apa ya ? wis pokok’e muterin benteng itu bener-bener membuatku terpesona dan serasa terpelanting ke jaman dulu ( hehehe, lebay banget bahasanya…. ). Ya, cuma muterin diluar doang, nggak deket-deket apalagi sampai masuk, sudah membuatku merasa gemana getoooo….

Fiuuuhh….. dan selanjutnya boleh dong, aku berharap tu benteng akan dibersihkan, dirawat dan di upokoro sebagai warisan budaya, boleh kan ? wong sudah ada penampakannya je…. Tapiiiiii…. Silahkan baca postingan jeng Haley ini sodara-sodara….. hiks….. ijin copas ya Jeng Haley….

REBUT BENTENG VASTENBURG !

Note penuh cinta dari saiyah:
yang sudah baca disini, tak perlu lah rajin2 baca lagi postingan ini. Wong isine podo… 😀 Tapi klu mau ikut berkomentar lagi, atau menanggapi komentar mpers yg lain, ya monggo… silahkann… 🙂

Sampai detik ini saiyah masih terkenang-kenang dengan pagelaran World Heritage Cities Conference dan Solo International Ethnic Music. Dua-duanya membuat hatiku bungah tak terkira. Meski pagelaran kedua ini tak membriku kesempatan membuat putu-putu, bahkan tak menulis sekalimat pun review (banyak ide bersliweran, tapi krn ujan mulu, jadi basah deehhh…:p), tapi kenangan akan pentas musik etnik yang luar biasa dalam pandangan saiyah tak mudah terhapus dalam hitungan waktu.

Apalagi denger-denger, menanggapi 2 kali kesuksesan SIEM, JokoWi mo bangun gedung opera di Solo. Wow, bukankah itu pemikiran yang sangat maju? Apalagi klu dibangun dengan kelayakan sebuah gedung opera bertingkat internasional! Bayangpun, di Indonesia ini belum ada gedung opera berskala internasional, dan klu itu mo dibangun di Solo, apa tidak tambah bangga aku??? Hahahaha

Melihat kota yang semakin menggeliat akhir-akhir ini dengan berbagai acara berbau budaya, aku jadi agak bisa meresapi slogan Solo the Past is Solo the Future (bener gak?). Tapi berita tentang situs Benteng (atau beteng?) Vastenburg hari ini (Kompas Jateng, 4/11/08) mau gak mau tetap memilukan hatiku. Di benteng ini rencananya akan dibangun hotel butik yang lengkap dengan pusat perbelanjaan. Gubrakzzzsss!!!

Saiyah jadi ingat ketika nonton SIEM pertama dan menikmati indahnya benteng Vastenburg. Pada saat bersamaan, dalam hati saiyah mengutuk, mengapa tempat seindah ini dimana semua warga kota bisa berbaur berpesta menikmati pentas musik etnik malah dibiarkan menjadi milik perseorangan.

Well, semua sudah tahu klu benteng ini bukan lagi milik wong Solo, bukan lagimilik pemkot, bukan lagi milik kodim, bukan lagi milik GoI, tapi milik seorang tajir Robby Sumampow karena proses tukar guling. Memang semau-mau dia dong mau bikin apa atas properti miliknya sendiri. Tapi saya tetep ra trimo!! Apalagi Solo baru saja menjadi tuan rumah WHCC dimana salah satu kesepakatannya ialah menjaga dan melindungi warisan budaya lama, termasuk didalamnya bangunan kuno. Akankah Pemkot menjilat ludahnya sendiri dan meloloskan IMB hotel butik tersebut???

Saiyah jadi berpikir, demi menyelamatkan situs tersebut, mengapa kita tidak membeli kembali benteng tersebut?? Berapa sih harganya??? (asli pengangguran nihhh yg tanya kek gini!!! Wakakakkakak) Sebut berapa harganya?

Hanya Jika
lebih banyak lagi orang berpikiran seperti saiyah, mengembalikan Benteng Vastenburg sesuai jati dirinya, saiyah yakin kita bisa menggalang kekuatan untuk ikut mengembalikan situs tersebut.
Pasti Pemkot bisa menjadi bagian fund raiser.
Pasti uang-uang hasil korupsi para birokrat kota tidak akan dicuci di pembangunan rumah ibadah tapi untuk ide ini.
Pasti para hartawan yang dermawan tak pernah ragu mentransfer uangnya.
Pasti para turis domestik dan asing yang mencintai Solo akan bersukarela menyisihkan biaya perjalanannya
Pasti para seleb dunia entertainment dan politik bergandeng tangan berkampanye menggalang dana ratusan juta, bahkan milyar.
Pasti para preman akan datang dengan membawa uang hasil ngompas yang disisihkan

Dan pasti saya pun akan turut serta, bukan sekedar tukang kompor 😀

AYO, KEMBALIKAN BENTENG VASTENBURG KE TANGAN KITA!!!!

Foto Courtesy: Mas Walah

16 komentar di “Vastenburg oh Vastenburg….

  1. salimdarmadi said: Turut mendukung… Kalau Mbak Pingkan kirim surat pembaca ke koran lokal/nasional sepertinya ide yang bagus, berapi-api gitu…

    setuju, ayo mbak pingkan, kirim dong ke surat pembaca…

Tinggalkan Balasan ke pingkanrizkiarto Batalkan balasan